BUDAYA ORGANISASI
PENGANTAR
Budaya Organisasi ialah kepingan dari MSDM dan Teori Organisasi. MSDM Budaya Organisasi dilihat diri aspek prilaku, sedangkan Teori organisasi dilihat dari aspek sekelompok individu yang berkerjasama untk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah kawasan individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan.
Dalam pekembangannya, pertama kali BO dikenal di Amerika dan Eropa pada abad 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi Organisasi 1972-1981, serta Konsultan BO pada banyak sekali perusahaan di Amerika dan Eropa. Salah satu karya ilmiahnya : Organizational Culture and Leadership.
Di Indonesia BO mulai dikenal pada tahun 80 - 90-an, ketika banyak dibicarakan wacana konflik budaya, bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.
Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam kurikulum banyak sekali pendidikan formal dan infomal. Salah satu pakar yang cukup gigih membuatkan Budaya Organisasi yaitu Prof Dr. Taliziduhu Ndraha, seorang pakar Ilmu Pemerintahan.
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya
Kroeber dan Kluchon tahun 1952 menemukan 164 definisi Budaya. Akan tetapi pengertian yang penulis kemukakan di sini spesialuntuk yang terkait dengan Budaya Organisasi
Taliziduhu Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi mengemukakan pendapat Edward Burnett dan Vijay Sathe, sebagai diberikut :
- Edward Burnett
Culture or civilization, take in its wide technografhic sense, is that complex whole which includes knowledge, bilief, art, morals, law, custom and any other capabilities and habits acquired by men as a member of society.
Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas mencakup ilmu pengetahuan, keyakinan/percaya, seni, moral, hukum, adapt istiadat, dan banyak sekali kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggoa masyarakat.
- Vijay Sathe
Culture is the set of important assumption (opten unstated) that members of a community share in common.
Budaya yaitu seperangkat perkiraan penting yang dimiliki bersama anggota masyarakat.
Edgar H. Schein :
Budaya yaitu suatu pola perkiraan dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi duduk kasus pembiasaan ekstrenal dan integrasi internal yang resmi dan terealisasi dengan baik dan oleh sebab itu diajarkan/diwariskan kepada angota-anggota gres sebagai cara yang sempurna memahami, memikirkan dan mencicipi terkait degan masalah-masalah tersebut.
UNSUR-UNSUR BUDAYA :
1. Ilmu Pengetahuan
2. Kepercayaan
3. Seni
4. Moral
5. Hukum
6. Adat-istiadat
7. Perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat
8. Asumsi dasar
9. Sistem Nilai
10. Pembelajaran/Pewarisan
11. Masalah pembiasaan eksternal dan integrasi internal
Beberapa pemikir dan penulis sudah mengadopsi tiga sudut pandang berkaitan dengan budaya, sebagai mana dikemukakan Graves, 1986, sebagai diberikut :
1. Budaya ialah produk konteks pasar di kawasan organisasi beroperasi, peraturan yang menekan, dsb.
2. Budaya ialah produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi, contohnya organisasi yang tersentralisasi tidak sama dengan organisasi yang terdesentralisasi.
3. Budaya ialah produk sikap orang orang dalam pekerjaan mereka, hal ini berarti produk perjanjian psikologis antara individu dengan organisasi.
ORGANISASI
J.R. Schermerhorn
Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a common purpose.
Organisasi yaitu kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Philiph Selznick
Organisasi yaitu pengaturan personil guna megampangkan pencapaian beberapa tujuan yang sudah diputuskan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawaban.
UNSUR-UNSUR ORGANISASI
1. Kumpulan orang
2. Kerjasama
3. Tujuan bersama
4. Sistem Koordinasi
5. Pembagian kiprah adntanggung tanggapan
6. Sumber Daya Organisasi.
BUDAYA ORGANISASI
Peter F. Drucker
Budaya Organisasi yaitu pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada angota-anggota gres sebagai cara yang sempurna untuk memahami, memikirkan, dan mencicipi terhadap masalah-masalah terkait sepeti di atas.
Phithi Sithi Amnuai
Budaya Organisasi yaitu seperangkat perkiraan dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-angota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah pembiasaan eksternal dan masalah-masalah integrasi internal.
Edgar H. Schein
Budaya Organisasi mengacu ke suatu system makna bersama, dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain.
Daniel R. Denison
Budaya Organisasi yaitu nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang ialah landasan bagi system dan praktek-praktek administrasi serta sikap yang meningkatkan dan menguatkan perinsip-perinsip tersebut.
Robbins,
Budaya Organisasi dimaknai sebagai filosofi dasar yang mempersembahkan kode bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan dan nasabah. Lebih lanjut Robbins (2001) menyatakan bahwa sebuah sistem makna bersama dibuat oleh para masyarakatnya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama ialah seperangkat huruf kunci dari nilai-nilai organisasi. Dalam hal ini Robbins mempersembahkan 7 karakteristik budaya organisasi sebagai diberikut :
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
2. Perhatian terhadap detail
3. Berorientasi pada hasil
4. Berorientasi kepada insan
5. Berorientasi pada tim
6. Agresivitas
7. Stabilitas
Ahob dkk (1991) mengemukakan 7 dimensi budaya organisasi, sebagai diberikut :
1. Konformitas
2. Tanggungjawaban
3. Penghargaan
4. Kejelasan
5. Kehangatan
6. Kepemimpinan
7. Bakuan mutu
Berdasarkan banyak sekali uaraian di atas, penulis sanggup menarikdanunik kesimpulan bahwa
Budaya Organisasi ialah sistem nilai yang diyakini dan sanggup dipelajari, sanggup diterapkan dan dikembangkan secara terus menerus.
