BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi bukan ialah proses yang serasi atau gradual, tetapi ialah perubahan yang impulsif dan terputus-putus (discontinuous), yaitu gangguan-gangguan terhadap keseimbangan yang sudah ada. Perkembangan ekonomi disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan.Berproduksi berarti mengkombinasikan bahan-bahan dan tenaga yang ada atau yang sanggup dicapai menghasilkan barang dengan metode lain (inovasi). Inovasi sanggup berbentuk lima hal yaiu:
a) Mengemukakan atau mengenalkan barang-barang baru, atau barang-barang yang berkarakter gres yang belum dikenal oleh konsumen
b) Mengenalkan suatu metode produksi yang baru
c) Penemuan sumber-sumber ekonomi baru
d) Menjalankan organisasi gres dalam industri
Adanya kemungkinan penemuan perlu, tetapi belum cukup mendorong perkembangan ekonomi.Maka untuk adanya perkembangan ekonomi masih diharapkan pelaksanaan inovasi-inovasi yang dalam hal ini dilakukan oleh wiraswasta.Neo-klasik menekankan penerapan tabungan untuk investasi. Sebaliknya berdasarkan Schumpeter, perkembangan-perkembangan selanjutnya tidak bersifat gradual, tetapi mengandung ketidakpastian dan resiko yang besar, sehingga tidak sanggup diperhitungjan doloe dan akan timbul keraguan dalam membuatkan usaspesialuntuk. Menurut Schumpeter motif-moif wiraswasta untuk menaikan laba atau standar hidup untuk sanggup menang dalam persaingan dan memperoleh kedudukan monopoli.Kunci teori Schumpeter ialah untuk perkembangan ekonomi faktor yang terpenting yakni wiraswasta (enterpreneur).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan sebuah latar belakang masalah, “Bagaimanakah citra perekonomian Indonesia?”
1.3 Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan sebuah tujuan penulisan makalah, “Untuk citra perekonomian Indonesia?”
1.4 Kegunaan Makalah
1. Secara Teoretis
a) sebagai dasar aliran dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan ekonomi.
b) sebagai pola dalam memahami perkembangan perekonomian Indonesia.
2. Secara Praktis
a) sebagai pengetahuan penulis dalam memahami fenomena perekonomian Indonesia.
b) sebagai pijakan penulis dalam berguru ilmu ekonomi terutama yang berkaitan dengan perkembangan perekonomian Indonesia.
1.5 Prosedur Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan memakai pendekatan kualitatif.Metode yang dipakai yakni metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas dengan terang komperhensif. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan memakai metode studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui acara membaca banyak sekali literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan metode analisis isi melalui acara mengeksposisikan data serta mengapilkasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai ”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan pembiasaan kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang;kedua, teknologi maju ialah faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang memilih derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan guaka macam barang kepada penduduk; ketiga, penerapan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya pembiasaan di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga penemuan yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat insan sanggup dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000:57).
Pertumbuhan ekonomi yakni suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yakni suatu “proses” bukan suatu citra ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup beberapa aspek teori terkena pertumbuhan GDP dan teori terkena pertumbuhan penduduk. Sebab spesialuntuk apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga yakni pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menawarkan kecenderungan yang meningkat (Boediono, 1992:1-2).
2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi Solow-Swan
Menurut teori ini garis besar proses pertumbuhan menyerupai dengan teori Harrod-Domar, dimana perkiraan yang melandasi model ini yaitu:
a. Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, contohnya P per tahun.
b. Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
c. Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang ditetapkan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.
d. Semua tabungan masyarakat di investasikan S = I = ΔK.
Sesuai dengan anggapan terkena kecenderungan menabung, maka dari output disisakan sejumlah proporsi untuk ditabung dan kemudian di investasikan. melaluiataubersamaini begitu, maka terjadi penambahan stok kapital (Boediono, 1992: 81-82).
2.1.2 Teori Pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar
Teori pertumbuhan Harrod-Domar ini dikembangkan oleh dua ekonom setelah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar ini mempunyai perkiraan yaitu:
a. Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment) dan barang-barang modal yang terdiri dalam masyarakat dipakai secara penuh.
b. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
c. Besarnya tabungan masyarakat yakni proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
d. Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save = MPS) besarnya tetap, demikian juga ratio antara modal-output (capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output (incremental capital-output ratio = ICOR).
Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian sanggup menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya kalau spesialuntuk untuk mengganti barang-barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diharapkan investasi-investasi gres sebagai komplemen stok modal. Hubungan tersebut sudah kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR).
Dalam teori ini disebutkan bahwa, kalau ingin tumbuh, perekonomian harus menabung dan menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin banyak tabungan dan kemudian di investasikan, maka semakin cepat perekonomian itu akan tumbuh (Lincolyn, 2004:64-67).
2.2 Gambaran Perekonomian Indonesia Di Tahun 2000 – 2010
Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung melalui GNP (Gross National Product) sanggup juga dijadikan indikator atas laju perekonomian nasional yang dalam hal ini menyangkut efektivitas dari tingkat investasi dalam maupun luar negeri.Selama dekade 10 tahun terakhir (periode 2000 – 2010) terlihat perubahan yang fluktuatif. Laju pertumbuhan terbesar tercatat pada tahun 2000 dengan nilai GDP sebesar Rp. 1.389,8Triliundengan laju pertumbuhan sebesar 4,89% dari tahun sebelumnya. Angka laju tersebut ternyata mengalami peningkatan sampai pada titikpuncak peningkatanterbaik pada tahun 2007 sampai mencapai kondisi sebesar 6,35 % dengan nilai nominal Rp. 1964,0 Triliun.Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Periode 2000-2010 atas dasar harga konstan tahun 2000
Tahun | GDP tahun dasar (Triliun rupiah) | Laju Pertumbuhan (%) |
2000 | 1.389,8 | 4,89 |
2001 | 1.443,0 | 3,83 |
2002 | 1.506,2 | 4,37 |
2003 | 1.579,6 | 4,87 |
2004 | 1.660,6 | 5,12 |
2005 | 1.749,6 | 5,35 |
2006 | 1.846,7 | 5,60 |
2007 | 1.964,0 | 6,35 |
2008 | 2.082,1 | 6,01 |
2009 | 2.176,8 | 4,55 |
2010 | Blm diket. | Blm diket. |
2.3 Faktor-faktor yang memilih pertumbuhan ekonomi
Mengapa suatu perekonomian sanggup berkembang dengan cepat, tetapi terkadang tidak mengalami perkembangan? Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara, adakalanya bergerak dengan cepat, namun terkadang bergerak dengan lambat. Hal ini dikarenakan ada faktor-faktor yang me- mengaruhinya. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
1) Barang Modal
Barang-barang modal yakni banyak sekali jenis barang yang dipakai untuk memproduksi output (barang dan jasa). Misalnya: mesin-mesin pabrik, peralatan pertukangan, dan sebagainya. Barang-barang modal mempunyai tugas yang penting dalam meningkatkan efisiensi pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya alat-alat yang dipakai untuk menghasilkan barang dan jasa, masyarakat akan susah memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penambahan jumlah barang modal dilakukan melalui investasi, sehingga semakin tinggi investasi maka semakin besar jumlah barang modal. Semakin banyak jumlah barang modal, barang dan jasa yang dihasilkannya pun akan semakin bertambah. Meningkatnya hasil produksi barang dan jasa pertanda perekonomian mengalami pertumbuhan.
2) Teknologi
Selain barang-barang modal, teknologi juga kuat dalam pertumbuhan ekonomi. Kemajuan ekonomi diberbagai negara terutama ditimbul- kan oleh kemajuan teknologi. Di negara yang sedang berkembang diharapkan teknologi tepat guna supaya insan sanggup memanfaatkan secara optimal apa yang ada dalam diri dan lingkungannya, serta untuk menekan pemborosan penerapan sumber daya alam atau energi dalam proses produksi. Kemajuan teknologi menimbulkan beberapa dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat jalannya.
Berikut ini beberapa dampak kemajuan teknologi bagi pertumbuhan ekonomi.
1) Mempertinggi efisiensi produksi suatu barang dan jasa.
2) Menciptakan penemuan barang-barang gres yang belum pernah diproduksikan sebelumnya.
