Wednesday, December 19, 2018
Dua sistem dari tingkat obligasi yaitu Moody’s and Standard & Poor’s. Dua sistem ini, high-grade berarti mempunyai resiko kredit yang rendah, atau conversely, kemungkinan yang tinggi untuk dibayar pada masa depan. Grade obligasi tertinggi diputuskan oleh Moody’s dengan penulisan Aaa, dan oleh Standard & Poor’s dengan penulisan AAA. Tingkat diberikutnya ditulis Aa atau AA. Kemudian tingkat ketiga kedua tubuh tersebut memakai penulisan A. Tiga grade diberikutnya yaitu Baa atau BBB, Ba atau BB, dan B. Ada juga grade C. Obligasi dalam tingkat triple A (AAA atau Aaa) dinamakan obligasi utama, double
A (AA atau Aa) yaitu kualitas tinggi single A diterbitkan dalam upper medium-grade dan triple B (BBB atau Baa) yaitu medium-grade. Empat kategori ini disebut sebagai investment grade. Tingkat rendah obligasi mempunyai elemen-elemen spekulatif atau beresiko tinggi. Biasanya obligasi ini dikenal sebagai high-yield atau junk bond (Fabozzi 125).
Berikut ini yaitu peringkat obligasi berdasarkan Standard & Poor’s serta Moody’s yang diambil dari sumber: Stephen A. Ross dan Randolph W.Westerfield, Corporate Finance (St. Louis: Times Mirror/Mosby College Publishing, 1988). Data berasal dari banyak sekali edisi Standard & Poor’s Bond Guide dan Moody’s Bond Guide Terkadang baik Moody’s dan Standard & Poor’s memakai adaptasi untuk peringkat-peringkat ini : Standard & Poor’s memakai tanda plus dan minus: A+ menandakan peringkat A yang paling baik dan A- yang paling rendah. Moody’s memakai 1, 2 atau 3, dimana 1 mengindikasikan yang terkuat.
Penerbitan evaluasi kredit didasarkan pada perbedaan tingkatan pada pertimbangan sebagai diberikut:
1. Kemungkinan dari kapasitas pembayaran dan kemauan dari obligor untuk memenuhi akad finansialnya pada obligasi sesuai dengan syarat-syarat dari obligasi tersebut.
2. Sifat dan ketentuan dari obligasi tersebut.
3. Perlindungan yang didiberikan, dan posisi relatif dari obligasi pada dikala kebangkrutan, pembaharuan organisasi, dan persiapan lainnya dibawah aturan kebangkrutan dan aturan lainnya yang memepengaruhi hak-hak para kreditur.
Tingkatan rating pada obligasi yaitu sebagai diberikut:
a. ‘AAA’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘AAA’ sudah mempunyai rating tertinggi yang didiberikan oleh Standard & Poor. Kapasitas obligor untuk memenuhi akad finansial pada obligasi luar biasa kuat.
b. ‘AA’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘AA’ perbedaannya dengan nilai obligasi-obligasi tertinggi spesialuntuk sedikit. Kapasitas obligor untuk memenuhi akad finansial pada obligasi sangat kuat.
c. ‘A’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘A’ sedikit simpel kena efek yang merugikan dari perubahan keadaan dan kondisi ekonomi pada obligasi dalam kategori evaluasi tertinggi.
d. ‘BBB’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘BBB ’ mennjukkan kemampuannya melindungi parameter. Bagaimanapun, kondisi ekonomi atau perubahan keadaan yang merugikan tampaknya lebih berperan ke kapasitas obligor menjadikannya lemah untuk memenuhi akad finansialnya dari obligasinya. Obligasi yang dinilai ‘BB’,’B’,’CCC’,’CC’,’C’ dianggap mempunyai karakteristik spekulatif yang signifikan. ‘BB’ mengindikasikan
tingkatan terendah dari spekulasi dan ‘C’ yaitu yang tertinggi. Sedangkan beberapa obligasi tampaknya mempunyai beberapa karakteristik kualitas dan tunjangan yang mungkin keridakpastiannya terlampau berat dan besar atau pendapat secara umum termasuk kondisi yang merugikan
e. ‘BB’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘BB’ kurang menerima Koreksian tidak dibayar daripada penerbitan secara spekulatif. Bagaimanapun juga, hal utama yang dihadapi secara terus-menerus yaitu ketidakpastian atau pendapatannya secara bisnis, finansial, atau kondisi ekonomi merugikan dimana peranan kapasitas obligor dalam memenuhi akad finansialnya pada obligasi tidak mencukupi.