Budaya Organisasi juga berfungsi sebagai perkat, pemersatu, identitas, citra, brand, pemacu-pemicu (motivator ), pengengmbangan yang tidak sama dengan organisasi lain yang sanggup dipelajaridan diwariskan kepada generasi diberikutnya, dan sanggup dijadikan teladan prilaku insan dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target yang diputuskan.
Unsur-unsur Budaya Organisasi
1. Asumsi dasar
2. Seperangkat nilai dan Keyakinan yang dianut
3. Pemimpin
4. Pedoman mengatasi duduk kasus
5. Berbagai nilai
6. Pewarisan
7. Acuan prilaku
8. Citra dan Brand yang khas
9. Adaptasi
Unsur Budaya Menurut Susanto :
1. Lingkungan Usaha
2. Nilai-nilai
3. Kepahlawanan
4. Upacara/tata cara
5. Jaenteng Cultural
LEVEL Budaya Organisasi
1. Artifact ( Physical Characteristics; Behavior; Public Dcocuments ).
2. Espoused Value ( Strategies; Goals; Philosophies).
3. Basic Underlying Assumptions ( Biliefs; Percption; Feeling; Aspects of behavior; Internal & external relationships )
Level Budaya Organisasi yg lain :
1. Assumsi dasar
2. Value
3. Norma Prilaku
4. Perilaku
5. Artefact
BUDAYA ORGANISASI disebut juga BUDAYA PERUSAHAAN :
Budaya perusahaan sering juga disebut budaya kerja, sebab tidak bisa dipisahkan dengan kinerja (performance) Sumber Daya Manusia (SDM); makin kuat budaya perusahaan, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi.
Budaya perusahaan (corporate culture) memang susah didefinisikan secara tegas dan susah diukur, namun bisa dirasakan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan tersebut. Suatu perusahaan yang mempunyai budaya perusahaan yang kuat bahkan sanggup terlihat atau teramati oleh peninjau dari luar perusahaan, yang mengamati. Pengamat tersebut akan mencicipi suasana yang khas dan lain dari pada yang lain, di dalam perusahaan tersebut, kalau dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
Oleh sebab suatu organisasi terbentuk dari kumpulan individu yang tidak sama baik sifat, karakter, keahlian, pendidikan, dan latar belakang pengalaman dalam hidupnya, perlu ada akreditasi pandangan yang akan mempunyai kegunaan untuk pencapaian misi dan tujuan organisasi tersebut, semoga tidak berjalan sendiri-sendiri.
Penyatuan pandangan dari Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan ini dibutuhkan dalam bentuk ketegasan dari perusahaan, yang dituangkan dalam bentuk budaya kerja yang akan mencerminkan spesifikasi dan huruf perusahaan tersebut. Budaya kerja ini akan menjadi milik dan pedoman bagi seluruh lapisan individu yang ada di dalam perusahaan/organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya. Budaya kerja inilah yang sering kita dengar kini dengan istilah Corporate Culture.
PENGERTIAN BUDAYA PERUSAHAAN
Walaupun susah didefinisikan secara tegas, untuk data memahami apa yang dimaksudkandengan budaya perusahaan ada beberapa batasan atau pernyataan yang sanggup memmenolong penyamaan persepsi, atau setidaknya pemahaman terkena budaya perusahaan.
Schein,E.H. mencoba mempersembahkan beberapa pengertian umum terkena budaya perusahaan:
1. Observed behavioral regularities when people interact. (Keteraturan-keteraturan perilakuyang teramati apabila orang diberinteraksi.)
2. The norms that evolve in workin group?. (Norma-norma yang berkembang dalam kelompok kerja.)
3. The dominant values espoused by an organization. (Nilai-nilai yang lebih banyak didominasi yang didukungoleh suatu organisasi.)
4. The philosophy directing the organization policy. (Filosofi yang mengarahkan akal organisasi.)
5. The rule of the game for getting along inthe organization. (Aturan permainan yang harus ditaatiuntuk sanggup diterima sebagai anggota di dalam organisasi.)
6. The feeling or climate in an organization?. (Perasaan atau iklim dalam suatu organisasi.)
Jadi intinya Corporate Culture? atau budaya perusahaan mempunyai pengertian sebagai aturan main yang ada di dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di dalam organisasi tersebut.
Dapat juga dikatakan, budaya perusahaan yaitu pola terpadu sikap insan di dalam organisasi/perusahaan termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan, pemicaraan-pembicaraan yang dipelajari dan diajarkan kepada generasi diberikutnya.
TERBENTUKNYA BUDAYA PERUSAHAAN
Budaya perusahaan yang terbntuk banyak ditentukan oleh beberapa unsure, yaitu:
1. Lingkungan usaha; lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi akan memilih apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk menvapai keberhasilan.
