Strategi Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing berdasarkan Porter (1986) ialah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan irit di atas keuntungan yang bisa diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif senantiasa mempunyai kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan bisa menentukan taktik pemamasukan yang efektif. Studi yang dilakukan Porter selanjutnya menetapkan taktik generik yang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu cost leadership, diferensiasi, dan focus. Pilihan tiap-tiap perusahaan terhadap taktik generik di atas
akan bergantung kepada analisis lingkungan perjuangan untuk menentukan peluang dan ancaman.
Menurut Tjiptono (2001), taktik pemamasukan yang sanggup dipilih oleh perusahaan yang menerapkan taktik produk diferensiasi semoga senantiasa mempunyai keunggulan bersaing di pasar sanggup dilakukan dengan melaksanakan pilihan terhadap taktik diberikut ini.
a. Diferensiasi Produk
Kreativitas yang tinggi dalam membuat keunikan produk yang lebih menarikdanunik, sejuk, aman, nyaman, sangat bahagia, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan bisa mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk pesaing lainnya.
b. Diferensiasi Kualitas Pelayanan
Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix : product, place, price,
promotion, people, packaging, programming patnership sehingga kualitas jasa yang dirasakan oleh
konsumen melebihi harapan.
c. Diferensiasi Citra
Citra identik dengan atribut ialah sebuah karakteristik, yang khusus atau pembeda dari penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi gambaran ialah bauran yang sempurna dari elemen pencitraan, yang membuat gambaran sebuah merek. Proses pencitraan harus membangun, meterbaikkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan dan kelemahan setiap elemen gambaran untuk memastikan bahwa merek itu mempunyai prospek yang baik secara terus- menerus (Zyman, S, 2000 : 95).
Pendekatan Diferensiasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing
Pemilihan produk di antara banyaknya proposal yang ada di pasar selalu didasarkan pada adanya perbedaan, baik secara implicit maupun eksplisit. Literatur Psikologi merujuk kepada fakta bahwa perbedaan mencolok yang terkait dengan suatu produk akan merangsang daya ingat karena
perbedaan tersebut akan diapresiasikan secara intelektual (Trout, J, 1999 : 14). Perusahaan jasa perlu melaksanakan diferensiasi melalui penemuan yang bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Preemptive
di sini maksudnya ialah implementasi suatu taktik yang gres bagi suatu bisnis tertentu. Karena ialah yang pertama, maka sanggup menghasilkan keterampilan atau aset yang sanggup merintangi, mencegah, atau menghalangi para pesaing untuk melaksanakan duplikasi atau membuat tandingannya (Macmillan dalam Aaker, 1992) dalam Tjiptono (2001 : 145--146).
Perusahaan jasa sanggup mendeferensiasikan dirinya melalui gambaran di mata pelanggan, contohnya melalui simbolsimbol dan merek yang digunakan. Selain itu, perusahaan sanggup melaksanakan diferensiasi produk dalam penyampaian jasa (service delivery) melalui tiga aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam
pemamasukan jasa, yaitu:
1. orang (people)
2 lingkungan fisik (physical environment)
3. proses (process)
Keunggulan bersaing yang berkesinambungan ialah kemampuan suatu perusahaan untuk enciptakan suatu produk yang pada dikala pesaing berusaha untuk menirunya akan selalu mengalami kegagalan secara signifikan. Pada dikala perusahaan menerapkan taktik tersebut dan perusahaan pesaing tidak secara berkesinambungan menerapkannya serta perusahaan lain tidak bisa menggandakan keunggulan taktik tersebut maka perusahaan tersebut dikatakan mempunyai keunggulan bersaing yang berkesinambungan (Hit, Ireland dan Hoskisson, 1996 : 5). Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang mempunyai keunggulan bersaing juga menerapkan taktik marketing mix yang
meliputi harga yang bisa bersaing, daerah atau lokasi strategis, dan promosi yang memadai.
Simpulan yang sanggup ditarik dari konsep keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk ialah bagaimana perusahaan sanggup membuat produk unik yang mempersembahkan tingkat keuntungan di
atas rata-rata yang bisa diraih oleh industri melalui kombinasi manusia, lingkungan, dan proses.