3) Meningkatkan mutu barang-barang yang diproduksikan.
3) Tenaga Kerja
Hingga dikala ini, khususnya di negara yang sedang berkembang, tenaga kerja masih ialah faktor produksi yang dominan. Penduduk yang banyak akan memperbesar jumlah tenaga kerja. Penambahan tenaga kerja ini memungkinkan suatu negara itu menambah jumlah produksi. melaluiataubersamaini demikian akan kuat pada pertumbuhan ekonomi. Apabila tenaga kerja tersebut didukung dengan kualitas (pendidikan) tenaga kerja yang lebih baik, maka akan lebih meningkatkan produktivitas tenaga kerja itu sendiri. melaluiataubersamaini demikian, peningkatan tersebut akan menambah jumlah barang yang dihasilkan.
4) Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yakni segala sesuatu yang disediakan oleh alam, menyerupai tanah, iklim, hasil hutan, hasil tambang, dan lain-lain yang sanggup dimanfaatkan oleh insan dalam usaspesialuntuk mencapai kemakmuran. Sumber daya alam akan sanggup mempergampang perjuangan untuk membangun perekonomian suatu negara.
Menurut Jhingan bahwa tersedianya sumber daya alam secara melimpah belum cukup bagi pertumbuhan ekonomi, yang terpenting yakni bagaimana memanfaatkan sumber daya alam tersebut dengan sebaik-baiknya. melaluiataubersamaini demikian sumber daya alam yang tersedia yang dimanfaatkan secara optimal akan memmenolong dalam proses pertumbuhan ekonomi.
Walaupun kekayaan alam mempunyai tugas yang penting, hal ini tidaklah berarti bahwa perkembangan ekonomi sangat tergantung pada banyaknya kekayaan alam suatu negara. Perkembangan ekonomi di negara Belanda, Jepang, dan Korea Selatan membuktikan bahwa walaupun tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti, perkembangan ekonomi negara-negara tersebut pun berkembang pesat.
5) Manajemen
Perekonomian dalam suatu negara akan berkembang pesat apabila dikelola dengan baik. Sistem pengelolaan inilah yang dinamakan manajemen. Seperti halnya bangsa Indonesia, mempunyai potensi sumber daya alam yang bermacam-macam dan melimpah serta jumlah penduduk yang besar, apabila potensi yang ada dikelola dengan baik maka sanggup mendorong pertumbuhan ekonomi.
6) Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship) yakni seseorang yang bisa dan berani untuk mengambil risiko dalam melaksanakan suatu perjuangan guna memperoleh keuntungan. Peranan wirausahawan dalam memajukan perekonomian sudah terbukti dari masa ke masa. Wira- usahawan dalam melaksanakan investasi akan memperluas peluang kerja, meningkatkan output nasional, dan meningkatkan penerimaan negara berupa pajak.
7) Informasi
Salah satu syarat biar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber daya ekonomi yang efisien yakni adanya informasi yang tepat dan seimbang. Informasi sangat menunjang pertumbuhan ekonomi lantaran pelaku-pelaku ekonomi sanggup mengambil keputusan berdasarkan informasi yang akurat dan cepat.
2.4 TEORI-TEORI PERTUMBUHAN AHLI EKONOMI KLASIK
Dalam sejarah aliran ekonomi para penulis pada bagia kedua era ke 18 dan permulaan era ke 20 lazim digolongkan sebagai kaum Klasik. Kaum klasik dibedakan menjadi dua golongan: (i) yang disebut golongan klasik saja-dan ialah ahli-ahli ekonomi yang mengemukakan analisisnya sebelum tahun 1870;dan (ii) kaum Neo-Klasik yang ialah ahli-ahli ekonomi yang mengemukakan analisisnya sesudah tahun tersebut. Termasuk golongan pertama yakni Adam Smith,David Ricardo,Robert Malthus,dan John Stuart Mill. Sedangkan golongan yang kedua yakni Carl Menger Wicksel. Dari kedua golongan ekonomi klasik tersebut,kaum Neo-Klasik ialah hebat yang banyak mencurahkan perhatian kepada sifat-sifat acara masyarakat dalam jangka pensek dan sedikit sekali menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi. Dari pandangan ini selanjutnya mereka beropini bahwa pembangunan ekonomi,walaupun berjalan dengan lancer dan teratur.