2. Nilai-nilai (values); ialah konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.
3. Panutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya sebab keberhasilannya.
4. Upacara-upacara (rites and ritual); acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka mempersembahkan penghargaan pada karyawannya.
5. Network; jaenteng komunikasi informal di dalam perusahaan yang sanggup menjadi masukana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.
Dalam proses pengembangannya, budaya perusahaan dipengaruhi oleh factor-faktor:kebijakan perusahaan (Corporate Wisdom), gaya perusahaan (Corporate Style), dan jati diri perusahaan (Corporate Identity).
Kebijakan perusahaan (Corporate Wisdom) ditunjang oleh Filosofi Perusahaan (serangkaian nilai-nilai yang membuktikan bagaimana perusahaan dengan pelanggan, produk atau pelayanannya, bagaimana karyawan berafiliasi satu sama lain, sikap, perilaku, gaya pakaian, dan lain-lain serta apa yang bias mensugesti semangat), keterampilan yang dimiliki dan pengetahuan yang terakumulasi dalam perusahaan.
Jati diri perusahaan (Corporate Identity) ditunjang oleh Citra perusahaan , Kredo (semboyan) perusahaan, dan proyeksi perusahaan atau apa yang ditonjolkan perusahaan.
Gaya perusahaan (Corporate style) ditunjang oleh profil karyawan, pengembagan SDM dan masyarakat perusahaan (Corporate community) atau bagaimana penampilan perusahaan tersebut di lingkungan perusahaan lainnya.
Budaya Perusahaan perlu difahami lebih baik sebab :
1. Budaya Perusahaan terlihat secara konkret dan sanggup dirasakan sehingga sanggup menjadi pujian (pride).
2. Kinerja individu dan perusahaan serta what business are we in mustahil sanggup difahami dengan baik tanpa memperhatikan BP. Hal inibanyak kaitannya dengan pengembagan karier.
Menurut Harris dan Moran dalam bukunya Managing Cultural Differences (1991) gres semenjak decade yang lalau ( selesai 70-an atau pertama 80-an) para direktur dan cendikiawan benar-benar memperhatikan factor Budaya Perusahaan/Budaya Organisasi yang ternyata besar lengan berkuasa terhadap prolaku, moral atau semangat kerja dan produktivitas kerja.
Pada ketika ini administrasi menjadi lebih memahami bawa komponen-komponen budaya menyerupai adapt istiadat, tradisi, peraturan, aturan-aturan, akal dan mekanisme bias membuat pekerjaan menjadi lebih sangat senang , sehingga bias meningkatkan produktivitas, memnuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Budaya Perusahaan memerikan kepada karyawan kenyamanan, keamanan, kebersamaan, rasa tanggung jawaban, iut memiliki, mereka tahu bagaimana berprilaku, apa yang harus mereka kerjakan, dll.
melaluiataubersamaini Budaya Perusahaan pegawai menjadi lebih menyenagkan, maka perluada upaya fokus dari seluruh SDM perusahaan ( Stake holders ) untuk memlihara keberadaannya.
Untuk itu dibutuhkan komitmet dari seluruh pegawai, mulai dari top, middle hingga lower atau perasioal ialah persyaratan mutlak untuk tetap terpeliharanya BP. Komitme tidak sekedar keterkaiatan secara fisik, tapi juga secara mental.
Komitmen = Confidence + Motivation
Confidence : a measure of s person?s self assuredness ( ukuran keyakinan diri seseoramg ) atau feeling 0f being able to do a task well without much supervision ( rasa bisa melaksanakan sesuatu kiprah dengan baik tanpa banyak diawasi).
Motivation : a person?s interest in and anthusiasm of doing a task well ( minat dan atusas seseorang untuk melaksanakan sesuatu kiprah dengan baik ).
Selain Komitmen, juga dibutuhkan suasana kerka atau iklim erja yang kondusif. Dalam hal ini De Bettignies, H.CI dari INSEAD, suatu sekolah bisnis di Perancis mengemukakan 9 parameter Iklim Kerja yang Kondusif :
1. Konformity ( Kepatuhan)
2. Reactance (Reaksi atau respon)
3. Responsibility (Tanggung jawaban)
4. Risk Taking (Pengambilan Resiko)
5. Standards ( Standar atau Baku )
6. Rewards (Upah/ganjaran)
7. Clarity ( kejelasan)
8. Team Spirit (Semangat Tim)
9. Warmth (Kehangatan atau keakraban)
Perusahaan bukan lagi spesialuntuk kawasan berkarya mencari nafkah, tetapi lebih dari itu, diyakini sebagai kawasan dimana individu merasa memperoleh nilai tambah dan sanggup mengembagkan diri.
Agar pegawai tetap mejadi mebih sangat bahagia, maka BP harus bersifat dinamis, artinya BP harus terbuka, adaptif dan siap berbah sesuai yang terjadi dilingkungan intern maupun ekstern perusahaan.
