Definisi Break Even Point
Pengertian analisa break even berdasarkan Sigit (1993, p. 2) yaitu suatu cara atau suatu metode yang dipakai oleh seorang petugas atau manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
Definisi analisa break even berdasarkan Schmidgall, Hayes, dan Ninemeier (2002) adalah, “Break even analysis is a management tool that can help restaurant managers examine the relationship between various costs, revenues and sales volume. It allows to determine revenue required at any desired profit level that called Cost-Volume-Profit (CVP) analysis” (p. 169). yang kurang lebih mempunyai arti : analisa titik impas yaitu suatu alat administrasi yang sanggup memmenolong manajer restoran untuk melihat relasi antara majemuk biaya, pendapatan dan volume penjualan. Melalui analisa titik impas, manajer juga sanggup memilih jumlah pendapatan yang diharapkan pada suatu tingkat pencapaian keuntungan yang diinginkan yang juga biasa disebut Analisis Biaya-Volume-Laba .
Menurut Mulyadi (1993, 230) Analisa break even yaitu suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum biar suatu perjuangan tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh keuntungan yang dengan kata lain labanya sama dengan nol.
Menurut Matz, Usry, dan Hammer (1991, p. 202), Analisa break even ialah suatu analisa yang dipakai untuk memilih tingkat penjualan dan bauran produk yang diharapkan biar tiruana biaya yang terjadi dalam periode tersebut sanggup tertutupi, yang mana analisa tersebut sanggup menunjukkan suatu titik dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan ataupun menderita rugi.
Menurut Rony (1990, p. 358) Analisa break even atau disebut Analisis titik impas ialah masukana bagi administrasi untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian.
Bambang Riyanto, dalam bukunya "Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan" mengemukakan pengertian Analisa Break Even sebagai diberikut:
"Analisa Break Even yaitu suatu metode analisa untuk mempelajari relasi antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh alasannya analisa tersebut mempelajari relasi antara biaya - keuntungan - volume, maka analisa tersebut sering juga disebut 'cost-profit volume analysis (CPV analysis)', (1982: 290)".
Manfaat Analisa Break Even Point.
Menurut Rony (1990, p. 357) analisis titik impas atau analisis Break Even Point sangat bermanfaa bagi administrasi dalam membuktikan beberapa keputusan operasional yang penting dalam tiga cara tidak sama namun tetap berkaitan yaitu:
a. Pertimbangan tentang produk gres dalam memilih berapa tingkat penjualan yang harus dicapai biar perusahaan memperoleh laba.
b. Sebagai kerangka dasar penelitian dampak perluasan terhadap tingkat operasional.
c. Memmenolong administrasi dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel menjadi biaya tetap alasannya otomisasi prosedur kerja dengan peralatan yang canggih.
Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga membuktikan beberapa manfaat analisa break even untuk manajemen, yaitu :
a. Memmenolong pengendalian melalui anggaran.
b. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
c. Menganalisa dampak perubahan volume.
d. Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
e. Merundingkan upah.
f. Manganalisa bauran produk.
g. Mguarima keputusan kapitalisasi dan perluasan lanjutan.
h. Menganalisa margin of safety.
Sedangkan berdasarkan Sigit (1993, p. 1) analisa Break Even Point mempunyai beberapa manfaat, diantaranya yaitu :
a. Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam perjuangan mencapai keuntungan tertentu.
b. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan acara yang sedang berjalan.
c. Sebagai materi pertimbangan dalam memilih harga jual.
d. Sebagai materi atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan
Asumsi-Asumsi Dasar Analisa Break Even Point :
Beberapa perkiraan yang kuat dalam analisa break even berdasarkan Mulyadi (1993, p. 259) yaitu sebagai diberikut :
a. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati referensi sikap yang diramalkan.
b. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada banyak sekali tingkat kegiatan.
c. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
d. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
e. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
f. Perubahan jumlah persediaan pertama dan final dianggap tidak signifikan.
g. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
h. Volume ialah faktor satu-satunya yang mensugesti biaya
Dampak Perubahan dari Beberapa Faktor dalam Analisa Break Even Point Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Manajemen (1993, 259):
a. Suatu perubahan dalam biaya variabel akan menimbulkan perubahan dalam contribution margin dan impas.
b. Suatu perubahan dalam harga jual akan menimbulkan perubahan pada contribution margin dan impas.
c. Angka keuntungan bantuan spesialuntuk akan dipengaruhi oleh perubahan pada biaya variabel dan harga jual.
d. Suatu perubahan dalam biaya tetap menimbulkan perubahan pada impas tapi tidak mensugesti keuntungan kontribusi.
e. Suatu perubahan adonan dalam biaya tetap dan biaya variabel pada arah yang sama akan mengakibatkan perubahan tajam terhadap impas.
