-->
Makalah Penciptaan Laut
BAB.  I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dari 6.236 ayat AlQur’an, setidaknya ada 40 ayat yang secara khusus membicarakan laut, lautan, dan kelautan. Pada beberapa tempat, kata bahari yang dipakai dimaksudkan secara simbolis untuk menyampaikan keluasan, terutama dalam konteks pemikiran dan ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, ayat-ayat Al-Qur’an tentang lautan ini menyampaikan kepada kita bahwa konstatasi Al-Qur’an tentang lautan ternyata banyak mempunyai kesesuaian dengan hasil observasi dan temuan ilmu pengetahuan modern bidang kelautan dan perikanan.

-          Berikut Ayat yang Khusus membicarakan Laut
(Laut yang Tak Sebanding dengan Luasnya Ilmu Allah)
QS. Al Kahfi (18:109)

Arrtinya :
"Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami hadirkan sebanyak itu pula".

QS. LUQMAN (31:27)

Artinya :
"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan bahari (menjadi tinta), dimenambahkan kepadanya tujuh bahari (lagi) sehabis (kering)nya, pasti tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Menyimak 32 ayat di dalam Al-Qur’an yang menyinggung tentang lautan dan segala rahasianya akan semakin memantapkan keimanan kita bahwa Al-Qur’an mutlak firman Allah SWT. Sungguh mengherankan bila ada insan yang berani menyampaikan bahwa Al-Qur’an, mirip yang dituduhkan oleh orientalis non-muslim, ialah karya besar dari Rasulullah Muhammad SAW yang genius. Tidak masuk nalar apabila seorang Muhammad SAW yang hidup di tengah padang pasir di Jazirah Arab bisa memperbincangkan tentang lautan dengan segala isinya tanpa kehendak Allah.
 Belum lagi dari materi yang dikandung ayat-ayat tadi. melaluiataubersamaini ukuran sains modern, ayat-ayat tersebut bernilai saintifik dan penuh misteri J. Dari segi jumlah ayatnya saja, apabila dibanding antara kata “bahra, bahri, bahru atau lautan” dengan jumlah ayat yang menyebut “barri, barru, atau daratan”, ialah perbandingan yang kurang lebih bersesuaian dengan perbandingan luas lautan dan daratan yang sesungguhnya. “Laut” disebut dalam 32 ayat, sedangkan “Darat” disebut spesialuntuk dalam 13 ayat. Penyebutan dalam pengertian laut,


BAB.  II
PEMBAHASAN

A.    Penciptaan
Para Cendekiawan Barat sudah mengakui tentang kelengkapan dan kesempurnaan isi Al-Qur'an. Edward Gibbon, jago sejarah Inggris (1737-1794), di antaranya yang mengatakan, bahwa Al-Qur'an ialah sebuah kitab agama, yang mengulas tentang masalah-masalah kemajuan, kenegaraan, perniagaan, peradilan, dan undang-undang kemiliteran dalam Islam. Isi Al-Qur'an sangat lengkap, mulai dari urusan ibadah, ketauhidan, hingga soal pekerjaan sehari-hari, mulai dari problem rohani hingga hal-hal jasmani, mulai dari pembicaraan tentang hak-hak dan kewajiban segolongan umat hingga kepada pembicaraan tentang adat dan perangai serta aturan siksa di dunia.
Selain itu Al-Qur'an juga mengambarkan tentang alam semesta dan seisinya."Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk mengambarkan segala sesuatu." (QS. 16/ An-Nahl: 89). Bab ini khusus mengemukakan ayat-ayat Al-Qur'an tentang penciptaan bahari yang menjadi gejala kekuasaan Allah SWT. "Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di bahari dengan (muatan) yang bermanfaa bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, kemudian dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sehabis mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya majemuk binatang, dan perkimasukan angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (tiruana itu) sungguh ialahlanda-tanda (kebemasukan Allah) bagi orang-orang yang mengerti". (QS. 2/ Al-Baqoroh: 164)

