Thursday, December 20, 2018
Apa yang di maksud dengan intangible asset? The New York Times Dictionary of Money and Investing (Gillis, 2003) mendefinisikan intangible asset sebagai "a legal claim to some future benefit, typically a claim to future cash. Simply put, an intangible asset is an asset that is not physical in nature. Definisi ini sejalan dengan dua syarat utama assets, yaitu (1) sacrifices made dan (2) future economic benefits. Intangible asset juga dikenal dengan intellectual assets, intellectual capital, intellectual property, atau knowledge capital. misal-contohnya mencakup copyrights, patents, intellectual property, goodwill, brands, trademarks, ideas, dan relationships. Daftar ini dengan simpel sanggup diperluas sehingga mencakup beberapa aspek elemen-elemen menyerupai creativity, innovation, professionalism, dan loyalty. Intangible assets umumnya mempunyai dua karakteristik utama, yaitu : (1) ketiadaan eksistensi fisik dan (2) tingkat ketidakpastian yang tinggi terkait dengan manfaat masa depannya. Diskusi-diskusi mendalam yang sudah dilakukan mengatakan bahwa ketiadaan eksistensi fisik, sebagai karakteristik intangible assets, bukan ialah kriteria utama. Bank deposits, piutang usaha, dan investasi jangka panjang juga memenuhi kriteria ketiadaan eksistensi fisik, tetapi diperlakukan sebagai tangible assets. Para akuntan umumnya mengedepankan karakteristik yang kedua sebagai kriteria utama intangible assets. Kieso dan Weygant (1989) mengarisbawahi bahwa the major characteristic of an intangible assets is the high degree of uncertainty concerning the future benefits that are to be received from its employment. Dalam Kieso dan Weygant (1989) ditetapkan bahwa intangible assets dibedakan menurut empat karakteristik, yaitu (1) identifiability, (2) manner of acquisition, (3) expected period of benefit, dan (4) separability from an entire enterprise. Paralel dengan perlakuan terhadap tangible assets, intangible assets harus dicatat at cost. Hal ini mengindikasikan bahwa intangible assets dicatat dalam sistem akuntansi apabila dilampaui oleh adanya transaksi akuisisi. Kieso dan Weygant (1989) menegaskan if intangible assets are acquired for stocks or in exchange for other assets, the cost of the intangible is the fair market value of the consideration given or is the fair market value of the intangible received, whichever is more clearly evident. Atas nama reliability, dengan mengorbankan relevancy, intangible assets yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan tidak dilaporkan dalam laporan keuangan. Pada kenyataannya intangible assets yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan sering kali ialah faktor penting penentu value perusahaan.
Goodwill
Salah satu jenis intangible assets yang memperoleh porsi kajian yang cukup besar, mungkin paling besar dibandingkan dengan yang lain, ialah goodwill. Apa itu goodwill? Goodwill ialah cuilan dari aktiva dalam neraca yang mencerminkan kelebihan pembayaran atas aktiva yang diperlukan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Atau, intangible assets merepresentasikan jumlah yang lebih besar dari nilai buku yang dibayar oleh suatu perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan lain. Secara teoretis, goodwill ialah nilai kini dari kelebihan keuntungan dari suatu perusahaan pada masa yang akan hadir (Wikipedia, 2008).
Goodwill sanggup timbul dari akuisisi. Goodwill yang timbul jawaban akuisisi mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk mengantisipasi manfaat ekonomi yang akan diperoleh pada masa depan. Manfaat ekonomi tersebut sanggup dihasilkan dari sinergi antar assets yang diakuisisi. Manfaat ini juga sanggup timbul dari assets yang tidak memenuhi persyaratan untuk diakui dalam laporan keuangan, namun pengakuisisi bersedia membayarnya. Pada ketika dibukukannya suatu akuisisi, mungkin goodwill yang diakui tidak merefleksikan manfaat ekonomi pada masa depan bagi pengakuisisi. Hal tersebut sanggup terjadi lantaran semenjak dilakukan perundingan sudah terjadi penurunan terhadap ekspektasi future cash flows dari assets yang diakuisisi.