Pendekatan Diferensiasi Kualitas Pelayanan terhadap Keunggulan Bersaing
Menurut Tjiptono (2001), cara lain untuk melaksanakan diferensiasi ialah secara konsisten mempersembahkan kualitas pelayanan yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini sanggup dicapai dengan memenuhi atau
bahkan melampaui kualitas jasa yang diperlukan para pelanggan. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang diperlukan (expexted service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkutan. Bila yang terjadi ialah sebaliknya (perceived >expexted), maka ada kemungkinan para pelanggan akan memakai penyedia jasa itu lagi.
Pendekatan Diferensiasi Citra terhadap Keunggulan Bersaing
Para pemasar yang tidak membuat hubungan antara penciptaan gambaran dan penjualan produk sering kali tidak melaksanakan pekerjaan yang baik. Menurut Sergio Zyman (2000), banyak perusahaan
yang sukses dalam menjual produk alasannya ialah produk mereka mempunyai gambaran terperinci yang menentukan posisi mereka di titik yang secara potensial menarikdanunik dalam pilihan konsumen yang begitu banyak.Menurut Trout, J. (2000), kebanyakan perusahaan yang sukses ialah mereka-mereka yang “memiliki kata” yang menempati daerah Istimewa dalam benak konsumen. Berbagai konsep yang berkembang dikala ini menyiratkan bahwa pentingnya gambaran sebagai masukana atau alat untuk meraih keunggulan bersaing di pasar. Begitu perusahaan sudah secara terperinci mendefinisikan citranya kepada pelanggan, maka langkah diberikutnya ialah mengkomunikasikan gambaran tersebut semoga elemen ini menjadi sumber keunggulan
bersaing yang Anda miliki dalam jangka panjang (Robert Grede, 2002 : 81). Melalui investasi pada proses pencitraan yang dilakukan secara terus-menerus, perusahaan akan menikmati tingkat pengembalian pasar dalam konsep pemamasukan, yang lebih tinggi daripada yang sanggup diraih oleh pesaing dalam industri yang sama.
Keunggulan bersaing berdasarkan Porter (1986) ialah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan irit di atas keuntungan yang bisa diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif senantiasa mempunyai kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan bisa menentukan taktik pemamasukan yang efektif. Studi yang dilakukan Porter selanjutnya menetapkan taktik generik yang diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu cost leadership, diferensiasi, dan focus. Pilihan tiap-tiap perusahaan terhadap taktik generik di atas
akan bergantung kepada analisis lingkungan perjuangan untuk menentukan peluang dan ancaman.
Menurut Tjiptono (2001), taktik pemamasukan yang sanggup dipilih oleh perusahaan yang menerapkan taktik produk diferensiasi semoga senantiasa mempunyai keunggulan bersaing di pasar sanggup dilakukan dengan melaksanakan pilihan terhadap taktik diberikut ini.
a. Diferensiasi Produk
Kreativitas yang tinggi dalam membuat keunikan produk yang lebih menarikdanunik, sejuk, aman, nyaman, sangat bahagia, karyawan yang ramah, terampil, berwawasan, dan bisa mewujudkan dalam keseharian sehingga lebih diminati oleh konsumen dibandingkan dengan produk pesaing lainnya.
b. Diferensiasi Kualitas Pelayanan
Kreativitas yang tinggi mengharmonisasikan unsur-unsur marketing mix : product, place, price,
promotion, people, packaging, programming patnership sehingga kualitas jasa yang dirasakan oleh
konsumen melebihi harapan.
c. Diferensiasi Citra
Citra identik dengan atribut ialah sebuah karakteristik, yang khusus atau pembeda dari penampilan seseorang atau benda. Diferensiasi gambaran ialah bauran yang sempurna dari elemen pencitraan, yang membuat gambaran sebuah merek. Proses pencitraan harus membangun, meterbaikkan, memanfaatkan, dan mengekploitasikan kekuatan dan kelemahan setiap elemen gambaran untuk memastikan bahwa merek itu mempunyai prospek yang baik secara terus- menerus (Zyman, S, 2000 : 95).
Pendekatan Diferensiasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing
Pemilihan produk di antara banyaknya proposal yang ada di pasar selalu didasarkan pada adanya perbedaan, baik secara implicit maupun eksplisit. Literatur Psikologi merujuk kepada fakta bahwa perbedaan mencolok yang terkait dengan suatu produk akan merangsang daya ingat karena
perbedaan tersebut akan diapresiasikan secara intelektual (Trout, J, 1999 : 14). Perusahaan jasa perlu melaksanakan diferensiasi melalui penemuan yang bersifat pre-emptive dalam jangka panjang. Preemptive
di sini maksudnya ialah implementasi suatu taktik yang gres bagi suatu bisnis tertentu. Karena ialah yang pertama, maka sanggup menghasilkan keterampilan atau aset yang sanggup merintangi, mencegah, atau menghalangi para pesaing untuk melaksanakan duplikasi atau membuat tandingannya (Macmillan dalam Aaker, 1992) dalam Tjiptono (2001 : 145--146).