Ahli-ahli ekonomi klasik, di dalam menganalisis masalah-masalah pembangunan,terutama ingin mengetahui wacana sebab-sebab perkembangan ekonomi dalam jangka panjang dan corak proses pertumbuhannya. Dalam mengulas kedua problem ini mereka mempunyai pandangan yang agak tidak sama antara satu dengan lainnya.
Pandangan Adam Smith
Adam Smith ternyata bukan saja populer sebagai penggagas ilmu ekonomi dan hebat ekonomi yang pertama kali mengemukakannya pentingnya kebijakan laissez-faire,tetapi juga ialah hebat ekonomi pertama yang banyak menumpahkan perhatian kepada masalah pembangunan,seperti sanggup dilihat dari judul bukunya,An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Mengenai factor yang memilih pembangunan,Smith beropini bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan ekspansi pasar akan meninggikan tingkat spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Sebagai akhir dari spesialisasi yang terjadi,maka tingkat acara ekonomi akan bertambah tinggi.
Mengenai corak proses perumbuhan ekonomi, Smith menyampaikan bahwa apabila pembangunan sudah terjadi,maka proses tersebut akan terus-menerus berlangsung secara kumulatif. Apabila pasar berkembang,pertolongan kerja dan spesialisasi akan terjadi, dan yang belakangan ini akan menimbulkan kenaikan produktivitas. Kenaikan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perkrmbangan tersebut dan perkembangan tersebut dan perkembangan penduduk dari masa ke masa, yang terjadi bersama-sama dengan kenaikan dalam pendapatan nasional,akan memperluas pasar dan membuat tabungan yang lebih banyak. Maka perkembangan ekonomi akan berlangsung lagi dan dengan demikian dari masa ke masa pendapatan perkapita akan terus bertambah tinggi.
Pandangan Ricardo dan Mill
Pandangan Smith terkena pola proses pembangunan yang sangat optimis di atas sangat berperihalan dengan pendapat Ricardo dan Malthus,yang mempunyai pandangan yang lebih pesimis wacana selesai dari proses pembangunan dalam jangka panjang. Kedua hebat ekonomi Klasik ini beropini bahwa dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai stationary state atau suatu keadaan dimana perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali. Menurut Smith,yang belum menyadari hukum hasil lebih yang makin berkurang,perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi lantaran ia akan memperluas pasar. Sedangkan berdasarkan Ricardo dan Malthus,perkembangan penduduk yang berjalan dengan cepat akan memperbesar jumlah penduduk sampai menjadi dua kali lipat dalam waktu satu generasi,akan menurunkan kembali tingkat pembangunan ke taraf yang lebih rendah. Menurut Ricardo,pola proses pertumbuhan ekonomi yakni sebagai diberikut:
1. Pada permulaanya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam relative cukup banyak.
2. Sesudah tahap tersebut, lantaran jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan bertambah, maka upah akan naik dan kenaikan upah ini mendorong pertambahan penduduk.
3. Sesudah tahap tersebut,tingkat upah akan menurun dan pada jadinya akan berada pada tingkat yang minimal
Beberapa Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa teori pembangunan kaum Klasik dalam garis besarnya mengemukakan pandangan diberikut:
1. Tingkat perkembangan suatu masyarakat tergantung kepada empat factor,yaitu jumlah penduduk,jumlah stock barang-barang modal,luas tanah,dan tingkat teknologi yang dicapai.
2. Pendapatan nasional suatu masyarakat sanggup dibedakan menjadi tiga jenis pendapatan,yaitu:upah para pekerja,keuntungan para pengusaha,dan sewa tanah yang diterima pemilik tanah.
3. Kenaikan upah akan mengakibatkan pertambahan penduduk.
4. Tingkat laba ialah factor yang memilih besarnya pembentukan modal;apabila tidak terdapat laba maka pembentukan modal tidak akan terjadi dan perekonomian akan mencapai tingkatstationary state.
5. Hukum hasil yang lebih makin berkurang berlaku untuk segala acara ekonomi sehingga mengakibatkan,tanpa adanya kemajuan teknologi,pertambahan penduduk akan menurunkan tingkat upah,menurunkan tingkat keuntungan,akan tetapi menaikan tingkat sewa tanah.