Dalam transaksi akuisisi sanggup terjadi negative goodwill. Jika cost of the acquisition lebih rendah daripada interest pengakuisisi atas nilai masuk akal assets dan kewajiban yang sanggup diidentifikasi pada tanggal transaksi, maka nilai masuk akal non-monetary assets yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional hingga seluruh selisih tersebut tereliminasi. Apabila nilai masuk akal non-monetary assets sudah diturunkan seluruhnya, namun ternyata masih terdapat sisa selisih yang belum tereliminasi, maka sisa selisih tersebut diakui sebagai negative goodwill dan diperlakukan sebagai deferred income. Secara sistematis jumlah tersebut diamortisasi selama suatu periode yang tidak kurang dari dua puluh tahun. melaluiataubersamaini silamnya waktu manfaat goodwill akan berkurang. Hal ini mencerminkan menurunnya kemampuan goodwill untuk mempersembahkan bantuan pada future income. Oleh lantaran itu, goodwill diamortisasi dan dibukukan sebagai beban secara sistematis selama masa manfaatnya.
Menurut Prinsip Standar Akuntansi Keuangan (PSAK, 2007), dalam mengamortisasi goodwill dipakai metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih sempurna pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill tidak lebih dari lima tahun. Apabila terdapat dasar yang justifiable, periode amortisasi goodwill sanggup lebih panjang, tetapi tidak lebih dari dua puluh tahun.
Mengingat goodwill ialah manfaat ekonomi dan hasil sinergi, maka sering kali susah untuk mengestimasi masa manfaatnya. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi masa manfaat goodwill meliputi:
a. ramalan unsur bisnis atau industri yang bersangkutan;
b. imbas keusangan produk, perubahan dalam permintaan, dan faktor ekonomi lainnya;
c. ekspektasi sisa masa kerja para manajer atau kelompok karyawan yang menjalankan perjuangan penting;
d. antisipasi tindakan para pesaing atau calon pesaing; serta
e. ketentuan hukum, peraturan yang berlaku, atau ketentuan konstraktual yang menghipnotis masa manfaat goodwill. Saldo goodwill yang belum diamortisasi harus dievaluasi pada setiap tanggal neraca. Apabila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut sepenuhnya atau sebagian tidak sanggup dipulihkan dari ekspektasi manfaat ekonomi pada masa depan, maka cuilan pribadi dibukukan sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Setiap penurunan nilai goodwill dilarang dinaikkan kembali pada periode selanjutnya. Impairment nilai goodwill sanggup disebabkan oleh banyak sekali faktor, menyerupai ekspresi dominan ekonomi yang tidak menguntungkan, perubahan situasi persaingan dan hukum, dan regulasi. Penurunan jumlah arus kas yang dihasilkan sanggup dijadikan sebagai deciding indicator untuk menyatakan sudah terjadinya impairment nilai goodwill. Dalam keadaan tersebut saldo goodwill segera diturunkan dan diakui sebagai beban.
Goodwill
Salah satu jenis intangible assets yang memperoleh porsi kajian yang cukup besar, mungkin paling besar dibandingkan dengan yang lain, ialah goodwill. Apa itu goodwill? Goodwill ialah cuilan dari aktiva dalam neraca yang mencerminkan kelebihan pembayaran atas aktiva yang diperlukan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Atau, intangible assets merepresentasikan jumlah yang lebih besar dari nilai buku yang dibayar oleh suatu perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan lain. Secara teoretis, goodwill ialah nilai kini dari kelebihan keuntungan dari suatu perusahaan pada masa yang akan hadir (Wikipedia, 2008).