JENIS-JENIS Budaya Organisasi
1. Berdasarkan Proses Informasi
a. Budaya Rasional
b. Budaya Idiologis
c. Budaya Konsensus
d. Budaya Hierarkis
2. Berdasarkan Tujuannya
a. Budaya Organisasi Perusahaan
b. Budaya Organisasi Publik
c. Budaya Organisasi Sosial
FUNGSI DAN DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI
Fungsi Budaya Organisasi
1. Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
2. Alat Pengorganisasian Anggota
3. Menguatkan Nilai-Nilai dalam Organisasi
4. Mekanisme Kontrol Prilaku ( Nelson dan Quick,1997)
TIPE BUDAYA ORGANISASI
1. Budaya Birokrasi
2. Budaya Inovatif
3. Budaya Suporatif
Sementara itu Robbins, 2001 mengemukakan Fungsi BUDAYA ORGANISASI, sebagai diberikut :
1. Pembeda antara satu organisasi dengan organisasi laiannya
2. Membangun rasa identitas bagi anggota organisasi
3. Mempergampang tumbuhnya komitmen
4. Meningkatkan kemantapan system social, sebagai perekat social, menuju integrasi organisasi.
Karakteristik Budaya Organisasi
1. Inisiatif Individual
2. Toleransi terhadap tindakan beresiko
3. Pengarahan
4. Integrasi
5. Dukungan administrasi
6. Kontrol
7. Identitas
8. Sistem Imbalan
9. Toleransi terhadap konflik
10. Pola komunikasi
Pembentukan Budaya Organisasi
Deal & Knnedi, mengemukakan lima unsure pembentukan BO :
1. Ligkungan Usaha
2. Nialai-nilai
3. Pahlawan
4. Ritual
5. Jaenteng budaya
Proses Pembentukan Budaya Organisasi
Proses pembentukan Budaya Organisasi sanggup di analisis dari tiga teori sebagai diberikut :
1. Teori Sociodynamic
2. Teori Kepemimpinan
3. Teori pembelajaran
Menururt Kotter dan Haskett proses pembentukan BUDAYA ORGANISASI, sebagai diberikut :
1. Manager Puncak
2. Perilaku Organisasi
3. Hasil
4. Budaya
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis sanggup menyimpulkan proses pemebentukan BO, sbb. :
1. Dari Atas ( Memilik dan administrasi )
2. Dari Bawah ( masyarakat atau karyawan )
3. Kompromi dari atas dan dari bawah.
Mempertahankan Budaya Organisasi
a. Praktek Seleksi
b. Manajemen Puncak
c. Sosialisasi dan Internalisasi
ASUMSI DASAR Budaya Organisasi
1. Artifak dan Kreasi ( tiruana fenomena/gejala ).
2. Nilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar.
3. Asumsi dasar ( hubungan dengan lingkungan, hakikat, waktu dan ruang, sifat manusia, kegiatan mansia dll)
4. Simbol atau lambang-lambang
5. Perspektif ( Norma sosial dan peraturan baik tertulis/tidaktertulis yang mengatur prilaku anggota dalam situasi tertentu ).
LEBIH JAUH MEMAHAMI BUDAYA ORGANISASI
Organisasi sebagai kawasan atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin danterkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi ( uang, material, mesin, metode, lingkungan, masukana-paramasukana, data, dll ) secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Kerjasama dimaksud yaitu kerjasama yang terarah pada pencapaian tujuan. Kerjasama yang terarah tersebut dilakukan dengan mengikuti pola interaksi antar setiap individu atau kelompok. Pola interaksi tersebut diselaraskan dengan banyak sekali aturan, norma, keyakinan, nilai-nilai tertentu sebagaimana diputuskan oleh para pendiri organisasi itu. Keseluruhan pola interaksi tersebut dalam waktu tertentu akan membentuk suatu kebiasaan bersama atau membentuk budaya organisasi.
Menurut pendapat Tika ( 2006 : 1 ) Budaya Organisasi ialah kepingan dari kuriukulum Manajemen Sumber Daya insan dan Teori Organisasi. Budaya organisasi dalam MSDM, ditemukan ketika mengkaji aspek prilaku, sedangkan Budaya Organisasi dalam Teori organisasi, ditemukan ketika mengkaji aspek sekelompok individu yang berkerjasama untuk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah kawasan individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan.
Dalam pekembangannya, pertama kali Budaya Organisasi dikenal di Amerika dan Eropa pada abad 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi Organisasi 1972-1981, serta Konsultan Budaya Organisasi pada banyak sekali organisasi di Amerika dan Eropa. Salah satu karya ilmiahnya : Organizational Culture and Leadership.
Di Indonesia Budaya Organisasi berdasarkan Ndraha ( 1997 : 3) mengemukakan bahwa semenjak tahun 80-an ketika sektor swasta berpeluang membuatkan perjuangan di bidang non-migas, kebutuhan akan pembudayaan nilai-nilai gres wacana kewirausahaan dan amguajemen. Alvin dan Heide Toffler menyebutnya ?wave?. Kemudian pada tahun 90-an banyak dibicarakan wacana kebutuhan niali-nilai baru, konflik budaya, dan bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam kurikulum banyak sekali pendidikan formal dan infomal. Salah satu pakar yang cukup gigih membuatkan Budaya Organisasi yaitu Taliziduhu Ndraha, seorang pakar Ilmu Pemerintahan.
