-->
Hubungan Inflasi Suku Bunga Dan Valas
Hubungan Inflasi Suku Bunga Dan Valas
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para andal ekonomi menerangkan bahwa suku bunga efektif untuk memperkuat sektor moneter apabila tidak terdapat faktor- faktor nonekonomis lain yang mengganggu. Dalam upaya mengendalikan inflasi, efektifitas suku bunga menjadi lebih rendah lantaran inflasi selain disebabkan lantaran faktor undangan (core inflation) juga disebabkan oleh faktor penawaran (noise inflation) menyerupai distribusi dan produksi. Hasil penelitian menerangkan bahwa suku bunga memang efektif untuk mengendalikan core inflation, tetapi tidak efektif untuk menekan noise inflation.
melaluiataubersamaini demikian laju inflasi dan tingkat bunga mempunyai kaitan yang erat dalam hubungannya dengan jumlah uang beredar atau dengan kata lain jumlah uang yang beredar berbanding lurus dengan inflasi, kuat positif terhadap pertumbuhan ekonomi namun kuat negatif terhadap suku bunga. Hal ini sanggup dijelaskan dengan kenaikan harga barang dan jasa jawaban undangan yang meningkat serta kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga dan ongkos produksi yang menjadi penyebab utama inflasi. Oleh lantaran itu kenyataan ini berkaitan dengan acara ekonomi yang semakin meningkat sehingga perlu adanya pembiasaan harga dan ongkos produksi. Kegiatan ekonomi meningkat berarti produksi meningkat sehingga peluang kerja meningkat. Untuk membiayai undangan agregat diharapkan sejumlah dana sehingga pemerintah kemudian mengambil langkah berupa penambahan jumlah uang beredar. Dampak inflasi yang tinggi akan menurunkan pendapatan yang riil (pemerintah dan swasta), tingkat bunga tinggi akan menghambat investasi, dan pertumbuhan ekonomi rendah akan memperlambat pembangunan ekonomi.
Tingkat bunga riil ialah tingkat bunga nominal setelah dikurangi inflasi. Agar tingkat bunga riil positif maka tingkat bunga nominal harus lebih tinggi dari inflasi. Di Indonesia laju inflasi umumnya tinggi, maka tingkat bunga nominal harus tinggi, sedangkan tingkat bunga riil sendiri dipengaruhi banyak sekali faktor baik eksternal menyerupai kurs valuta asing, maupun internal menyerupai kredit bermasalah, praktek monopoli dan ekonomi biaya tinggi.
Jadi korelasi inflasi dengan tingkat bunga bukan ialah korelasi yang saling menghipnotis (hubungan kausalitas), akan tetapi tingkat bunga yang dipengaruhi oleh tingkat inflasi, sehingga tingkat inflasi tinggi maka tingkat suku bunga akan lebih tinggi lagi. Jika pemerintah berniat menurunkan tingkat bunga tanpa memperhatikan variabel-variabel yang terkait dengannya, maka tidak secara otomatis akan menurunkan laju inflasi, bahkan justru akan membuat pemerintah menjadi bangkrut.

Kurs Valas
Untuk pemahaman lebih lanjut, maka akan dicoba memilih perubahan kurs USD/JPY yang dipengaruhi oleh tingkat bunga di Amerika dan Jepang. Tingka bunga di Jepang ditetapkan dengan rJPY dan tingkat bunga di Amerika ditetapkan dengan rUSD. Nilai uang tunai Dollar Amerika dinotasikan dengan $ dan nilai uang tunai Dollar Amerika yang dikonversikan dalam Yen Jepang dinotasikan dengan ¥. Kurs USD/JPY pada pertama kesetimbangan ialah USD/JPY(1) dan setelah mengalami perubahan ialah USD/JPY(2). Hubungan tingkat bunga di Jepang dan Amerika dengan perubahan kurs USD/JPY dijelaskan pada bahasan diberikut. Untuk menghemat waktu dan tempat, maka pada goresan pena ini penyelesaian matematisnya tidak dibahas disini, namun spesialuntuk diulas hasil alhasil saja.
Ada dua pendekatan yang sanggup dipakai untuk memprediksi efek perubahan tingkat bunga terhadap perubahan kurs.

Pendekatan Pertama:
Tingkat bunga diartikan sebagai kenaikan nilai mata uang, kemudian perubahan nilai mata uang dipakai sebagai contoh untuk memprediksi pergerakan kurs. Adapun perubahan kurs USD/JPY yang dipengaruhi oleh tingkat bunga dari Jepang dan Amerika sanggup diformulasikan sebagai diberikut:
            Jika tingkat bunga di Jepang lebih tinggi daripada tingkat bunga di Amerika, maka Yen Jepang  mengalami depresiasi dan Dollar Amerika  terapresiasi.

Pendekatan Kedua:
Tingkat bunga diartikan sebagai penurunan harga komoditi, kemudian perubahan harga komoditi dipakai sebagai contoh untuk memprediksi pergerakan kurs. Adapun perubahan kurs USD/JPY yang dipengaruhi oleh tingkat bunga dari Jepang dan Amerika sanggup diformulasikan sebagai diberikut:
Mata uang dari negara yang mempunyai tingkat bunga lebih tinggi daripada negara lain akan mengalami apresiasi. Jka tingkat bunga di Jepang lebih tinggi daripada di Amerika, maka kurs USD/JPY bergerak turun. Dollar Amerika mengalami depresiasi sedangkan Yen Jepang mengalami apresiasi.
Kedua pendekatan di atas memdiberi hasil yang saling berlawanan. Ketika tingkat bunga diartikan sebagai kenaikan nilai mata uang, kemudian nilai mata uang dipakai sebagai contoh untuk memprediksi pergerakan kurs, maka mata uang dari negara yang memikili tingkat bunga lebih tinggi cenderung mengalami depresiasi Ketika tingkat bunga diartikan sebagai penurunan harga komoditi, kemudian harga komoditi dipakai sebagai contoh untuk memprediksi pergerakan kurs, maka mata uang dari negara yang mempunyai tingkat bunga lebih tinggi cenderung mengalami apresiasi.
Materi atau artikel yang mengulas efek faktor-faktor  mendasar ekonomi suatu negara terhadap perubahan nilai tukar valuta aneh sanggup dilihat pada daftar judul artikel di bawah. Untuk membaca artikel yang mengulas efek faktor mendasar terhadap kurs valuta asing

Selengkapnya klik DOWNLOAD

LihatTutupKomentar