Friday, April 13, 2018
Definisi Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi organisasi sudah melahirkan beberapa definisi, di antaranya: Menurut Tagiuri, Iklim Komunikasi Organisasi ialah kualitas yang relatif infinit dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laris mereka serta sanggup diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. (Soemirat,Ardianto, Suminar, 1999: p. 69).
Payne dan Pugh mendefinisikan organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laris dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial. (Soemirat, Ardianto, Suminar,1999: p. 69).
Hillreiger dan Slocum menyampaikan Iklim Komunikasi Organisasi ialah suatu set atribut organisasi, yang mengakibatkan bagaimana berjalannya subsistem organisasi terhadap anggota dan lingkungannya. (Soemirat, Ardianto, Suminar,1999: p. 69).
Redding menyampaikan iklim komunikasi organisasi ialah fungsi acara yang terdapat dalam organisasi untuk memperlihatkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memdiberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memdiberi mereka tanggung balasan dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup ihwal organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang sanggup dipercayai dan terus jelas dari anggota organisasi; secara aktif memdiberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka sanggup melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang berkarakter tinggi dan memdiberi tantangan. (Pace dan Faules, 2002: p.148)
Pace and Faules menyampaikan iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan efek unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. (Pace dan Faules, 2002:p. 149). Dennis mendefinisikan iklim komunikasi organisasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat adil terkena lingkungan internal organisasi, yang mencakup beberapa aspek persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan kekerabatan pesan dengan insiden yang terjadi di dalam organisasi. (Soemirat, Ardianto, Suminar,1999:p.69)
Untuk memperlihatkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memdiberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memdiberi mereka tanggung balasan dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup ihwal organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang sanggup dipercayai dan terus jelas dari anggota organisasi; secara aktif memdiberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka sanggup melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang berkarakter tinggi dan memdiberi tantangan. Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting alasannya secara tidak pribadi iklim komunikasi organisasi sanggup mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing orang, bagaimana acara kerja berlangsung dan bagaimana perkembangan orang-orang di dalam organisasi (Pace dan Faules, 2002: p. 148). Menurut Redding, yang dikutip oleh Pace dan Faules menyatakan bahwa ”iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau metode-metode komunikasi semata-mata dalam membuat suatu organisasi yang efektif“. (Pace dan Faules, 2002:p.149)
Dari sini sanggup dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu perlu untuk diperhatikan semoga sanggup membuat sebuah organisasi yang efektif. Di dalam buku komunikasi organisasi yang ditulis oleh Pace dan Faules menegaskan hal ini dengan mengemukakan bahwa iklim komunikasi tertentu
memdiberi fatwa bagi keputusan dan sikap individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih peluang dalam organisasi secara bersemangat, untuk mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk melakukan kiprah secara kreatif, dan untuk memperlihatkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, tiruana ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif sanggup benar-benar merusak yang dibentuk anggota organisasi terkena bagaimana mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. (Pace dan Faules, 2002: p. 155)
Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif mengakibatkan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. (Arni, 2004: p.84)
Jadi, iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan perjuangan kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2002: p. 155)
Dari sini sanggup dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi mempunyai efek yang cukup penting bagi motivasi kerja dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung janji pada organisasi dan iklim komunikasi yang berpengaruh seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan fatwa organisasi yang lebih mendukung (Pace dan Faules, 2002: p. 156). Hal ini didukung pula Soemirat, Ardianto dan Suminar bahwa iklim komunikasi organisasi yang positif tidak spesialuntuk menguntungkan organisasi namun juga penting bagi kehidupan manusia-manusia di dalam organisasi tersebut. (Ardianto dan Suminar, 1999:p. 68)
Dari uraian di atas terkena iklim komunikasi organisasi, kita sanggup melihat pentingnya kiprah iklim komunikasi organisasi bagi kehidupan sebuah organisasi. Oleh alasannya itu iklim komunikasi organisasi ialah hal penting yang dihentikan diabaikan, tetapi harus diperhatikan oleh organisasi.