PENGANTAR
Budaya Organisasi ialah kepingan dari MSDM dan Teori Organisasi. MSDM Budaya Organisasi dilihat diri aspek prilaku, sedangkan Teori organisasi dilihat dari aspek sekelompok individu yang berkerjasama untk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah kawasan individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan.
Dalam pekembangannya, pertama kali BO dikenal di Amerika dan Eropa pada abad 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi Organisasi 1972-1981, serta Konsultan BO pada banyak sekali perusahaan di Amerika dan Eropa. Salah satu karya ilmiahnya : Organizational Culture and Leadership.
Di Indonesia BO mulai dikenal pada tahun 80 - 90-an, ketika banyak dibicarakan wacana konflik budaya, bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.
Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam kurikulum banyak sekali pendidikan formal dan infomal. Salah satu pakar yang cukup gigih membuatkan Budaya Organisasi yaitu Prof Dr. Taliziduhu Ndraha, seorang pakar Ilmu Pemerintahan.
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya
Kroeber dan Kluchon tahun 1952 menemukan 164 definisi Budaya. Akan tetapi pengertian yang penulis kemukakan di sini spesialuntuk yang terkait dengan Budaya Organisasi
Taliziduhu Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi mengemukakan pendapat Edward Burnett dan Vijay Sathe, sebagai diberikut :
- Edward Burnett
Culture or civilization, take in its wide technografhic sense, is that complex whole which includes knowledge, bilief, art, morals, law, custom and any other capabilities and habits acquired by men as a member of society.
Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas mencakup ilmu pengetahuan, keyakinan/percaya, seni, moral, hukum, adapt istiadat, dan banyak sekali kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggoa masyarakat.
- Vijay Sathe
Culture is the set of important assumption (opten unstated) that members of a community share in common.
Budaya yaitu seperangkat perkiraan penting yang dimiliki bersama anggota masyarakat.
Edgar H. Schein :
Budaya yaitu suatu pola perkiraan dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi duduk kasus pembiasaan ekstrenal dan integrasi internal yang resmi dan terealisasi dengan baik dan oleh sebab itu diajarkan/diwariskan kepada angota-anggota gres sebagai cara yang sempurna memahami, memikirkan dan mencicipi terkait degan masalah-masalah tersebut.
UNSUR-UNSUR BUDAYA :
1. Ilmu Pengetahuan
2. Kepercayaan
3. Seni
4. Moral
5. Hukum
6. Adat-istiadat
7. Perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat
8. Asumsi dasar
9. Sistem Nilai
10. Pembelajaran/Pewarisan
11. Masalah pembiasaan eksternal dan integrasi internal
Beberapa pemikir dan penulis sudah mengadopsi tiga sudut pandang berkaitan dengan budaya, sebagai mana dikemukakan Graves, 1986, sebagai diberikut :
1. Budaya ialah produk konteks pasar di kawasan organisasi beroperasi, peraturan yang menekan, dsb.
2. Budaya ialah produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi, contohnya organisasi yang tersentralisasi tidak sama dengan organisasi yang terdesentralisasi.
3. Budaya ialah produk sikap orang orang dalam pekerjaan mereka, hal ini berarti produk perjanjian psikologis antara individu dengan organisasi.
ORGANISASI
J.R. Schermerhorn
Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a common purpose.
Organisasi yaitu kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Philiph Selznick
Organisasi yaitu pengaturan personil guna megampangkan pencapaian beberapa tujuan yang sudah diputuskan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawaban.
UNSUR-UNSUR ORGANISASI
1. Kumpulan orang
2. Kerjasama
3. Tujuan bersama
4. Sistem Koordinasi
5. Pembagian kiprah adntanggung tanggapan
6. Sumber Daya Organisasi.
BUDAYA ORGANISASI
Peter F. Drucker
Budaya Organisasi yaitu pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada angota-anggota gres sebagai cara yang sempurna untuk memahami, memikirkan, dan mencicipi terhadap masalah-masalah terkait sepeti di atas.
Phithi Sithi Amnuai
Budaya Organisasi yaitu seperangkat perkiraan dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-angota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah pembiasaan eksternal dan masalah-masalah integrasi internal.
Edgar H. Schein
Budaya Organisasi mengacu ke suatu system makna bersama, dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain.
Daniel R. Denison
Budaya Organisasi yaitu nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang ialah landasan bagi system dan praktek-praktek administrasi serta sikap yang meningkatkan dan menguatkan perinsip-perinsip tersebut.
Robbins,
Budaya Organisasi dimaknai sebagai filosofi dasar yang mempersembahkan kode bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan dan nasabah. Lebih lanjut Robbins (2001) menyatakan bahwa sebuah sistem makna bersama dibuat oleh para masyarakatnya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama ialah seperangkat huruf kunci dari nilai-nilai organisasi. Dalam hal ini Robbins mempersembahkan 7 karakteristik budaya organisasi sebagai diberikut :
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
2. Perhatian terhadap detail
3. Berorientasi pada hasil
4. Berorientasi kepada insan
5. Berorientasi pada tim
6. Agresivitas
7. Stabilitas
Ahob dkk (1991) mengemukakan 7 dimensi budaya organisasi, sebagai diberikut :
1. Konformitas
2. Tanggungjawaban
3. Penghargaan
4. Kejelasan
5. Kehangatan
6. Kepemimpinan
7. Bakuan mutu
Berdasarkan banyak sekali uaraian di atas, penulis sanggup menarikdanunik kesimpulan bahwa
Budaya Organisasi ialah sistem nilai yang diyakini dan sanggup dipelajari, sanggup diterapkan dan dikembangkan secara terus menerus.