Pengertian analisa break even berdasarkan Sigit (1993, p. 2) yaitu suatu cara atau suatu metode yang dipakai oleh seorang petugas atau manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
Definisi analisa break even berdasarkan Schmidgall, Hayes, dan Ninemeier (2002) adalah, “Break even analysis is a management tool that can help restaurant managers examine the relationship between various costs, revenues and sales volume. It allows to determine revenue required at any desired profit level that called Cost-Volume-Profit (CVP) analysis” (p. 169). yang kurang lebih mempunyai arti : analisa titik impas yaitu suatu alat administrasi yang sanggup memmenolong manajer restoran untuk melihat relasi antara majemuk biaya, pendapatan dan volume penjualan. Melalui analisa titik impas, manajer juga sanggup memilih jumlah pendapatan yang diharapkan pada suatu tingkat pencapaian keuntungan yang diinginkan yang juga biasa disebut Analisis Biaya-Volume-Laba .
Menurut Mulyadi (1993, 230) Analisa break even yaitu suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum biar suatu perjuangan tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh keuntungan yang dengan kata lain labanya sama dengan nol.
Menurut Matz, Usry, dan Hammer (1991, p. 202), Analisa break even ialah suatu analisa yang dipakai untuk memilih tingkat penjualan dan bauran produk yang diharapkan biar tiruana biaya yang terjadi dalam periode tersebut sanggup tertutupi, yang mana analisa tersebut sanggup menunjukkan suatu titik dimana perusahaan tidak memperoleh keuntungan ataupun menderita rugi.
Menurut Rony (1990, p. 358) Analisa break even atau disebut Analisis titik impas ialah masukana bagi administrasi untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian.
Bambang Riyanto, dalam bukunya "Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan" mengemukakan pengertian Analisa Break Even sebagai diberikut:
"Analisa Break Even yaitu suatu metode analisa untuk mempelajari relasi antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh alasannya analisa tersebut mempelajari relasi antara biaya - keuntungan - volume, maka analisa tersebut sering juga disebut 'cost-profit volume analysis (CPV analysis)', (1982: 290)".
Manfaat Analisa Break Even Point.
Menurut Rony (1990, p. 357) analisis titik impas atau analisis Break Even Point sangat bermanfaa bagi administrasi dalam membuktikan beberapa keputusan operasional yang penting dalam tiga cara tidak sama namun tetap berkaitan yaitu:
a. Pertimbangan tentang produk gres dalam memilih berapa tingkat penjualan yang harus dicapai biar perusahaan memperoleh laba.
b. Sebagai kerangka dasar penelitian dampak perluasan terhadap tingkat operasional.
c. Memmenolong administrasi dalam menganalisis konsekuensi penggeseran biaya variabel menjadi biaya tetap alasannya otomisasi prosedur kerja dengan peralatan yang canggih.
Matz, Usry dan Hammer (1991, p. 224) juga membuktikan beberapa manfaat analisa break even untuk manajemen, yaitu :
a. Memmenolong pengendalian melalui anggaran.
b. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan.
c. Menganalisa dampak perubahan volume.
d. Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya.
e. Merundingkan upah.
f. Manganalisa bauran produk.
g. Mguarima keputusan kapitalisasi dan perluasan lanjutan.
h. Menganalisa margin of safety.
Sedangkan berdasarkan Sigit (1993, p. 1) analisa Break Even Point mempunyai beberapa manfaat, diantaranya yaitu :
a. Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam perjuangan mencapai keuntungan tertentu.
b. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan acara yang sedang berjalan.
c. Sebagai materi pertimbangan dalam memilih harga jual.
d. Sebagai materi atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan
Asumsi-Asumsi Dasar Analisa Break Even Point :
Beberapa perkiraan yang kuat dalam analisa break even berdasarkan Mulyadi (1993, p. 259) yaitu sebagai diberikut :
a. Variabilitas biaya dianggap akan mendekati referensi sikap yang diramalkan.
b. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada banyak sekali tingkat kegiatan.
c. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
d. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
e. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
f. Perubahan jumlah persediaan pertama dan final dianggap tidak signifikan.
g. Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
h. Volume ialah faktor satu-satunya yang mensugesti biaya
Dampak Perubahan dari Beberapa Faktor dalam Analisa Break Even Point Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Manajemen (1993, 259):
a. Suatu perubahan dalam biaya variabel akan menimbulkan perubahan dalam contribution margin dan impas.
b. Suatu perubahan dalam harga jual akan menimbulkan perubahan pada contribution margin dan impas.
c. Angka keuntungan bantuan spesialuntuk akan dipengaruhi oleh perubahan pada biaya variabel dan harga jual.
d. Suatu perubahan dalam biaya tetap menimbulkan perubahan pada impas tapi tidak mensugesti keuntungan kontribusi.
e. Suatu perubahan adonan dalam biaya tetap dan biaya variabel pada arah yang sama akan mengakibatkan perubahan tajam terhadap impas.