2. Perkembangan Iklim Komunikasi di dalam Organisasi
Menurut Pace dan Faules, unsur-unsur dasar organisasi (anggota, pekerjaan, praktik-praktik yang berafiliasi dengan pengelolaan, struktur dan pedomanan) dipahami secara selektif untuk membuat penilaian dan reaksi yang memperlihatkan apakah yang dimaksud oleh setiap unsur dasar tersebut dan seberapa baik unsur-unsur ini beroperasi bagi kebaikan anggota organisasi.
Misalnya, informasi yang cukup ialah sebuah indikasi untuk para anggota organisasi terkena seberapa baik unsur-unsur dasar organisasi itu berfungsi bahu-membahu untuk menyediakan informasi bagi mereka. (Pace dan Faules, 2002: p. 153)
Menurut Pace dan Faules, pemahaman terkena kecukupan informasi mempersembahkan petunjuk kepada para anggota organisasi terkena aspek-aspek organisasi yang ialah salah satu potongan dari iklim komunikasi organisasi.
Persepsi atas kondisi-kondisi kerja, penyeliaan, upah, kenaikan pangkat, kekerabatan dengan rekan-rekan, hukum-hukum dan peraturan organisasi, praktik-praktik pengambilan keputusan, sumber daya yang tersedia dan cara-cara memotivasi kerja anggota organisasi tiruananya membentuk suatu tubuh informasi yang membangun iklim komunikasi organisasi.
Unsur-unsur dalam organisasi tidak secara pribadi membuat iklim komunikasi organisasi, tetapi pengaruhnya terhadap iklim komunikasi organisasi tergantung pada persepsi anggota organisasi terkena nilai dan aturan dan peraturan tersebut, yaitu apakah aturan dan peraturan harus diabaikan?. Makara dengan kata lain, unsur-unsur yang terdapat di dalam organisasi tidak secara otomatis membuat iklim komunikasi organisasi tetapi tergantung kepada persepsi anggota-anggota organisasi terkena unsur-unsur organisasi tersebut.
3. Dimensi Iklim Komunikasi Organisasi
Adapun dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi berdasarkan Pace dan Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (2002: p. 159-160):
1. Kepercayaan
Personel di tiruana tingkat harus berusaha keras untuk membuatkan dan mempertahankan kekerabatan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan dapat dipercaya yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan peserta pesan. Kepercayaan ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempergampang adanya persetujuan yang dibutuhkan antara bawahan dan atasan. (Arni, 2004:p.112)
Hguay(1973) menemukan bahwa makin tinggi kepercayaan cenderung motivasi kerja makin tinggi. (Arni, 2004:p.174)
2. Pembuatan keputusan bersama
Para karyawan di tiruana tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi terkena tiruana dilema dalam tiruana wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di tiruana tingkat harus didiberi peluang
berkomunikasi dan berkonsultasi dengan administrasi di atas mereka semoga berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
Tetapi umumnya pimpinan mau mempersembahkan informasi ke bawah jika merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan itu tetap dipegangnya. (Arni,2004:p.111)
3. Kejujuran
Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai bisa menyampaikan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada mitra sejawat,
bawahan, atau atasan.
4. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah membuktikan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Menurut Lewis(1987) komunikasi ke bawah ialah untuk memberikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul alasannya salah informasi, mencegah kesalahpahaman alasannya kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk mengikuti keadaan dengan perubahan.(Arni,2004:p.108)
Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif praktis memperoleh informasi yang berafiliasi pribadi dengan kiprah mereka ketika itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berafiliasi luas dengan perusahaan,
organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencana.
5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas ialah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini ialah untuk mempersembahkan balikan, mempersembahkan masukan dan mengajukan
pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai imbas pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan(Arni,2004:p.117)
Hambatan dalam Komunikasi ke atas
° Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya.
° Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik kepada dilema mereka.
° Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas
° Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak sanggup mendapatkan dan berespon terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. (Arni,2004:p.119)
6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi Personel di tiruana tingkat dalam organisasi harus memperlihatkan suatu janji terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah-demikian pula memperlihatkan perhatian
besar pada anggota organisasi lainnya. Makara secara singkat, yang termasuk dalam dimensi iklim komunikasi organisasi itu ialah kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan, mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuan-tujuan kinerja tinggi.
