Definisi Pemamasukan Hotel
Menurut Prof Denny G. Ritherford dari Washington State University dalam buku Hotel Management dan Operation, Pemamasukan Hotel adalah acara yang memakai taktik dan taktik, yang direncanakan sedemikian rupa untuk memberikan dongeng wacana pelayanan yang sanggup didiberikan suatu hotel, dengan mempersembahkan rangsangan yang bernafsu pada tamu untuk mau menentukan pesan yang disampaikan hotel untuk dibandingkan dengan pilihan lain dari hotel pesaing.
Menurut Ritherford (1989) mendefinisi wacana Hotel Marketing sebagai : Marketing is thus an umbrella term that cover a number of strategic and tactical activities design to tell the clientele the “story” of hotel’s, service and encourage that the clientele to make choice based on hotel’s marketing message compare to those of alternatives (p. 199). yang kurang lebih mempunyai arti : Pemamasukan hotel ialah acara yang memakai taktik dan taktik, yang direncanakan sedemikian rupa untuk memberikan “cerita” wacana pelayanan yang sanggup didiberikan suatu hotel, dengan mempersembahkan rangsangan yang bernafsu pada tamu untuk mau menentukan pesan yang disampaikan hotel tersebut dibandingkan dengan pilihan lain dari hotel pesaing.
Menurut Philip Kotler (1996), batasan wacana pemamasukan hotel adalah ilmu yang bertujuan untuk sangat senang tamu dan dari kegiatan itu, hotel memperoleh keuntungan. Oleh alasannya itu Kotler menyebutnya sebagai sensitive serving and satisfying the human needy (Yoeti, 1999, p. 10)
Neil Wearne and Alison Morisson (1993) menyatakan bahwa dari sudut pandang orang-orang yang bergerak dalam bidang industri jasa, pemamasukan sanggup diartikan sebagai perjuangan mengolah makanan, minuman, dan kemudahan hotel menjadi produk yang diminati orang dengan mempersembahkan nilai tambah melalui pelayanan dan penyajian (Yoeti, 1999, p.10).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemamasukan Hotel ;
W. Lazar dan E.J.Kelly (1996) sebut tiga faktor yang diharapkan untuk menerapkan pemamasukan jasa, yaitu :
1. Instrumen Produk
Untuk mempersembahkan kegampangan kepada wisatawan sebagai pemakai jasa, produk dijual dalam bentuk paket dengan mempersembahkan pelayanan terpadu (integrated services).
2. Instrumen Distribusi
Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mereka tidak perlu bekerjasama pribadi dengan perusahaan yang menjual jasa-jasa tersebut, tetapi cukup membeli melalui mediator ibarat Tour Operator, Biro Perjalanan Wisata, Hotel Reservation Agent, Wholesaler atau Representative Office.
3. Instrumen Promosi
Agar Calon wisatawan sanggup isu yang lengkap dan akurat wacana produk atau jasa yang hendak dijual, perlu ada promotion materials ibarat brochures, leaflets, booklet, poster atau tourist map, sehingga dengan mempunyai sumber isu tersebut mereka sanggup mempersiapkan perjalanan wisata dengan baik dan memuaskan.
Menurut Agus Sulastiyono (2001, p.262) keberhasilan pemamasukan hotel tergantung dari dua faktor, ialah :
1. Faktor yang sanggup dikendalikan
Bauran pemamasukan sanggup diubah dengan aneka macam cara, misalnya: hotel sanggup merubah atau mengganti media yang dipakai untuk mengiklankan produknya dari memakai media majalah ke media televisi, atau dari radio ke kupon promosi, sedangkan waktu dan uang ialah faktor yang sifatnya terbatas.
2. Faktor yang tidak sanggup dikendalikan
Faktor-faktor yang tidak sanggup dikendalikan ialah kejadian-kejadian diluar jangkauan manajer pemamasukan.
Faktor ini kadang kala disebut faktor eksternal, yang paling sedikit terdapat enam faktor eksternal ibarat :
a. Kompetisi
b. Regulasi dan legalisasi
c. Lingkungan ekonomi
d. Teknologi dan
e. Lingkungan
f. Sosial-budaya
Suksesnya seorang penjual suatu produk hotel tergantung dari harga atau tarif hotel yang bersangkutan. Jika tarif kamar dianggap tinggi mungkin saja calon tamu menentukan produk hotel yang lain (substitusi).
