Skala Pengukuran Perilaku (Behavioral Observation Scales/BOS) ialah Pendekatan menurut sikap dalam metode evaluasi kerja karyawan. Berikut sedikit pembahasan terkena Skala Pengukuran Perilaku (Behavioral Observation Scales/BOS) :
Latar belakang rasionalisasi Behavioral Observation Scale (BOS) ialah sebagai diberikut : kinerja karyawan yang baik sanggup dilihat dari sering atau tidaknya kejadian-kejadian yang memdiberi bantuan positif maupun negatif (frequency of critical incidents) terhadap organisasi/perusahaan yang dilakukan oleh karyawan yang hendak dinilai (Carell etal, 1992;Cascio, 1992; Flippo, 1984).
Definisi Behavioral Observation Scales (BOS)
Behavioral Observation Scales ialah metode untuk menilai kombinasi dari kejadian-kejadian kritis (critical incidents) serta frekuensi dari insiden tersebut. Para pekerja diobservasi kemudian dinilai secara keseluruhan
(www.stehouwer.com/IOPsyOHch7.pdf).
Latham dan Wexley sudah berbagi Behavioral Observation Scales (BOS) pada tahun 1977, yang mempercayai bahwa evaluasi BOS dan BARS memerlukan pengamat dalam membuat keputusan / pendapat. Wexley dan Latham juga menyatakan bahwa BOS ialah sebuah metode yang menilai kejadian-kejadian kritis (critical incidents) dimana pengamat
harus memdiberi evaluasi dari frekuensi kejadian-kejadian tersebut secara keseluruhan ( www.rpi.edu/verwyc/TMOH17.htm). BOS sanggup juga diartikan sebagai salah satu metode evaluasi kinerja yang memseriuskan pada frekuensi kejadian-kejadian kritis (critical incidents) yang kemudian dinilai secara keseluruhan (www.eridlc.com/resources/index).
Kelebihan-kelebihan BOS
Behavioral Observation Scales BOS mempunyai kelebihan-kelebihan yang mencakup hal-hal diberikut (Schuler&Jackson ,1996 : 30), yaitu :
1. Didasarkan pada suatu analisis jabatan yang sistematis
2. Berlawanan dengan beberapa metode lain, BOS memungkinkan karyawan ikut serta dalam pengembangan dimensi ( melalui identifikasikejadian-kejadian penting dalam analisis jabatan) yang megampangkan pemahaman dan penerimaan
3. Bermanfaat bagi peningkatan kinerja alasannya ialah samasukan-samasukan tertentu sanggup dikaitkan dengan nilai dalam angka (rating) menurut bobot sikap yang relevan (kejadian penting)
4. Tampaknya memuaskan. Uniform Guidelines dalam hal validitas (keterkaitan pekerjaan) dan reabilitas.
Latar belakang rasionalisasi Behavioral Observation Scale (BOS) ialah sebagai diberikut : kinerja karyawan yang baik sanggup dilihat dari sering atau tidaknya kejadian-kejadian yang memdiberi bantuan positif maupun negatif (frequency of critical incidents) terhadap organisasi/perusahaan yang dilakukan oleh karyawan yang hendak dinilai (Carell etal, 1992;Cascio, 1992; Flippo, 1984).
Definisi Behavioral Observation Scales (BOS)
Behavioral Observation Scales ialah metode untuk menilai kombinasi dari kejadian-kejadian kritis (critical incidents) serta frekuensi dari insiden tersebut. Para pekerja diobservasi kemudian dinilai secara keseluruhan
(www.stehouwer.com/IOPsyOHch7.pdf).
Latham dan Wexley sudah berbagi Behavioral Observation Scales (BOS) pada tahun 1977, yang mempercayai bahwa evaluasi BOS dan BARS memerlukan pengamat dalam membuat keputusan / pendapat. Wexley dan Latham juga menyatakan bahwa BOS ialah sebuah metode yang menilai kejadian-kejadian kritis (critical incidents) dimana pengamat
harus memdiberi evaluasi dari frekuensi kejadian-kejadian tersebut secara keseluruhan ( www.rpi.edu/verwyc/TMOH17.htm). BOS sanggup juga diartikan sebagai salah satu metode evaluasi kinerja yang memseriuskan pada frekuensi kejadian-kejadian kritis (critical incidents) yang kemudian dinilai secara keseluruhan (www.eridlc.com/resources/index).
Kelebihan-kelebihan BOS
Behavioral Observation Scales BOS mempunyai kelebihan-kelebihan yang mencakup hal-hal diberikut (Schuler&Jackson ,1996 : 30), yaitu :
1. Didasarkan pada suatu analisis jabatan yang sistematis
2. Berlawanan dengan beberapa metode lain, BOS memungkinkan karyawan ikut serta dalam pengembangan dimensi ( melalui identifikasikejadian-kejadian penting dalam analisis jabatan) yang megampangkan pemahaman dan penerimaan
3. Bermanfaat bagi peningkatan kinerja alasannya ialah samasukan-samasukan tertentu sanggup dikaitkan dengan nilai dalam angka (rating) menurut bobot sikap yang relevan (kejadian penting)
4. Tampaknya memuaskan. Uniform Guidelines dalam hal validitas (keterkaitan pekerjaan) dan reabilitas.