Gambaran Grafis Teori Pertumbuhan Klasik
melaluiataubersamaini menggunaka gambar teori pembangunan kaum Klasik di atas sanggup ditunjukkan. Perhatikan Gambar 11.1 dan Gambar 11.2.
Tahap 1 ialah thap dimana produksi marjinal menjadi bertambah besar apabila penduduk bertambah. Tahap II yakni tahap dimana produksi marjinal mencapainilai terbaik dan mulai menurun kalau penduduk bertambah. Tahap III yakni tahap dimana produk marjinal besarnya lebih rendah dari produksi perkapita. Batas antara tahap II dan III ialah tingkat pembangunan di mana pendapatan atau produksi perkapita mencapai nilai yang terbaik. Batas antara tahap III dan IV adalah tingkat pertumbuhan di mana pendapatan nasional atau produksi nasional mencapai tingkat yang paling terbaik. Pada tahap IV produksi total mengalami penurunan dan makin usang makin kecil.
Proses pembangunan menyerupai yang ditunjukkan dalam gambar 11.1 sanggup pula dilihatmenggunakan Gambar 11.2. dalam Gambar 11.2 garis MR menunjukan nilai produksi komplemen yang diciptakan oleh seorang pekerja yang baru. Berlakunya aturan hasil lebih yang makin berkurang mengakibatkan nilai MR bertambah rendah apabila jumlah tenaga kerja yang dipakai bertambah besar. Garis AR menunjukan nilai pendapatan rata-rata.
Pandangan Ahli Ekonomi Klasik Lain
Ahli ekonomi Klasik lainnya yang banyak mencurahkan perhatiannya kepada masalah pembangunan yakni John Stuart Mill. Mill sependapat dengan Adam Smith bahwa spesialisasi atau dukungan pekerjaan akan meninggikan keahlian pekerja, memperbaiki organisasi produksi, dan mendorong dilakukannya penemuan sehingga akan meninggikan tingkat produktivitas dan memperlancar pembangunan ekonomi. Seperti Smith, Mill juga beropini bahwa luasnya spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar.
Salah satu dari beberapa sumbangan penting Mill pada analisis pembangunan ekonomi yakni analisisnya terkena peranan faktor – faktoe bukan ekonomi terhadap pembangunan. Faktor – faktor tersebut yakni kepercayaan masyarakat, kebiasaan berfikir, etika istiadat, dan corak institusi yang ada. Mill beryakinan bahwa faktor – faktor tersebut ialah faktor penting yang mengakibatkan ketiadaan pembangunan di Asia dan meramalkan bahwa faktor – faktor tersebut akan mengundurkan permulaan pembangunan di tempat tersebut untuk beberapa generasi menhadir. Selanjutnya ia berpendapat, supaya pembangunan tercipta perlu ada golongan masyarakat yang kreatif, yang akan bertindak sebagai pencita perubahan – perubahan. Tetapi, walaupun ia menyadari pentingnya peranan para pengusaha dalam membuatkan acara ekonminya, Mill tidak menekankan peranan golongan pengusaha yang inovaif dalam pembangunan.
Tingkat pengetahuan suatu masyarakat ialah faktor lain yang mempengaruhi pembangunan ekonomi. Menurut Mill tingkat perkembangan pengetahuan pada suatu masa tertentu berfungsi sebagai faktor yang memilih taraf kemajuan acara industri pada waktu tersebut. Berkaitan dengan pendangan – pandangan di atas, selanjutnya Mill beropini bahwa pembangunan ekonomi tergantung pada dua jenis perbaikan: perbaikan dalam tingkat pengetahuan masyarakat dan perbaikan yang menghapuskan kendala – kendala pembangunan yang diciptakan manusia.