B.     Kisah Penciptaan
Pada mulanya, waktu Allah mulai membuat alam semesta, bumi belum berbentuk dan masih kacau. Samudra yang bergelora menutupi segala sesuatu, tetapi kuasa Allah bergerak di atas permukaan air. Allah berkata " Jadilah Terang. Lalu jelas itu ada. Lalu dipisahkannya jelas itu dari petang. Maka Allah menamakan jelas itu " Siang" dan petang itu " Malam " Itulah hari pertama.
Kemudian Allah berkata " jadilah sebuah kuba untuk membagi air itu menjadi dua, dan menahannya dalam dua tempat yang terpisah. Kubah itu dinamakan-Nya " langit" Itulah hari kedua.
Allah berkata lagi : Hendaklah air yang ada di bawah langit mengalir ke satu tempat, sehingga tanah akan kelihatan. Allah menamakan tanah itu " Darat ", dan kumpulan air itu dinamakan " Laut " Hendaklah tanah mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan yaitu jenis yang menghasilkan biji-bijian dan jenis yang menghasilkan buah-buahan. Malam sudah lewat, itulah hari ketiga.
Pada hari keempat Allah bersabda" Hendaklah ada benda-benda jelas di langit unutk menerangi bumi, untuk memisahkan siang dari malam. Maka Allah membentuk dua benda yang terangnya amat besar, yaitu matahari, bulan dan bintang-bintang. Malam lewat, jadilah pagi, itulah hari keempat.
Hari kelima Allah membuat bintang-bintang raksasa laut  dan segala jenis makhluk hidup yang ada di dalam air, segala jenis burung dan segala jenis binatang darat. Allah memberkati dan mempersembahkan perintah kepada makhluk hidup yang ada di dalam air dan udara untuk bertambah banyak.
Hari keenam Allah membuat insan dengan bersabda " Sekarang kita akan membuat insan yang akan menjadi mirip kita dan mirip kita. Mereka akan berkuasa atas ikan-ikan, burung-burung dan tiruana binatang, baik jinak maupun liar, baik besar maupun kecil. Demikian jadilah manusia, pria dan perempuan.Kemudian, Tuhan memberkati mereka dengan ucapan " beranakcuculah yang banyak supaya keturunanmu tinggal dan menguasai muka bumi. Kamu Kutugaskan mengurus ikan-ikan, burung-burung dan tiruana bintang termasuk bintang liar dan melestarikan tumbuh-tumbuhan. Untuk makananmu Kudiberikan segala jenis

