-->
Total Quality Administrasi ; Definisi Dan Elemen Pendukung
Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu system perkembangan di Amerika Serikat. Buah pikiran mereka pada mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun, beberapa dari mereka ialah pemegang kunci dalam pengenalan dan pengembangan konsep mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam administrasi terpadu sudah dihargai di seluruh dunia. Adapun konsep-konsep mereka wacana mutu terpadu secara garis besar sanggup dikemukakan diberikut ini.
1. F.W. Taylor (1856-1915) Seorang insiyur menyebarkan satu seri konsep yang ialah dasar dari pinjaman kerja (devision of work). Analisis dengan pendekatan gerak dan waktu (time and motion study) untuk pekerjaan manual memperoleh gelar “Bapak Manajemen Ilmiah” (The Father of Scientific Management). Dalam bukunya tersebut Taylor menandakan beberapa elemen wacana teori manajemen, yaitu sebagai diberikut.
- Setiap orang harus mempunyai kiprah yang terang dan harus diselesaikan dalam satu hari
- Pekerjaan harus mempunyai peralatan yang standar untuk menuntaskan kiprah yang menjadi bagiannya.
- Bonus dan intensif masuk akal didiberikan kepada yang berprestasi terbaik.
- Penalti yang ialah kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai samasukan yang sudah ditentukan (personal loss).
Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja. melaluiataubersamaini demikian, dia memisahkan pekerjaan dari tanggung tanggapan untuk memperbaiki kerja.
2. Shewart (1891-1967) Seorang jago statistik yang bekerja pada “Bell Labs” selama periode 1920-1930. Dalam bukunya The Economic Control of Quality Manufactured Products, diperoleh suatu donasi yang menonjol dalam perjuangan untuk memperbaiki mutu barang hasil pengolahan. Dia menyampaikan bahwa variasi terjadi pada setiap segi pengolahan dan variasi sanggup dimengerti melalui penerapan alat statistik yang sederhana.Sampling dan probabilitas digunakan untuk membuat control chart untuk megampangkan para pemeriksa mutu, untuk menentukan produk mana yang memenuhi mutu dan tidak. Penemuan Shewhart sangat menarikdanunik bagi Deming dan Juran, yaitu kedua sarjana jago dalam bidang statistik.
3. Edward Deming
Lahir tahun 1900 dan menerima Ph. D. pada 1972 sangat menyadari bahwa ia sudah mempersembahkan pelajaran wacana pengendalian mutu secara statistik kepada para insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Katanya “Quality is not determined on theshop floor but in the executive suite”. Pada 1950 dia diundang oleh “The Union to Japguase Scientists and Engineers (JUSE)” untuk mempersembahkan ceramah wacana mutu. Pendekatan Deming sanggup disimpulkan sebagai diberikut.
- Quality is primarily the result of senior management actions and not the results of actions taken by workers.
- The system of work that determines how work is performed and only managers cancreate system.
- Only manager can allocate resources, provide pelatihan to workers, select the equipment and tools that worekers use, and provide the plant and environment necessary to achieve quality.
- Only senior managers determine the market in which the firm will participate and what product or service will be solved.
Hal ini berarti bahwa tanpa keterlibatan pimpinan secara aktif mustahil tercapai administrasi mutu terpadu.

4. Prof. Juran
Ia mengunjungi Jepang pada tahun 1945. Di Jepang Juran memmenolong pimpinan Jepang di dalam menstrukturisasi industri sehingga bisa mengekspor produk ke pasar dunia. Ia memmenolong Jepang untuk mempraktikkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu “management process” yang terpadu. Juran mendemonstrasikan tiga proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal dengan trilogy Juran, yaitu finance planning, financial control, financial improvement. Adapun perincian trilogi itu sebagai diberikut.
- Quality planning, yaitu suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan enyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang sempurna dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.
- Quality control, yaitu suatu proses di mana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang sudah diketahui kemudian dipecahkan, contohnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.
- Quality improvement, yaitu suatu proses di mana prosedur yang sudah mapan dipertahankan sehingga mutu sanggup dicapai berkelanjutan. Hal ini mencakup alokasi sumber-sumber, menugaskan orang-orang untuk menuntaskan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu, dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permguan untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang sudah dicapai sebelumnya. Uraian tokoh-tokoh mutu di atas sekadar menggambarkan secara singkat saja. Masih banyak sarjana di bidang mutu yang tidak sempat ditulis pada peluang ini. Yang terang para sarjana tersebut sependapat bahwa konsep “pentingnya perbaikan mutu secara terus-menerus bagi setiap produk walaupun metode yang diajarkan tidak samabeda”. Kini sampailah pada pengertian mutu yang diambil dari “America Society for Quality Control” yang menyampaikan Quality is the totality of features and characteristics of a product or service that bear on its ability to satisty stated of implied needs (Kotler : 1994). Definisi di atas berkonotasi kepada pelanggan. Produk berkarakter jika sanggup memuaskan para pelanggan yang mengkonsumsi produk tersebut.