2.5 TEORI SCUHMPETER: PERANAN PENGUSAHA DALAM
PEMBANGUNAN
Jadi pendapat Scuhmpeter tidak tidak sama dengan pandangan kebanyakan hebat ekonomi Klasik, yang juaga meramalkan bahwa dalam jangaka panjang proses pembangunan ekonomi akan m3engalami keadaan yang demikian. Bagaimana, berdasarkan Scumhpeter, tingkat stagnasi itu akan terjadi akan dibahas lebih lanjut kemudian. Terlebih lampau akan dijelaskan beberapa pendapat yang Scumhpeter yang menjadi titik tolak analaisisnya terkena pembangunan dan naik turunnya tingkat acara ekonomi.
Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Scuhmpeter tidak sependapat dengan pandangan hebat – hebat ekonomi klasik yang menganggap bahwa pembangunan ekonomi ialah suatu proses yang bersifat gradual da berjalan secara harmonis. Menurt pendapatnya, pertambahan pendapatan Negara dari masa ke masa, perkembangananya sangat tidak stabil dan keadaannya ditentukan oleh besarnaya kemungkinan untuk menjalankan pembentukan modal yang menguntukngkan yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Pandangan Scumhpeter ini sangat sama dengan Marx, yang juga beropini bahwa perkembangan ekonomi tidak selalu serasi dan lancar, melaikan selalu mengalami kemunduran – kemunduran ditengah – tengah kemajuan yang dicapai.
Pembaharuan-pembaharuan yang sanggup diciptakan oleh para pengusaha sanggup di bedakan alam beberapa bentuk:
1. Memperkenalkan suatu barang baru
2. Penggunaan cara gres dalam memproduksi barang
3. Memperluas pasar sesuatu barang ke daerah-daerah baru
4. Mengembangkan sumber bahan mentah baru
5. Mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industry
Proses Pembanguna yang Berlaku
Sekarang tibalah masanya untuk mengulas pandangan Scumhpeter terkena jalanya proses pembangunan ekonomi. Menuurt Scumhpeter, penanaman modal dalam perekonomian sanggup dibedakan menjadi dua golongan: penanman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh.
Sesudah proses perkembangan pada masa diberikutnya akan muncul kekuatan – kekuatan yang akan menimbulkan depresi dalam perekonomian tersebut. Kekuataan – kekuatan tersebut antara lain adalah, pertama, bersumber dari kegagalan beberapa pengusaha usang untuk bersaing danag perusahan – perusahan yang mengadakan pembaruan, dan mengakibatkan mereka kehilangan pamasukan.
Proses Pertumbuhan Dalam Jangka Panjang
Alasan yang dikemukakan oleh Scuhmpetr untuk menerangkan terjadinya keadaan tersebut sanggup dibedakan dalam dua aspek.dalam bukunya business Cycle , ia sependapat dengan pandangan Hansen yang berkenyakina bahwa:
1. Adalah tidak terbukanya peluang untuk menanam modal yang menguntuk ngakan sebagai akhir perkembangan penduduk yang lambat
2. Makin terbatsanya tempat fromtiers
3. Berkembangnya pembaharuan – pemabaharuan yang bersifat menghemat modal, ialah actor – faktor penting yang menimbulkan keadaan stagnasi dalam perekonomian
Perubahan – perubahan yang sangat mengurangi peranan para pengusaha sanggup dibedakan: dalam tiga golongan.
1. Perkembangan ekonomi akan mengakibatkan acara pembaharuan dan pengembangan teknologi menjadi insiden yang rutin
2. Pembangunan ekonomi yang akan menghancurkan rangka dasar institusional system kapitalisme yaitu mordenisasi akan membuat perusahaan raksaa yang dipimpin oleh pimpinan perusahaan professional
3. Pembangunan ekonomi akan mengakibatkan system politik dan pemerintah yang menjadi dasar system kapitalisme yaitu system kerajaan dan tuan tanah mengalami kehancuran dan digantiakan oleh system pemerintahan dan politik yang dikuasai oleh saudagar, pemilik modal, dan industrialis.
2.6 TEORI HARROD-DOMAR: SYARAT UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN MANTAP ( STEADY GROWTH)
Teori tersebut pada pada dasarnya menganalisis problem diberikut syarat apakah atau keadaan yang bagaimanakah yang harus tercipta daalm perekonomian untuk menjamin biar dari tahun ketahun kesanggupan memproduksi yang selalu bertambah sebagai akhir dari penanaman modal pada tahun sebelumnya akan selalu sepenuhnya digunakan.