C.    Penciptaan Laut
1.      Hikmah Penciptaan Laut dan Air
SWT berfirman dalam  surah An-Nahl ayat 14

Ketahuilah, bergotong-royong Allah SWT   membuat bahari dan me­luaskannya, lantaran sangat besar man­faatnya. Allah membuat bahari mengelilingi daratan yang merupa­kan penggalan dari bumi yang dikelilingi lagi oleh lautan yang luas sehingga tiruana penggalan darat­an dan pepegununganan yang tampak kalau dibandingkan dengan lautan bagaikan bukit yang kecil di lautan yang luas. Ketahuilah, hewan-hewan yang dicipta­kan di darat kalau dibandingkan dengan yang diciptakan di bahari mirip daratan kalau dibandingkan dengan laut­an.
Anda sudah menyaksikan sebagian keajaibannya yang sudah terungkap. Per­hatikanlah keajaiban-keajaiban­nya! Sesung­guhnya hewan-hewan, permata-permata, dan wangi-wangian yang ada di dalamnya berkali-kali lipat dari apa yang kita saksikan di darat, sebagaimana luasnya berkali lipat dibandingkan luas dara­tan. Karena luas­nya, di dalamnya terdapat hewan-hewan yang besar yang, kalau terlihat di darat, orang yang melihatnya akan men­duganya sebagai watu karang, gu­nung, atau pulau. Tidak ada satu je­nis binatang pun di darat me­lainkan ada yang menyerupainya di laut, bahkan dalam jumlah berkali-kali lebih banyak. Di dalam bahari juga terdapat banyak sekali jenis binatang yang tidak dijumpai hewan-hewan mirip itu di darat. Se­muanya sudah diatur oleh Allah Yang Maha Pen­cipta. Dia sudah membuat di dalamnya apa yang diperlukan oleh setiap binatang dan yang baik bagi­nya. Sean­dainya saya sebutkan secara ter­perinci sebagi­an­nya saja, pasti itu akan membutuhkan beberapa jilid buku.
Kemudian pikirkanlah bagaimana Allah men­ciptakan mutiara yang bulat di rumah kerang di dasar laut, bagai­mana Dia memilih keberadaan marjan di samping batu-batu besar di dalam laut. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” (QS Ar-Rahman: 22). Marjan yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an tersebut ialah jenis mutiara yang halus. Kemudian Allah berfirman yang artinya, “Maka nikmat Tuhan engkau yang mana lagi yang engkau dustakan?”
Kemudian perhatikanlah keajaib­an-keajaiban kapal, bagaimana ia ber­layar di permukaan laut, yang hamba-hamba Allah mengada­kan perjalanan untuk mencari harta dan mendapat tujuan-tujuan mereka. Allah menjadi­kan­nya sebagai salah satu gejala kekua­saan-Nya dan nikmat-nikmat-Nya. Allah mengatakan, “Bahtera yang berlayar di bahari membawa apa yang ber­guna bagi manusia.”
Allah menjadikan perahu itu da­pat meng­angkut mereka dan bahan-ba­han bawaan mereka. melaluiataubersamaini bahtera, orang-orang sanggup pindah dari satu tempat ke tempat lain yang tidak sanggup mereka capai kecuali dengan meng­gunakan kapal-kapal. Seandai­nya mereka berusaha mencapainya tanpa memakai kapal, pasti hal itu akan meng­akibatkan kesusahan yang sangat besar. Mereka juga tidak sanggup memindahkan barang-barang yang akan mereka pindahkan ke ne­geri-negeri dan daerah-daerah yang jauh.
Karena Allah ingin berlaku welas asih kepada hamba-hamba-Nya dan ingin memdiberi kegampangan kepada mereka dalam memindahkan barang-barang mereka, Dia membuat kayu-kayu yang sanggup digerakkan oleh udara sehingga sanggup terbawa air dan tetap tidak tenggelam. Dia juga memdiberi ide kepada hamba-hamba-Nya untuk membuat kayu-kayu itu menjadi kapal.

D.    Kekuasaan Allah Pada Penciptaan Laut
a.       (Qur’an 17:67 – Surat al-Isra’)
Artinya :
“Dan apabila engkau ditimpa ancaman di lautan, pasti hilanglah siapa yang engkau seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, engkau berpaling. Dan insan ialah selalu tidak berterima kasih.” [QS. Al-Israa’: 67]

b.       (Qur’an 63:64 – Surat al-An’aam)

Artinya :
Katakanlah: "Siapakah yang sanggup menyelamatkan engkau dari BENCANA di darat dan di laut, yang engkau berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan bunyi yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya kalau Dia menyelamatkan kami dari (BENCANA) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur"".

c.       (Qur’an 30:41 - Ar Rum )

Artinya :
"Telah nampak kerusakan di darat dan di bahari disebabkan lantaran perbuatan tangan manusia, supaya Allah mencicipi kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar)".


E.     Keajaiban yang Allah Ciptakan
Sungai Dalam Laut dan Kebenaran Surat Ar-Rahman 19-20:
"Dua Laut yang Tidak Pernah Bercampur"

a.      Surat  Al Furqan ayat  53
Artinya :
“Dan Dialah yang membiarkan dua bahari yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. “

b.      Surat Ar-Rahman ayat 19-20

Artinya: 
" DibiarkanNya mengalir kedua lautan itu, bertemu satu sama lain. Antara keduanya ada batas yang tidak melampaui."

F.     Awal mula Penciptaan Laut  Menurut Parah Ahli
1.      Laut
Laut ialah kumpulan air asin yang luas dan berafiliasi dengan samudra. Laut ialah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya.
Air bahari ialah adonan dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya mirip garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air bahari ditentukan oleh 96,5% air murni.