Budaya Organisasi juga berfungsi sebagai perkat, pemersatu, identitas, citra, brand, pemacu-pemicu (motivator ), pengengmbangan yang tidak sama dengan organisasi lain yang sanggup dipelajaridan diwariskan kepada generasi diberikutnya, dan sanggup dijadikan teladan prilaku insan dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target yang diputuskan.
Unsur-unsur Budaya Organisasi
1. Asumsi dasar
2. Seperangkat nilai dan Keyakinan yang dianut
3. Pemimpin
4. Pedoman mengatasi duduk kasus
5. Berbagai nilai
6. Pewarisan
7. Acuan prilaku
8. Citra dan Brand yang khas
9. Adaptasi
Unsur Budaya Menurut Susanto :
1. Lingkungan Usaha
2. Nilai-nilai
3. Kepahlawanan
4. Upacara/tata cara
5. Jaenteng Cultural
LEVEL Budaya Organisasi
1. Artifact ( Physical Characteristics; Behavior; Public Dcocuments ).
2. Espoused Value ( Strategies; Goals; Philosophies).
3. Basic Underlying Assumptions ( Biliefs; Percption; Feeling; Aspects of behavior; Internal & external relationships )
Level Budaya Organisasi yg lain :
1. Assumsi dasar
2. Value
3. Norma Prilaku
4. Perilaku
5. Artefact
BUDAYA ORGANISASI disebut juga BUDAYA PERUSAHAAN :
Budaya perusahaan sering juga disebut budaya kerja, sebab tidak bisa dipisahkan dengan kinerja (performance) Sumber Daya Manusia (SDM); makin kuat budaya perusahaan, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi.
Budaya perusahaan (corporate culture) memang susah didefinisikan secara tegas dan susah diukur, namun bisa dirasakan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan tersebut. Suatu perusahaan yang mempunyai budaya perusahaan yang kuat bahkan sanggup terlihat atau teramati oleh peninjau dari luar perusahaan, yang mengamati. Pengamat tersebut akan mencicipi suasana yang khas dan lain dari pada yang lain, di dalam perusahaan tersebut, kalau dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
Oleh sebab suatu organisasi terbentuk dari kumpulan individu yang tidak sama baik sifat, karakter, keahlian, pendidikan, dan latar belakang pengalaman dalam hidupnya, perlu ada akreditasi pandangan yang akan mempunyai kegunaan untuk pencapaian misi dan tujuan organisasi tersebut, semoga tidak berjalan sendiri-sendiri.
Penyatuan pandangan dari Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan ini dibutuhkan dalam bentuk ketegasan dari perusahaan, yang dituangkan dalam bentuk budaya kerja yang akan mencerminkan spesifikasi dan huruf perusahaan tersebut. Budaya kerja ini akan menjadi milik dan pedoman bagi seluruh lapisan individu yang ada di dalam perusahaan/organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya. Budaya kerja inilah yang sering kita dengar kini dengan istilah Corporate Culture.
PENGERTIAN BUDAYA PERUSAHAAN
Walaupun susah didefinisikan secara tegas, untuk data memahami apa yang dimaksudkandengan budaya perusahaan ada beberapa batasan atau pernyataan yang sanggup memmenolong penyamaan persepsi, atau setidaknya pemahaman terkena budaya perusahaan.
Schein,E.H. mencoba mempersembahkan beberapa pengertian umum terkena budaya perusahaan:
1. Observed behavioral regularities when people interact. (Keteraturan-keteraturan perilakuyang teramati apabila orang diberinteraksi.)
2. The norms that evolve in workin group?. (Norma-norma yang berkembang dalam kelompok kerja.)
3. The dominant values espoused by an organization. (Nilai-nilai yang lebih banyak didominasi yang didukungoleh suatu organisasi.)
4. The philosophy directing the organization policy. (Filosofi yang mengarahkan akal organisasi.)
5. The rule of the game for getting along inthe organization. (Aturan permainan yang harus ditaatiuntuk sanggup diterima sebagai anggota di dalam organisasi.)
6. The feeling or climate in an organization?. (Perasaan atau iklim dalam suatu organisasi.)
Jadi intinya Corporate Culture? atau budaya perusahaan mempunyai pengertian sebagai aturan main yang ada di dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di dalam organisasi tersebut.
Dapat juga dikatakan, budaya perusahaan yaitu pola terpadu sikap insan di dalam organisasi/perusahaan termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan, pemicaraan-pembicaraan yang dipelajari dan diajarkan kepada generasi diberikutnya.
TERBENTUKNYA BUDAYA PERUSAHAAN
Budaya perusahaan yang terbntuk banyak ditentukan oleh beberapa unsure, yaitu:
1. Lingkungan usaha; lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi akan memilih apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk menvapai keberhasilan.