Iklim komunikasi organisasi sudah melahirkan beberapa definisi, di antaranya: Menurut Tagiuri, Iklim Komunikasi Organisasi ialah kualitas yang relatif infinit dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laris mereka serta sanggup diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan. (Soemirat,Ardianto, Suminar, 1999: p. 69).
Payne dan Pugh mendefinisikan organisasi sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laris dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial. (Soemirat, Ardianto, Suminar,1999: p. 69).
Hillreiger dan Slocum menyampaikan Iklim Komunikasi Organisasi ialah suatu set atribut organisasi, yang mengakibatkan bagaimana berjalannya subsistem organisasi terhadap anggota dan lingkungannya. (Soemirat, Ardianto, Suminar,1999: p. 69).
Redding menyampaikan iklim komunikasi organisasi ialah fungsi acara yang terdapat dalam organisasi untuk memperlihatkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memdiberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memdiberi mereka tanggung balasan dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup ihwal organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang sanggup dipercayai dan terus jelas dari anggota organisasi; secara aktif memdiberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka sanggup melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang berkarakter tinggi dan memdiberi tantangan. (Pace dan Faules, 2002: p.148)
Pace and Faules menyampaikan iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan efek unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. (Pace dan Faules, 2002:p. 149). Dennis mendefinisikan iklim komunikasi organisasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat adil terkena lingkungan internal organisasi, yang mencakup beberapa aspek persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan kekerabatan pesan dengan insiden yang terjadi di dalam organisasi. (Soemirat, Ardianto, Suminar,1999:p.69)
Untuk memperlihatkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memdiberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memdiberi mereka tanggung balasan dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup ihwal organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang sanggup dipercayai dan terus jelas dari anggota organisasi; secara aktif memdiberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka sanggup melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang berkarakter tinggi dan memdiberi tantangan. Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting alasannya secara tidak pribadi iklim komunikasi organisasi sanggup mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing orang, bagaimana acara kerja berlangsung dan bagaimana perkembangan orang-orang di dalam organisasi (Pace dan Faules, 2002: p. 148). Menurut Redding, yang dikutip oleh Pace dan Faules menyatakan bahwa ”iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau metode-metode komunikasi semata-mata dalam membuat suatu organisasi yang efektif“. (Pace dan Faules, 2002:p.149)
Dari sini sanggup dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu perlu untuk diperhatikan semoga sanggup membuat sebuah organisasi yang efektif. Di dalam buku komunikasi organisasi yang ditulis oleh Pace dan Faules menegaskan hal ini dengan mengemukakan bahwa iklim komunikasi tertentu
memdiberi fatwa bagi keputusan dan sikap individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih peluang dalam organisasi secara bersemangat, untuk mendukung para rekan dan anggota organisasi lainnya, untuk melakukan kiprah secara kreatif, dan untuk memperlihatkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, tiruana ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif sanggup benar-benar merusak yang dibentuk anggota organisasi terkena bagaimana mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. (Pace dan Faules, 2002: p. 155)
Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif mengakibatkan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. (Arni, 2004: p.84)
Jadi, iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan perjuangan kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2002: p. 155)
Dari sini sanggup dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi mempunyai efek yang cukup penting bagi motivasi kerja dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung janji pada organisasi dan iklim komunikasi yang berpengaruh seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan fatwa organisasi yang lebih mendukung (Pace dan Faules, 2002: p. 156). Hal ini didukung pula Soemirat, Ardianto dan Suminar bahwa iklim komunikasi organisasi yang positif tidak spesialuntuk menguntungkan organisasi namun juga penting bagi kehidupan manusia-manusia di dalam organisasi tersebut. (Ardianto dan Suminar, 1999:p. 68)
Dari uraian di atas terkena iklim komunikasi organisasi, kita sanggup melihat pentingnya kiprah iklim komunikasi organisasi bagi kehidupan sebuah organisasi. Oleh alasannya itu iklim komunikasi organisasi ialah hal penting yang dihentikan diabaikan, tetapi harus diperhatikan oleh organisasi.