f. ‘B’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘B’ lebih simpel diKoreksi tidak dibayar daripada obligasi yang dinilai ‘BB’, tapi obligor sering memenuhi kapasitas akad finansialnya pada obligasi. Bisnis, finansial, atau kondisi ekonomi yang tampaknya akan merusak kapasitas obligor atau kesudiannya untuk memenuhi akad finansialnya pada obligasi
g. ‘CCC’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘CCC’ lebih simpel diKoreksi tidak dibayar dan tergantung bisnis, finansial, atau kondisi ekonomi yang baik untuk obligor memenuhi akad finansialnya pada obligasi. Pada dikala bisnis, finansial, dan kondisi ekonomi merugikan, obligor tampaknya tidak memenuhi kapasitasnya dalam akad finansial pada obligasi.
h. ‘CC’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘CC’ seringkali diKoreksi tidak dibayar.
i. ‘C’: Rating ‘C’ mungkin digunakan untuk melindungi sebuah situasi dimana sebuah pengajuan seruan kebangkrutan sudah terisi atau tindakan serupa sudah diambil tapi pembayaran-pembayaran pada obligasin ini masih berlanjut.
j. ‘D’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘D’ yaitu dalam kegagalan pembayaran, kategori rating ‘D’ digunakan dikala pembayaran sebuah obligasi tidak dibentuk pada hak waktu yang tetap jikalau periode kelonggaran waktu yang sanggup digunakan tidak kadaluarsa, kacuali kalau Standard & Poor percaya bahwa pembayaran serupa akan dibentuk sebelum periode kelonggaran waktu serupa.Rating ‘D’ juga digunakan pada pengisian dari sebuah pengajuan seruan kebangkrutan atau pengambilan tindakan serupa jikalau pembayaran pada sebuah obligasi berbahaya (Sharpe, 1999: 393).
Beberapa macam tipe investor berkaitan dengan risiko investasi yang ditanggungnya:
1. Conservative investors. Toleransi terhadap risiko cenderung kecil. Persentase stock allocation bagi investor tipe menyerupai ini yaitu 100 minus usia mereka. Orang-orang menyerupai ini sanggup melaksanakan split atau pertolongan antara cash dan obligasi dalam diberinvestasi. Seorang investor tipe conservative berusia 30 tahun sanggup diberinvestasi 70 persen pada saham dan 30 persen pada obligasi dan sekuritas pasar uang.
2. Moderate investors. Toleransi terhadap resiko lebih tinggi daripada conservative investors. Persentase stock allocation bagi investor tipe menyerupai ini yaitu 110 minus usia mereka.
3. Aggressive investors. Toleransi terhadap resiko tinggi. Persentase stock allocation bagi investor tipe menyerupai ini yaitu 120 minus usia mereka (Wiles 14)
A (AA atau Aa) yaitu kualitas tinggi single A diterbitkan dalam upper medium-grade dan triple B (BBB atau Baa) yaitu medium-grade. Empat kategori ini disebut sebagai investment grade. Tingkat rendah obligasi mempunyai elemen-elemen spekulatif atau beresiko tinggi. Biasanya obligasi ini dikenal sebagai high-yield atau junk bond (Fabozzi 125).
Berikut ini yaitu peringkat obligasi berdasarkan Standard & Poor’s serta Moody’s yang diambil dari sumber: Stephen A. Ross dan Randolph W.Westerfield, Corporate Finance (St. Louis: Times Mirror/Mosby College Publishing, 1988). Data berasal dari banyak sekali edisi Standard & Poor’s Bond Guide dan Moody’s Bond Guide Terkadang baik Moody’s dan Standard & Poor’s memakai adaptasi untuk peringkat-peringkat ini : Standard & Poor’s memakai tanda plus dan minus: A+ menandakan peringkat A yang paling baik dan A- yang paling rendah. Moody’s memakai 1, 2 atau 3, dimana 1 mengindikasikan yang terkuat.
Penerbitan evaluasi kredit didasarkan pada perbedaan tingkatan pada pertimbangan sebagai diberikut:
1. Kemungkinan dari kapasitas pembayaran dan kemauan dari obligor untuk memenuhi akad finansialnya pada obligasi sesuai dengan syarat-syarat dari obligasi tersebut.
2. Sifat dan ketentuan dari obligasi tersebut.
3. Perlindungan yang didiberikan, dan posisi relatif dari obligasi pada dikala kebangkrutan, pembaharuan organisasi, dan persiapan lainnya dibawah aturan kebangkrutan dan aturan lainnya yang memepengaruhi hak-hak para kreditur.