2. Nilai-nilai (values); ialah konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.
3. Panutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya sebab keberhasilannya.
4. Upacara-upacara (rites and ritual); acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka mempersembahkan penghargaan pada karyawannya.
5. Network; jaenteng komunikasi informal di dalam perusahaan yang sanggup menjadi masukana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.
Dalam proses pengembangannya, budaya perusahaan dipengaruhi oleh factor-faktor:kebijakan perusahaan (Corporate Wisdom), gaya perusahaan (Corporate Style), dan jati diri perusahaan (Corporate Identity).
Kebijakan perusahaan (Corporate Wisdom) ditunjang oleh Filosofi Perusahaan (serangkaian nilai-nilai yang membuktikan bagaimana perusahaan dengan pelanggan, produk atau pelayanannya, bagaimana karyawan berafiliasi satu sama lain, sikap, perilaku, gaya pakaian, dan lain-lain serta apa yang bias mensugesti semangat), keterampilan yang dimiliki dan pengetahuan yang terakumulasi dalam perusahaan.
Jati diri perusahaan (Corporate Identity) ditunjang oleh Citra perusahaan , Kredo (semboyan) perusahaan, dan proyeksi perusahaan atau apa yang ditonjolkan perusahaan.
Gaya perusahaan (Corporate style) ditunjang oleh profil karyawan, pengembagan SDM dan masyarakat perusahaan (Corporate community) atau bagaimana penampilan perusahaan tersebut di lingkungan perusahaan lainnya.
Budaya Perusahaan perlu difahami lebih baik sebab :
1. Budaya Perusahaan terlihat secara konkret dan sanggup dirasakan sehingga sanggup menjadi pujian (pride).
2. Kinerja individu dan perusahaan serta what business are we in mustahil sanggup difahami dengan baik tanpa memperhatikan BP. Hal inibanyak kaitannya dengan pengembagan karier.
Menurut Harris dan Moran dalam bukunya Managing Cultural Differences (1991) gres semenjak decade yang lalau ( selesai 70-an atau pertama 80-an) para direktur dan cendikiawan benar-benar memperhatikan factor Budaya Perusahaan/Budaya Organisasi yang ternyata besar lengan berkuasa terhadap prolaku, moral atau semangat kerja dan produktivitas kerja.
Pada ketika ini administrasi menjadi lebih memahami bawa komponen-komponen budaya menyerupai adapt istiadat, tradisi, peraturan, aturan-aturan, akal dan mekanisme bias membuat pekerjaan menjadi lebih sangat senang , sehingga bias meningkatkan produktivitas, memnuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Budaya Perusahaan memerikan kepada karyawan kenyamanan, keamanan, kebersamaan, rasa tanggung jawaban, iut memiliki, mereka tahu bagaimana berprilaku, apa yang harus mereka kerjakan, dll.
melaluiataubersamaini Budaya Perusahaan pegawai menjadi lebih menyenagkan, maka perluada upaya fokus dari seluruh SDM perusahaan ( Stake holders ) untuk memlihara keberadaannya.
Untuk itu dibutuhkan komitmet dari seluruh pegawai, mulai dari top, middle hingga lower atau perasioal ialah persyaratan mutlak untuk tetap terpeliharanya BP. Komitme tidak sekedar keterkaiatan secara fisik, tapi juga secara mental.
Komitmen = Confidence + Motivation
Confidence : a measure of s person?s self assuredness ( ukuran keyakinan diri seseoramg ) atau feeling 0f being able to do a task well without much supervision ( rasa bisa melaksanakan sesuatu kiprah dengan baik tanpa banyak diawasi).
Motivation : a person?s interest in and anthusiasm of doing a task well ( minat dan atusas seseorang untuk melaksanakan sesuatu kiprah dengan baik ).
Selain Komitmen, juga dibutuhkan suasana kerka atau iklim erja yang kondusif. Dalam hal ini De Bettignies, H.CI dari INSEAD, suatu sekolah bisnis di Perancis mengemukakan 9 parameter Iklim Kerja yang Kondusif :
1. Konformity ( Kepatuhan)
2. Reactance (Reaksi atau respon)
3. Responsibility (Tanggung jawaban)
4. Risk Taking (Pengambilan Resiko)
5. Standards ( Standar atau Baku )
6. Rewards (Upah/ganjaran)
7. Clarity ( kejelasan)
8. Team Spirit (Semangat Tim)
9. Warmth (Kehangatan atau keakraban)
Perusahaan bukan lagi spesialuntuk kawasan berkarya mencari nafkah, tetapi lebih dari itu, diyakini sebagai kawasan dimana individu merasa memperoleh nilai tambah dan sanggup mengembagkan diri.
Agar pegawai tetap mejadi mebih sangat bahagia, maka BP harus bersifat dinamis, artinya BP harus terbuka, adaptif dan siap berbah sesuai yang terjadi dilingkungan intern maupun ekstern perusahaan.