Perusahaan jasa sanggup mendeferensiasikan dirinya melalui gambaran di mata pelanggan, contohnya melalui simbolsimbol dan merek yang digunakan. Selain itu, perusahaan sanggup melaksanakan diferensiasi produk dalam penyampaian jasa (service delivery) melalui tiga aspek yang juga dikenal sebagai 3P dalam
pemamasukan jasa, yaitu:
1. orang (people)
2 lingkungan fisik (physical environment)
3. proses (process)
Keunggulan bersaing yang berkesinambungan ialah kemampuan suatu perusahaan untuk enciptakan suatu produk yang pada dikala pesaing berusaha untuk menirunya akan selalu mengalami kegagalan secara signifikan. Pada dikala perusahaan menerapkan taktik tersebut dan perusahaan pesaing tidak secara berkesinambungan menerapkannya serta perusahaan lain tidak bisa menggandakan keunggulan taktik tersebut maka perusahaan tersebut dikatakan mempunyai keunggulan bersaing yang berkesinambungan (Hit, Ireland dan Hoskisson, 1996 : 5). Di samping factor keunikan produk, perusahaan yang mempunyai keunggulan bersaing juga menerapkan taktik marketing mix yang
meliputi harga yang bisa bersaing, daerah atau lokasi strategis, dan promosi yang memadai.
Simpulan yang sanggup ditarik dari konsep keunggulan bersaing melalui diferensiasi produk ialah bagaimana perusahaan sanggup membuat produk unik yang mempersembahkan tingkat keuntungan di
atas rata-rata yang bisa diraih oleh industri melalui kombinasi manusia, lingkungan, dan proses.
Pendekatan Diferensiasi Kualitas Pelayanan terhadap Keunggulan Bersaing
Menurut Tjiptono (2001), cara lain untuk melaksanakan diferensiasi ialah secara konsisten mempersembahkan kualitas pelayanan yang lebih baik daripada para pesaing. Hal ini sanggup dicapai dengan memenuhi atau
bahkan melampaui kualitas jasa yang diperlukan para pelanggan. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu jasa yang dirasakan (perceived service) dan jasa yang diperlukan (expexted service). Bila jasa yang dirasakan lebih kecil daripada yang diharapkan, maka para pelanggan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang bersangkutan. Bila yang terjadi ialah sebaliknya (perceived >expexted), maka ada kemungkinan para pelanggan akan memakai penyedia jasa itu lagi.
Pendekatan Diferensiasi Citra terhadap Keunggulan Bersaing
Para pemasar yang tidak membuat hubungan antara penciptaan gambaran dan penjualan produk sering kali tidak melaksanakan pekerjaan yang baik. Menurut Sergio Zyman (2000), banyak perusahaan
yang sukses dalam menjual produk alasannya ialah produk mereka mempunyai gambaran terperinci yang menentukan posisi mereka di titik yang secara potensial menarikdanunik dalam pilihan konsumen yang begitu banyak.Menurut Trout, J. (2000), kebanyakan perusahaan yang sukses ialah mereka-mereka yang “memiliki kata” yang menempati daerah Istimewa dalam benak konsumen. Berbagai konsep yang berkembang dikala ini menyiratkan bahwa pentingnya gambaran sebagai masukana atau alat untuk meraih keunggulan bersaing di pasar. Begitu perusahaan sudah secara terperinci mendefinisikan citranya kepada pelanggan, maka langkah diberikutnya ialah mengkomunikasikan gambaran tersebut semoga elemen ini menjadi sumber keunggulan
bersaing yang Anda miliki dalam jangka panjang (Robert Grede, 2002 : 81). Melalui investasi pada proses pencitraan yang dilakukan secara terus-menerus, perusahaan akan menikmati tingkat pengembalian pasar dalam konsep pemamasukan, yang lebih tinggi daripada yang sanggup diraih oleh pesaing dalam industri yang sama.