Tingkatan rating pada obligasi yaitu sebagai diberikut:
a. ‘AAA’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘AAA’ sudah mempunyai rating tertinggi yang didiberikan oleh Standard & Poor. Kapasitas obligor untuk memenuhi akad finansial pada obligasi luar biasa kuat.
b. ‘AA’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘AA’ perbedaannya dengan nilai obligasi-obligasi tertinggi spesialuntuk sedikit. Kapasitas obligor untuk memenuhi akad finansial pada obligasi sangat kuat.
c. ‘A’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘A’ sedikit simpel kena efek yang merugikan dari perubahan keadaan dan kondisi ekonomi pada obligasi dalam kategori evaluasi tertinggi.
d. ‘BBB’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘BBB ’ mennjukkan kemampuannya melindungi parameter. Bagaimanapun, kondisi ekonomi atau perubahan keadaan yang merugikan tampaknya lebih berperan ke kapasitas obligor menjadikannya lemah untuk memenuhi akad finansialnya dari obligasinya. Obligasi yang dinilai ‘BB’,’B’,’CCC’,’CC’,’C’ dianggap mempunyai karakteristik spekulatif yang signifikan. ‘BB’ mengindikasikan
tingkatan terendah dari spekulasi dan ‘C’ yaitu yang tertinggi. Sedangkan beberapa obligasi tampaknya mempunyai beberapa karakteristik kualitas dan tunjangan yang mungkin keridakpastiannya terlampau berat dan besar atau pendapat secara umum termasuk kondisi yang merugikan
e. ‘BB’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘BB’ kurang menerima Koreksian tidak dibayar daripada penerbitan secara spekulatif. Bagaimanapun juga, hal utama yang dihadapi secara terus-menerus yaitu ketidakpastian atau pendapatannya secara bisnis, finansial, atau kondisi ekonomi merugikan dimana peranan kapasitas obligor dalam memenuhi akad finansialnya pada obligasi tidak mencukupi.
f. ‘B’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘B’ lebih simpel diKoreksi tidak dibayar daripada obligasi yang dinilai ‘BB’, tapi obligor sering memenuhi kapasitas akad finansialnya pada obligasi. Bisnis, finansial, atau kondisi ekonomi yang tampaknya akan merusak kapasitas obligor atau kesudiannya untuk memenuhi akad finansialnya pada obligasi
g. ‘CCC’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘CCC’ lebih simpel diKoreksi tidak dibayar dan tergantung bisnis, finansial, atau kondisi ekonomi yang baik untuk obligor memenuhi akad finansialnya pada obligasi. Pada dikala bisnis, finansial, dan kondisi ekonomi merugikan, obligor tampaknya tidak memenuhi kapasitasnya dalam akad finansial pada obligasi.
h. ‘CC’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘CC’ seringkali diKoreksi tidak dibayar.
i. ‘C’: Rating ‘C’ mungkin digunakan untuk melindungi sebuah situasi dimana sebuah pengajuan seruan kebangkrutan sudah terisi atau tindakan serupa sudah diambil tapi pembayaran-pembayaran pada obligasin ini masih berlanjut.
j. ‘D’: Sebuah obligasi yang dinilai ‘D’ yaitu dalam kegagalan pembayaran, kategori rating ‘D’ digunakan dikala pembayaran sebuah obligasi tidak dibentuk pada hak waktu yang tetap jikalau periode kelonggaran waktu yang sanggup digunakan tidak kadaluarsa, kacuali kalau Standard & Poor percaya bahwa pembayaran serupa akan dibentuk sebelum periode kelonggaran waktu serupa.Rating ‘D’ juga digunakan pada pengisian dari sebuah pengajuan seruan kebangkrutan atau pengambilan tindakan serupa jikalau pembayaran pada sebuah obligasi berbahaya (Sharpe, 1999: 393).
Beberapa macam tipe investor berkaitan dengan risiko investasi yang ditanggungnya:
1. Conservative investors. Toleransi terhadap risiko cenderung kecil. Persentase stock allocation bagi investor tipe menyerupai ini yaitu 100 minus usia mereka. Orang-orang menyerupai ini sanggup melaksanakan split atau pertolongan antara cash dan obligasi dalam diberinvestasi. Seorang investor tipe conservative berusia 30 tahun sanggup diberinvestasi 70 persen pada saham dan 30 persen pada obligasi dan sekuritas pasar uang.
2. Moderate investors. Toleransi terhadap resiko lebih tinggi daripada conservative investors. Persentase stock allocation bagi investor tipe menyerupai ini yaitu 110 minus usia mereka.
3. Aggressive investors. Toleransi terhadap resiko tinggi. Persentase stock allocation bagi investor tipe menyerupai ini yaitu 120 minus usia mereka (Wiles 14)