Goodwill sanggup timbul dari akuisisi. Goodwill yang timbul jawaban akuisisi mencerminkan pembayaran yang dilakukan oleh pengakuisisi untuk mengantisipasi manfaat ekonomi yang akan diperoleh pada masa depan. Manfaat ekonomi tersebut sanggup dihasilkan dari sinergi antar assets yang diakuisisi. Manfaat ini juga sanggup timbul dari assets yang tidak memenuhi persyaratan untuk diakui dalam laporan keuangan, namun pengakuisisi bersedia membayarnya. Pada ketika dibukukannya suatu akuisisi, mungkin goodwill yang diakui tidak merefleksikan manfaat ekonomi pada masa depan bagi pengakuisisi. Hal tersebut sanggup terjadi lantaran semenjak dilakukan perundingan sudah terjadi penurunan terhadap ekspektasi future cash flows dari assets yang diakuisisi.
Dalam transaksi akuisisi sanggup terjadi negative goodwill. Jika cost of the acquisition lebih rendah daripada interest pengakuisisi atas nilai masuk akal assets dan kewajiban yang sanggup diidentifikasi pada tanggal transaksi, maka nilai masuk akal non-monetary assets yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional hingga seluruh selisih tersebut tereliminasi. Apabila nilai masuk akal non-monetary assets sudah diturunkan seluruhnya, namun ternyata masih terdapat sisa selisih yang belum tereliminasi, maka sisa selisih tersebut diakui sebagai negative goodwill dan diperlakukan sebagai deferred income. Secara sistematis jumlah tersebut diamortisasi selama suatu periode yang tidak kurang dari dua puluh tahun. melaluiataubersamaini silamnya waktu manfaat goodwill akan berkurang. Hal ini mencerminkan menurunnya kemampuan goodwill untuk mempersembahkan bantuan pada future income. Oleh lantaran itu, goodwill diamortisasi dan dibukukan sebagai beban secara sistematis selama masa manfaatnya.
Menurut Prinsip Standar Akuntansi Keuangan (PSAK, 2007), dalam mengamortisasi goodwill dipakai metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih sempurna pada keadaan tertentu. Periode amortisasi goodwill tidak lebih dari lima tahun. Apabila terdapat dasar yang justifiable, periode amortisasi goodwill sanggup lebih panjang, tetapi tidak lebih dari dua puluh tahun.
Mengingat goodwill ialah manfaat ekonomi dan hasil sinergi, maka sering kali susah untuk mengestimasi masa manfaatnya. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi masa manfaat goodwill meliputi:
a. ramalan unsur bisnis atau industri yang bersangkutan;
b. imbas keusangan produk, perubahan dalam permintaan, dan faktor ekonomi lainnya;
c. ekspektasi sisa masa kerja para manajer atau kelompok karyawan yang menjalankan perjuangan penting;
d. antisipasi tindakan para pesaing atau calon pesaing; serta
e. ketentuan hukum, peraturan yang berlaku, atau ketentuan konstraktual yang menghipnotis masa manfaat goodwill. Saldo goodwill yang belum diamortisasi harus dievaluasi pada setiap tanggal neraca. Apabila terdapat indikasi bahwa jumlah tersebut sepenuhnya atau sebagian tidak sanggup dipulihkan dari ekspektasi manfaat ekonomi pada masa depan, maka cuilan pribadi dibukukan sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Setiap penurunan nilai goodwill dilarang dinaikkan kembali pada periode selanjutnya. Impairment nilai goodwill sanggup disebabkan oleh banyak sekali faktor, menyerupai ekspresi dominan ekonomi yang tidak menguntungkan, perubahan situasi persaingan dan hukum, dan regulasi. Penurunan jumlah arus kas yang dihasilkan sanggup dijadikan sebagai deciding indicator untuk menyatakan sudah terjadinya impairment nilai goodwill. Dalam keadaan tersebut saldo goodwill segera diturunkan dan diakui sebagai beban.