-->
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Baron & Byrne (1994) ada dua kelompok faktor yang menghipnotis kepuasan kerja. Faktor pertama yaitu faktor organisasi yang meliputi kecerdikan perusahaan dan iklim kerja. Faktor kedua yaitu faktor individual atau karakteristik karyawan. Pada faktor individual ada dua predictor penting terhadap kepuasan kerja yaitu status dan senioritas. Status kerja yang rendah dan pekerjaan yang rutin akan banyak kemungkinan mendorong karyawan untuk mencari pekerjaan lain, hal itu berarti dua faktor tersebut sanggup mengakibatkan ketidakpuasan kerja dan karyawan yang mempunyai ketertarikan dan tantangan kerja akan lebih merasa puas dengan hasil kerjanya apabila mereka sanggup menuntaskan dengan terbaik. (p.45). Pendekatan Wexley dan Yukl (1977) beropini bahwa pekerjaan yang terbaik bagi penelitian-penelitian wacana kepuasan kerja yakni dengan memperhatikan baik faktor pekerjaan maupun faktor individunya. Faktor-faktor yang menghipnotis kepuasan kerja yaitu penghasilan, kondisi kerja, mutu pengawasan, mitra sekerja, jenis pekerjaan, keamanan kerja dan peluang untuk maju serta faktor individu yang kuat yakni kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya,
nilai-nilai yang dianut dan sifat-sifat kepribadian. (p.35). Pendapat yang lain dikemukan oleh Ghiselli dan Brown, mengemukakan adanya lima faktor yang mengakibatkan kepuasan kerja, yaitu:


a. Kedudukan (posisi)
Umumnya insan beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menawarkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang menghipnotis kepuasan
kerja.

b. Pangkat (golongan)
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan tersebut mempersembahkan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan pujian terhadap kedudukan yang gres itu akan merubah sikap dan perasaannya.

c. Umur
Dinyatakan bahwa ada kekerabatan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur di antara 25 tahun hingga 34 tahun dan umur 40 hingga 45 tahun yakni ialah umur-umur yang bisa mengakibatkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

d. Jaminan finansial dan jaminan sosial
Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan kuat terhadap kepuasan kerja.

e. Mutu pengawasan
Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan karyawan sanggup ditingkatkan melalui perhatian dan kekerabatan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya ialah potongan yang penting dari organisasi kerja (sense of belonging).
As’ad (2004, p. 112).
Sedangkan Faktor-faktor yang mempersembahkan kepuasan kerja berdasarkan Blum (1956) sebagai diberikut :
a. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, akhlak dan harapan.
b. Faktor sosial, meliputi kekerabatan kekeluargaan, pandangan masyarakat, peluang berkreasi, acara perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, dan kekerabatan kemasyarakatan.
c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan peluang untuk maju. Selain itu juga penghargaan terhadap kecakapan, kekerabatan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan dalam menuntaskan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut langsung maupun tugas. As’ad
(2004, p.114).

Berbeda dengan pendapat Blum ada pendapat lain dari Gilmer (1966) wacana faktor-faktor yang menghipnotis kepuasan kerja sebagai diberikut:

a. Kesempatan untuk maju
Dalam hal ini ada tidaknya peluang untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.

b. Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi karyawan laki-laki maupun wanita. Keadaan yang kondusif sangat menghipnotis perasaan karyawan selama kerja.

c. Gaji
Gaji lebih banyak mengakibatkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.

d. Perusahaan dan manajemen
Perusahaan dan administrasi yang baik yakni yang bisa mempersembahkan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang memilih kepuasan kerja karyawan.

e. Pengawasan (Supervise)
Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus atasannya. Supervisi yang jelek sanggup berakibat ketidakhadiran dan turn over.

f. Faktor intrinsik dari pekerjaan
Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar dan gampangnya serta pujian akan kiprah akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

g. Kondisi kerja
Termasuk di sini yakni kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan daerah parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan
Merupakan salah satu sikap yang susah digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.

i. Komunikasi
Komunikasi yang lancar antar karyawan dengan pihak manajemen banyak digunakan alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawannya sangat berperan dalam mengakibatkan rasa puas terhadap kerja.

j. Fasilitas
Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun, atau perumahan ialah standar suatu jabatan dan apabila sanggup dipenuhi akan mengakibatkan rasa puas. As’ad (2004,p. 115)

Penelitian yang dilakukan oleh Caugemi dan Claypool (1978) menemukan bahwa hal-hal yang mengakibatkan rasa puas adalah:
1. Prestasi
2. Penghargaan
3. Kenaikan jabatan
4. Pujian.

Sedangkan faktor-faktor yang mengakibatkan ketidakpuasan adalah:
1. Kebijaksanaan perusahaan
2. Supervisor
3. Kondisi kerja
4. Gaji

Burt mengemukakan pendapatnya wacana faktor-faktor yang sanggup mengakibatkan kepuasan kerja. Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor kekerabatan antar karyawan, antara lain:
a. Hubungan antara manajer dengan karyawan
b. Faktor fisik dan kondisi kerja
c. Hubungan sosial di antara mitra sekerja
d. Emosi dan situasi kerja
2. Faktor individual, yaitu yang bekerjasama dengan:
a. Sikap orang terhadap pekerjaannya
b. Umur orang sewaktu bekerja
c. Jenis kelabuin
3. Faktor-faktor luar (extern), yaitu bekerjasama dengan faktor-faktor yang
mendorong karyawan yang berasal dari luar selain dirinya sendiri, yaitu:
a. Keadaan keluarga karyawan
b. Rekreasi
c. Pendidikan (training, up grading dan sebagainya). As’ad (2004,p.112).

Berdasarkan indikator yang mengakibatkan kepuasan kerja tersebut di atas akan sanggup dipahami sikap individu terhadap pekerjaan yang dilakukan. Karena setiap individu akan mempunyai tingkat kepuasan yang tidak sama-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan adanya perbedaan persepsi pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh hasilnya sumber kepuasan seorang karyawan secara subyektif memilih bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Meskipun untuk batasan kepuasan kerja ini belum ada keseragaman tetapi yang terang sanggup dikatakan bahwa tidak ada prinsip-prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya.


LihatTutupKomentar