JENIS-JENIS Budaya Organisasi
1. Berdasarkan Proses Informasi
a. Budaya Rasional
b. Budaya Idiologis
c. Budaya Konsensus
d. Budaya Hierarkis
2. Berdasarkan Tujuannya
a. Budaya Organisasi Perusahaan
b. Budaya Organisasi Publik
c. Budaya Organisasi Sosial
FUNGSI DAN DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI
Fungsi Budaya Organisasi
1. Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
2. Alat Pengorganisasian Anggota
3. Menguatkan Nilai-Nilai dalam Organisasi
4. Mekanisme Kontrol Prilaku ( Nelson dan Quick,1997)
TIPE BUDAYA ORGANISASI
1. Budaya Birokrasi
2. Budaya Inovatif
3. Budaya Suporatif
Sementara itu Robbins, 2001 mengemukakan Fungsi BUDAYA ORGANISASI, sebagai diberikut :
1. Pembeda antara satu organisasi dengan organisasi laiannya
2. Membangun rasa identitas bagi anggota organisasi
3. Mempergampang tumbuhnya komitmen
4. Meningkatkan kemantapan system social, sebagai perekat social, menuju integrasi organisasi.
Karakteristik Budaya Organisasi
1. Inisiatif Individual
2. Toleransi terhadap tindakan beresiko
3. Pengarahan
4. Integrasi
5. Dukungan administrasi
6. Kontrol
7. Identitas
8. Sistem Imbalan
9. Toleransi terhadap konflik
10. Pola komunikasi
Pembentukan Budaya Organisasi
Deal & Knnedi, mengemukakan lima unsure pembentukan BO :
1. Ligkungan Usaha
2. Nialai-nilai
3. Pahlawan
4. Ritual
5. Jaenteng budaya
Proses Pembentukan Budaya Organisasi
Proses pembentukan Budaya Organisasi sanggup di analisis dari tiga teori sebagai diberikut :
1. Teori Sociodynamic
2. Teori Kepemimpinan
3. Teori pembelajaran
Menururt Kotter dan Haskett proses pembentukan BUDAYA ORGANISASI, sebagai diberikut :
1. Manager Puncak
2. Perilaku Organisasi
3. Hasil
4. Budaya
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis sanggup menyimpulkan proses pemebentukan BO, sbb. :
1. Dari Atas ( Memilik dan administrasi )
2. Dari Bawah ( masyarakat atau karyawan )
3. Kompromi dari atas dan dari bawah.
Mempertahankan Budaya Organisasi
a. Praktek Seleksi
b. Manajemen Puncak
c. Sosialisasi dan Internalisasi
ASUMSI DASAR Budaya Organisasi
1. Artifak dan Kreasi ( tiruana fenomena/gejala ).
2. Nilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar.
3. Asumsi dasar ( hubungan dengan lingkungan, hakikat, waktu dan ruang, sifat manusia, kegiatan mansia dll)
4. Simbol atau lambang-lambang
5. Perspektif ( Norma sosial dan peraturan baik tertulis/tidaktertulis yang mengatur prilaku anggota dalam situasi tertentu ).
LEBIH JAUH MEMAHAMI BUDAYA ORGANISASI
Organisasi sebagai kawasan atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin danterkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi ( uang, material, mesin, metode, lingkungan, masukana-paramasukana, data, dll ) secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Kerjasama dimaksud yaitu kerjasama yang terarah pada pencapaian tujuan. Kerjasama yang terarah tersebut dilakukan dengan mengikuti pola interaksi antar setiap individu atau kelompok. Pola interaksi tersebut diselaraskan dengan banyak sekali aturan, norma, keyakinan, nilai-nilai tertentu sebagaimana diputuskan oleh para pendiri organisasi itu. Keseluruhan pola interaksi tersebut dalam waktu tertentu akan membentuk suatu kebiasaan bersama atau membentuk budaya organisasi.
Menurut pendapat Tika ( 2006 : 1 ) Budaya Organisasi ialah kepingan dari kuriukulum Manajemen Sumber Daya insan dan Teori Organisasi. Budaya organisasi dalam MSDM, ditemukan ketika mengkaji aspek prilaku, sedangkan Budaya Organisasi dalam Teori organisasi, ditemukan ketika mengkaji aspek sekelompok individu yang berkerjasama untuk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah kawasan individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan.
Dalam pekembangannya, pertama kali Budaya Organisasi dikenal di Amerika dan Eropa pada abad 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi Organisasi 1972-1981, serta Konsultan Budaya Organisasi pada banyak sekali organisasi di Amerika dan Eropa. Salah satu karya ilmiahnya : Organizational Culture and Leadership.
Di Indonesia Budaya Organisasi berdasarkan Ndraha ( 1997 : 3) mengemukakan bahwa semenjak tahun 80-an ketika sektor swasta berpeluang membuatkan perjuangan di bidang non-migas, kebutuhan akan pembudayaan nilai-nilai gres wacana kewirausahaan dan amguajemen. Alvin dan Heide Toffler menyebutnya ?wave?. Kemudian pada tahun 90-an banyak dibicarakan wacana kebutuhan niali-nilai baru, konflik budaya, dan bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam kurikulum banyak sekali pendidikan formal dan infomal. Salah satu pakar yang cukup gigih membuatkan Budaya Organisasi yaitu Taliziduhu Ndraha, seorang pakar Ilmu Pemerintahan.