Peranan Investasi Dalam Perekonomian
Menurut pendapat kaum Klasik, pembentukan modal ialah suatu pengeluaran yang akan menanbah kesanggupan suatu maakurakat untuk meningkatkan produksi. Keadaan yang sebaliknya terdapat dalam analis Keynes, yaitu ia mengabaikan sama sekali peranan pembentukan modal sebagai pengeluaran yang akan mempertinggi kesanggupan sektor perusahaan untuk menghasilkan barang – barang yang diperlukana masyarakat. Teori Harrod-Donar memperhatiakn kedua fungsi dari pembentukan modal tersebut dalam acara ekonomi. Sesuaia dengan pendapat Keynes teori Harrod-Domar menganggap pula bahwa pertambahan dalam kesanggupan memperodukasi ini tidak secara sendiriya akan membuat pertambahan produksi dan kenaikan pendapata nasional.
Pemisalan – Pemisalan Yang Digunakan
Teori Harrod-Domar memakai beberapa pemisalan:
1. Pada taraf permulaan perekonomian sudah mencapai tinggkat peluang kerja penuh dan barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat sepenuhnya digunakan.
2. Perekonomian tersebut terdiri dari dua sektor yaitu, sektor rumah tangga dan sektor perusahaan.
3. Besarnya tabungan masyarakat yakni proporsional dengan besarnya pendapatan nasional, dan keadaan ini berarti bahwa fungsi tamembuangan dimulai dari titik nol.
4. Kecondongan menabung marjianl besarnya tetap, dan begitu juga perbandingan antara modal dengan jumlah produksi.
Syarat Untuk Mencapai Steady Growth
Penanaman modal yang dilakuakan masyarakat dalam suatu waktu tertentu dipakai untuk dua tujuan: untuk mengangti barang – barang modal yang tidak sanggup dipakai lagi dan untuk memperbesar jumlah barang – barang modal yang tersedia dalam masyarakat. Dalam memperbandingkan jumlah pertambahan produksi dengan penanaman modal yang dilakukan, akan diperoleh dua macam nilai. Nilai pertama yakni perbandingan antara seluruh komplemen produksi yang diciptakan dalam suatu tahun tertentu oleh sejumlah penanaman modal. Nilai kedua dari perbandingan antara jumlah produksi dengan penanaman modal yang dilakuakan. Pertambahan kesanggupan barang – barang modal untuk menghasilkan barang – barang tidak secara otomatis mencipatakan pertambahan produksi dan kenaikan pendapatan nasional.akan terdapat jurang antara penanaman modal yang dilakukan dan penanaman modal yang diharapkan untuk menjamin terapainya tingkat kapasitas penuh dari barang - barang modal. melaluiataubersamaini demikian pandangan lain dari teori Harrod-Domar sanggup dirumuskan secara diberikut:
1. Apabila penanaman modal le bih rendah dari yang seharusnya, maka pereekonomian tersebut akan mengalami depresi, dan sebaliknya
2. Apabila penanaman modal yang bergotong-royong dilakukan yakni lebih besar dari pada penanaman yang diharapkan untuk menjamin tercapainya kapasitas penuh dalam penerapan barang – barang modal yang tersedia.
Dapatkah Steady Growth Tetap Diwujudkan ?
Hipotesis terpenting yang menerangkan terkena sebab- lantaran timbulnya stagnasi infinit dalam perekonomian yang usdah sangat maju juga dikemuakan oleh Hansen. Ia beropini bahwa tingkat penanaman modal yang selalu berada di bawah tingkat tabungan pada tingkat kapasitas barang – barang modal yang terbaik, timbul sebagai akhir dari beberapa faktor:
1. Berlakunya perkembangan tekologi yang bersifat menghemat modal ( capital saving innovation)
2. Pertambhan penduduk yang sangat lambat
3. Berkurangnya “ forntiner spirit, yaitu impian untuk membuatkan tempat dan kekayaan alam yang baru.
2.7 PERTUMBUHAN NEO-KLASIK: MENENTUKAN PERANAN BERBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN
Sejak pertengahan tahun 1950-an berkembang serangkaian analisis terkena pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada pandangan hebat – hebat ekonomi kalsik.