2.      Sejarah Laut
Laut, berdasarkan sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana pertamanya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C) lantaran gerahnya Bumi pada dikala itu. Asamnya air bahari terjadi lantaran dikala itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang mengakibatkan tingginya pelapukan dan mengakibatkan bahari menjadi asin mirip kini ini. Pada dikala itu, gelombang tsunami sering terjadi lantaran seringnya asteroid menghantam Bumi. Pasang surut bahari yang terjadi pada dikala itu juga bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya lantaran jarak Bulan yang begitu akrab dengan Bumi.

3.      Awal Mula Laut
Menurut para ahli, pertama mula Thorik terdiri dari banyak sekali versi; salah satu versi yang cukup populer ialah bahwa pada dikala itu Bumi mulai mendingin akhir mulai berkurangnya kegiatan vulkanik, disamping itu atmosfer pada dikala itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap Lahar di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah Laut.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akhir terlarut dalam air bahari dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari sanggup kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air bahari di Bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang pertamanya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akhir hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, mengakibatkan air bahari menjadi semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, plguat Bumi mulai terlihat biru lantaran bahari yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin mendingin lantaran air di bahari berperan dalam menyerap energi gerah yang ada, namun pada dikala itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi.
Kehidupan di Bumi, berdasarkan para ahli, berpertama dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian teori ini masih ialah perdebatan hingga dikala ini.
Pada hasil inovasi geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menyampaikan adanya fosil seukuran beras dari kuman primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawaban pertanyaan tentang saat-saat pertama kehidupan dan di penggalan lautan yang mana terjadi pertama kehidupan tersebut. Sedangkan kelautan itu sendiri ialah ilmu yang mempelajari banyak sekali biota atau makhluk hidup di bahari yang perlu dimanfaatkan melalui perjuangan perikanan dan kelautan.

G.    Rasio Luas Daratan-Laut Dalam Al-Quran
Dalam Al-Quran, kata “daratan” disebutkan sebanyak 13 kali, dan kata “laut” sebanyak 32 kali, sehingga totalnya ialah 45. Bila akan dibentuk persentase, maka daratan ialah (13:45)x100 = 28,8888888889%, dan lautan ialah (32:45)x100 = 71,11111111111%.
Di plguat Bumi, luas lautan ialah ±361 juta km persegi, dan luas daratan ialah ±149 juta km persegi, sehingga luas lautan ialah ±71% dan luas daratan ialah ±29%, dengan perbandingan 7:3 (dibulatkan).


BAB.  III
PENUTUP

-          Demikian makalah ini penulis laporkan, semoga menjadi tolak ukur evaluasi kemampuan penulis dan menjadi materi pembelajaran bagi pembaca.
-          Terima kasih atas perhatian dan partisipasinya. Kami ucapkan mohon ma’af yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan.

A.    Kesimpulan
-          Laut ialah kumpulan air asin yang luas dan berafiliasi dengan samudra. Laut ialah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya.
-          Dalam Al-Quran, kata “daratan” disebutkan sebanyak 13 kali, dan kata “laut” sebanyak 32 kali, sehingga totalnya ialah 45. Bila akan dibentuk persentase, maka daratan ialah (13:45)x100 = 28,8888888889%, dan lautan ialah (32:45)x100 = 71,11111111111%.
-          Pada beberapa tempat, kata bahari yang dipakai dimaksudkan secara simbolis untuk menyampaikan keluasan, terutama dalam konteks pemikiran dan ilmu pengetahuan.

B.     Saran
Dari pembahasan di atas, penulis spesialuntuk bisa menyarankan supaya pembaca senantiasa meningkatkan semangat keilmuannya dengan tidak melupakan nilai-nilai dari induk segala ilmu, yaitu Al-Qur’an. Adapun dari Pembahasan terkena  Penciptaan bahari inimngkin masih banyak belum sempurnanya, baik di segi penulisan ataupun di dari penyusunan kalimat dan kata-katanya,oleh sebap itu penulis minta maaf sebesar-besarnya kepada dosen dan mahasiswa tiruana, terimakasih     

Selengkapnya Klik DOWNLOAD

LihatTutupKomentar