Menurut Oka A. Yoeti (1999, p.24) kunci kesuksesan para pelaku bisnis haruslah menyebarkan taktik persaingan yang berpedoman pada pembauran pasar (marketing mix). Marketing mix sebagai suatu konsep pertama kali dipelopori oleh Borden di tahun 1960-an. Marketing mix terdiri dari : Produk (Product), Tempat (Place), Harga (Price), Posisi (Positioning), Promosi (Promotion) dan Target Pasar (Target Market),
Menurut Prof Denny G. Ritherford dari Washington State University dalam buku Hotel Management dan Operation, Pemamasukan Hotel adalah acara yang memakai taktik dan taktik, yang direncanakan sedemikian rupa untuk memberikan dongeng wacana pelayanan yang sanggup didiberikan suatu hotel, dengan mempersembahkan rangsangan yang bernafsu pada tamu untuk mau menentukan pesan yang disampaikan hotel untuk dibandingkan dengan pilihan lain dari hotel pesaing.
Menurut Ritherford (1989) mendefinisi wacana Hotel Marketing sebagai : Marketing is thus an umbrella term that cover a number of strategic and tactical activities design to tell the clientele the “story” of hotel’s, service and encourage that the clientele to make choice based on hotel’s marketing message compare to those of alternatives (p. 199). yang kurang lebih mempunyai arti : Pemamasukan hotel ialah acara yang memakai taktik dan taktik, yang direncanakan sedemikian rupa untuk memberikan “cerita” wacana pelayanan yang sanggup didiberikan suatu hotel, dengan mempersembahkan rangsangan yang bernafsu pada tamu untuk mau menentukan pesan yang disampaikan hotel tersebut dibandingkan dengan pilihan lain dari hotel pesaing.
Menurut Philip Kotler (1996), batasan wacana pemamasukan hotel adalah ilmu yang bertujuan untuk sangat senang tamu dan dari kegiatan itu, hotel memperoleh keuntungan. Oleh alasannya itu Kotler menyebutnya sebagai sensitive serving and satisfying the human needy (Yoeti, 1999, p. 10)
Neil Wearne and Alison Morisson (1993) menyatakan bahwa dari sudut pandang orang-orang yang bergerak dalam bidang industri jasa, pemamasukan sanggup diartikan sebagai perjuangan mengolah makanan, minuman, dan kemudahan hotel menjadi produk yang diminati orang dengan mempersembahkan nilai tambah melalui pelayanan dan penyajian (Yoeti, 1999, p.10).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemamasukan Hotel ;
W. Lazar dan E.J.Kelly (1996) sebut tiga faktor yang diharapkan untuk menerapkan pemamasukan jasa, yaitu :
1. Instrumen Produk
Untuk mempersembahkan kegampangan kepada wisatawan sebagai pemakai jasa, produk dijual dalam bentuk paket dengan mempersembahkan pelayanan terpadu (integrated services).
2. Instrumen Distribusi
Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mereka tidak perlu bekerjasama pribadi dengan perusahaan yang menjual jasa-jasa tersebut, tetapi cukup membeli melalui mediator ibarat Tour Operator, Biro Perjalanan Wisata, Hotel Reservation Agent, Wholesaler atau Representative Office.
3. Instrumen Promosi
Agar Calon wisatawan sanggup isu yang lengkap dan akurat wacana produk atau jasa yang hendak dijual, perlu ada promotion materials ibarat brochures, leaflets, booklet, poster atau tourist map, sehingga dengan mempunyai sumber isu tersebut mereka sanggup mempersiapkan perjalanan wisata dengan baik dan memuaskan.
Menurut Agus Sulastiyono (2001, p.262) keberhasilan pemamasukan hotel tergantung dari dua faktor, ialah :
1. Faktor yang sanggup dikendalikan
Bauran pemamasukan sanggup diubah dengan aneka macam cara, misalnya: hotel sanggup merubah atau mengganti media yang dipakai untuk mengiklankan produknya dari memakai media majalah ke media televisi, atau dari radio ke kupon promosi, sedangkan waktu dan uang ialah faktor yang sifatnya terbatas.
2. Faktor yang tidak sanggup dikendalikan
Faktor-faktor yang tidak sanggup dikendalikan ialah kejadian-kejadian diluar jangkauan manajer pemamasukan.
Faktor ini kadang kala disebut faktor eksternal, yang paling sedikit terdapat enam faktor eksternal ibarat :
a. Kompetisi
b. Regulasi dan legalisasi
c. Lingkungan ekonomi
d. Teknologi dan
e. Lingkungan
f. Sosial-budaya
Suksesnya seorang penjual suatu produk hotel tergantung dari harga atau tarif hotel yang bersangkutan. Jika tarif kamar dianggap tinggi mungkin saja calon tamu menentukan produk hotel yang lain (substitusi).
Menurut Oka A. Yoeti (1999, p.24) kunci kesuksesan para pelaku bisnis haruslah menyebarkan taktik persaingan yang berpedoman pada pembauran pasar (marketing mix). Marketing mix sebagai suatu konsep pertama kali dipelopori oleh Borden di tahun 1960-an. Marketing mix terdiri dari : Produk (Product), Tempat (Place), Harga (Price), Posisi (Positioning), Promosi (Promotion) dan Target Pasar (Target Market),