Perbedaan antara Teori Neo – Klasik dan Teori Harrod-Domar.
Dalam analisis Neo – Klasik, undangan masyarakat tidak memilih laju pertumbuhan. Sampai dimana perekonomian akan berkembang, tergantung kepada pertambahan faktor – faktor produksi dan tingkat kemajuan teknologi.
Salah satu perbedaan lain antara teori Harrod-Damor dan teori pertumbuhan Neo-Klasik yakni pemisalannya terkena rasio modal. Sedangkan dalam teori Neo-Klasik rasio modal produksi sanggup dengan simpel mengalami perubahan.
Penemuan Teori Neo-Klasik
Teori Neo-Klasik bukanlah dalam menawarkan faktor – faktor yang menghipnotis pertumbuhan ekonomi, tetapi kepada kemungkinan memakai teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris dan memilih peranan dari banyak sekali faktor dalam membuat pertumbuhan ekonomi.
BEBERAPA KESIMPULAN
Sumbangan Pemikiran Teori Pertumbuhan
Dari analisis faktor-faktor yang memilih pertumbuhan ekonomi sanggup disimpulkan bahwa tingkat dan laju pertumbuhan suatu perekonomian ditentukan oleh empat faktor:
1. luas tanah (termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya),
2. jumlah dan perkembangan penduduk,
3. jumlah stok modal dan perkembangannya dari tahun ke tahun,dan
4. tingkat teknologi dan perbaikannya dari tahun ke tahun.
Relevansinya untuk Negara Berkembang
Di dalam hubungannya dengan memahami masalah pembangunan dan bentuk kebijakan pembangunan di negara berkembang, teori-teori pertumbuhan mempersembahkan sumbangan diberikut:
1. Usaha-usaha untuk mempercepat pembangunan ekonomi di negara berkembang akan dihambat oleh adanya jumlah penduduk yang sangat banyak dan perkembangnnya yang sangat pesat.
2. Perbaikan pada tingkat kecakapan dan pengetahuan penduduk dalam suatu negara mempersembahkan banyak sekali sumbangan positif dalam membuat dan mengusahakan pembangunan ekonomi.
3. Peningkatan dalam pembentukan modal akan sanggup mempercepat proses pembangunan. Begitu juga kemajuan teknologi yang dipakai sanggup mempercepat pembangunan ekonomi.
4. Perbaikan teknologi yang dipakai biasanya spesialuntuk sanggup dilakukan dengan mengadakan penanaman modal.
5. Teori pertumbuhan klasik menyadari bahwa tanah dan kekayaan alam sanggup juga memilih tingkat dan lajunya pertumbuhan ekonomi.
6. Para pengusaha yang inovatif sangat penting peranannya dalam memilih laju pertumbuhan ekonomi suatu negar
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi yakni suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yakni suatu “proses” bukan suatu citra ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri.
Menurut teori Solow-Swan garis besar proses pertumbuhan menyerupai dengan teori Harrod-Domar, dimana perkiraan yang melandasi model ini yaitu:
a. Tenaga kerja (atau penduduk) tumbuh dengan laju tertentu, contohnya P per tahun.
b. Adanya fungsi produksi Q = f (K, L) yang berlaku bagi setiap periode.
c. Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang ditetapkan sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q). Tabungan masyarakat S = sQ; bila Q naik S juga naik, dan sebaliknya.
d. Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = ΔK.
Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian sanggup menyisihkan suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya kalau spesialuntuk untuk mengganti barang-barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan perekonomian tersebut, diharapkan investasi-investasi gres sebagai komplemen stok modal. Hubungan tersebut sudah kita kenal dengan istilah rasio modal-output (COR).
diberikut contoh makalah Perkembangan Ekonomi di masa yang sudah lalu.. untuk melaksanakan pembaruan anda bisa melaksanakan posting data terbaru pada table yang tersedia untuk mempersembahkan data terkini.
sebelum dan setelah kami ucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono.Ekonomi pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar Kebijkan, Jakarta: Kencana, 2007.
Todaro, Michael P.Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: Erlangga, 2000.
Suryana.Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Jakarta: Salemba Empat, 2000.
/search?q=teori-teori-pembangunan-ekonomi