DELAPAN DIMENSI MUTU

Dalam hal kualitas dianggap layak, maka diharapkan suatu produk untuk sanggup memenuhi dimensi-dimensi diberikut ini.
1. Performa: seberapa cocok produk itu digunakan sesuai dengan fungsi pemenuhan kebutuhannya
2. Features: konten dari produk yang membedakannya dari produk lain 3. Reliabilitas: seberapa usang produk itu sanggup bertahan dari kerusakan
4. Conformance: sejauh mana produk sanggup dikembangkan oleh konsumen itu sendiri.
5. Durabilitas: seberapa usang produk sanggup digunakan hingga benar benar tidak sanggup digunakan lagi
6. Serviceability, speed, cost, ease to repair: ada tidaknya servis center dan seberapa banyak biaya yang dikeluarkan konsumen untuk itu.
7. Esthetic: nilai keindahan dari produk, termasuk dalam definisi ini yaitu tampilan fisik produk
8. Percieved quality: kesan yang membekas dari produk pada pemikiran konsumen

DEFINISI MANAJEMEN MUTU TERPADU
ISO: TQM yaitu pendekatan administrasi pada suatu organisasi, berserius pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya insan dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan mempersembahkan manfaat pada anggota
organisasi (sumber daya manusianya) dan masyarakat TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan administrasi yang sistematik dan perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM mempunyai input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan cita-cita pelanggan), mentransformasi (memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya mempersembahkan kepuasan kepada pelanggan (output).
Tujuan utama Total Quality Management yaitu perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus. melaluiataubersamaini demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara terus-menerus. Sejak tahun 1950-an contoh pikir terkena mutu terpadu atau TQM sudah muncul di daratan Amerika dan Jepang dan kesannya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada dikala mempersembahkan pidato pada pemdiberian penghargaan Deming prize di tahun 1974 (Deming prize, established in December 1950 in gaji of W. Edwards Deming, was aslily designed to reward Japguase companies for major advances in quality improvement. Over the years it has grown, under the guidance of Japguase Union of Scientists and Engineers (JUSE) to where it is now also available to non-Japguase companies, albeit usually operating in Japan, and also to individuals recognised as having made major
contributions to the advancement of quality.)
Banyak perusahaan Jepang yang memperoleh sukses global lantaran memasarkan produk yang sangat berkarakter. Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total Quality Management. Philip Kolter (1994) menyampaikan “Quality is our best assurance of custemer allegiance, our strongest defence against foreign competition and the only path to sustair growth and earnings”.
Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat langkah, yaitu sebagai diberikut.
- Kaizen: diseriuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuous Improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable (dapat diukur).
- Atarimae Hinshitsu: berserius pada pengaruh intangible pada proses dan optimisasi dari pengaruh tersebut.
- Kansei: mereview cara penerapan produk oleh konsumen untuk peningkatan kualitas produk itu sendiri.
- Miryokuteki Hinshitsu: administrasi taktis yang digunakan dalam produk yang siap untuk diperdagangkan. Penerapan Total Quality Management dipergampang oleh beberapa piranti, yang
sering disebut “alat TQM”. Alat-alat ini memmenolong kita menganalisis dan mengerti masalah-masalah serta memmenolong membuat perencanaan. Delapan alat TQM yang diuraikan yaitu sebagai diberikut.
1. Curah pendapat (sumbang masukan) -Brainstorming
Curah pendapat yaitu alat perencanaan yang sanggup digunakan untuk menyebarkan kreativitas
kelompok. Curah pendapat dipakai, antara lain untuk menentukan sebabsebab yang mungkin dari suatu duduk masalah atau merencanakan langkah-langkah suatu proyek.
2. Diagram alur (bagan arus proses)
Bagan arus proses yaitu satu alat perencanaan dan analisis yang digunakan, antara lain untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap untuk tujuan analisis, diskusi, atau komunikasi dan menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses.
3. Analisis SWOT
Analisis SWOT yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk menganalisis masalah-masalah dengan kerangka Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
4. Ranking preferensi
Alat ini ialah suatu alat interpretasi yang sanggup digunakan untuk menentukan gagasan dan pemecahan duduk masalah di antara beberapa alternatif.
5. Analisis tulang ikan
Analisis tulang ikan (juga dikenal sebagai diagram sebab-akibat) ialah alat analisis, antara lain
untuk mengkategorikan aneka macam alasannya yaitu potensial dari suatu duduk masalah dan menganalisis apa yang gotong royong terjadi dalam suatu proses.
6. Penilaian kritis
Penilaian kritis yaitu alat Bantu analisis yang sanggup digunakan untuk mengusut setiap proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Alat ini memmenolong kita untuk memikirkan apakah proses
itu memang dibutuhkan, tepat, dan apakah ada alternatif yang lebih baik.
7. Benchmarking
Benchmarking yaitu proses pengumpulan dan analisis data dari organisasi kita dan dibandingkan
dengan keadaan di dalam organisasi lain. Hasil dari proses ini akan menjadi patokan untuk memperbaiki organisasi kita secara terus menerus. Tujuan benchmarking yaitu bagaimana
organisasi kita bisa dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik.
8. Diagram analisa medan daya (bidang kekuatan)
Diagram medan daya ialah suatu alat analisis yang sanggup digunakan, antara lain untuk mengidentifikasi aneka macam hambatan dalam mencapai suatu samasukan dan mengidentifikasi berbagai
sebab yang mungkin serta pemecahan dari suatu duduk masalah atau peluang. Syarat syarat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan yaitu sebagai diberikut.
1. Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus melaksanakan perbaikan mutu produk dan pelayanan sehingga sanggup memuaskan para pelanggan.
2. Memdiberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan, dan para pemegang saham.
3. Memiliki wawasan jauh ke depan dalam mencari keuntungan dan mempersembahkan kepuasan.
4. Fokus utama ditujukan pada proses, gres menyusul hasil.
5. Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam membuat keunggulan mutu.
6. Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukan dengan cara adikara sehingga diperoleh suasana aman bagi lahirnya ide-ide baru.
7. Rela mempersembahkan ganjaran, ratifikasi bagi yang sukses dan praktis mempersembahkan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
8. Setiap keputusan harus menurut pada data, gres menurut pengalaman/ pendapat.
9. Setiap langkah acara harus selalu terukur terang sehingga pengawasan lebih gampang.
10. Program pendidikan dan petes hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan mutu


LihatTutupKomentar