2. Perkembangan Iklim Komunikasi di dalam Organisasi
Menurut Pace dan Faules, unsur-unsur dasar organisasi (anggota, pekerjaan, praktik-praktik yang berafiliasi dengan pengelolaan, struktur dan pedomanan) dipahami secara selektif untuk membuat penilaian dan reaksi yang memperlihatkan apakah yang dimaksud oleh setiap unsur dasar tersebut dan seberapa baik unsur-unsur ini beroperasi bagi kebaikan anggota organisasi.
Misalnya, informasi yang cukup ialah sebuah indikasi untuk para anggota organisasi terkena seberapa baik unsur-unsur dasar organisasi itu berfungsi bahu-membahu untuk menyediakan informasi bagi mereka. (Pace dan Faules, 2002: p. 153)
Menurut Pace dan Faules, pemahaman terkena kecukupan informasi mempersembahkan petunjuk kepada para anggota organisasi terkena aspek-aspek organisasi yang ialah salah satu potongan dari iklim komunikasi organisasi.
Persepsi atas kondisi-kondisi kerja, penyeliaan, upah, kenaikan pangkat, kekerabatan dengan rekan-rekan, hukum-hukum dan peraturan organisasi, praktik-praktik pengambilan keputusan, sumber daya yang tersedia dan cara-cara memotivasi kerja anggota organisasi tiruananya membentuk suatu tubuh informasi yang membangun iklim komunikasi organisasi.
Unsur-unsur dalam organisasi tidak secara pribadi membuat iklim komunikasi organisasi, tetapi pengaruhnya terhadap iklim komunikasi organisasi tergantung pada persepsi anggota organisasi terkena nilai dan aturan dan peraturan tersebut, yaitu apakah aturan dan peraturan harus diabaikan?. Makara dengan kata lain, unsur-unsur yang terdapat di dalam organisasi tidak secara otomatis membuat iklim komunikasi organisasi tetapi tergantung kepada persepsi anggota-anggota organisasi terkena unsur-unsur organisasi tersebut.
3. Dimensi Iklim Komunikasi Organisasi
Adapun dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi berdasarkan Pace dan Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (2002: p. 159-160):
1. Kepercayaan
Personel di tiruana tingkat harus berusaha keras untuk membuatkan dan mempertahankan kekerabatan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan dapat dipercaya yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan peserta pesan. Kepercayaan ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempergampang adanya persetujuan yang dibutuhkan antara bawahan dan atasan. (Arni, 2004:p.112)
Hguay(1973) menemukan bahwa makin tinggi kepercayaan cenderung motivasi kerja makin tinggi. (Arni, 2004:p.174)
2. Pembuatan keputusan bersama
Para karyawan di tiruana tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi terkena tiruana dilema dalam tiruana wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di tiruana tingkat harus didiberi peluang
berkomunikasi dan berkonsultasi dengan administrasi di atas mereka semoga berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
Tetapi umumnya pimpinan mau mempersembahkan informasi ke bawah jika merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan itu tetap dipegangnya. (Arni,2004:p.111)
3. Kejujuran
Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai bisa menyampaikan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada mitra sejawat,
bawahan, atau atasan.
4. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah membuktikan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Menurut Lewis(1987) komunikasi ke bawah ialah untuk memberikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul alasannya salah informasi, mencegah kesalahpahaman alasannya kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk mengikuti keadaan dengan perubahan.(Arni,2004:p.108)
Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif praktis memperoleh informasi yang berafiliasi pribadi dengan kiprah mereka ketika itu, yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berafiliasi luas dengan perusahaan,
organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencana.
5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas ialah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini ialah untuk mempersembahkan balikan, mempersembahkan masukan dan mengajukan
pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai imbas pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan(Arni,2004:p.117)
Hambatan dalam Komunikasi ke atas
° Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan pikirannya.
° Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik kepada dilema mereka.
° Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas
° Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak sanggup mendapatkan dan berespon terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. (Arni,2004:p.119)
6. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi Personel di tiruana tingkat dalam organisasi harus memperlihatkan suatu janji terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah-demikian pula memperlihatkan perhatian
besar pada anggota organisasi lainnya. Makara secara singkat, yang termasuk dalam dimensi iklim komunikasi organisasi itu ialah kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan, mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuan-tujuan kinerja tinggi.