Tahapan dalam Manajemen Strategi
Menurut David (2006), proses administrasi taktik terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan penilaian strategi.
Formulasi taktik termasuk berbagi visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan bahaya eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, tetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan menentukan taktik tertentu yang akan dilaksanakan.
Implementasi taktik mensyaratkan perusahaan untuk tetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga taktik yang sudah diformulasikan sanggup dijalankan. Implementasi taktik termasuk berbagi budaya dan mendukung strategi, membuat struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan perjuangan pemamasukan, menyiapkan anggaran, berbagi dan memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Evaluasi taktik ialah tahapan tamat dalam administrasi strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan taktik tidak sanggup berjalan menyerupai yang diharapkan; penilaian taktik ialah alat utama untuk mendapat gosip ini.
Dimana tiruana taktik sanggup dimodifikasi di masa hadir lantaran faktor internal dan eksternal secara konstan berubah.
Model Manajemen Strategi
Secara umum dijelaskan dalam Umar (2005, p.23), model administrasi taktik dari Fred R. David dipaparkan menyerupai diberikut ini:
a. Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan ialah suatu impian wacana keadaan di masa dating yang diinginkan untuk terwujud wacana keadaan di masa dating yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas hingga yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Berikutnya ialah Misi. Misi ialah pembagian terstruktur mengenai secara tertulis terkena visi semoga visi menjadi simpel dimengerti atau terperinci bagi seluruh staf perusahaan.
b. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Realisasi misi perusahaan akan menjadi susah dilakukan bila perusahaan tidak diberinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh lantaran itu, tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternalnya menjadi sangat penting lantaran pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam juga perlu dilakukan. Oleh lantaran itu, taktik yang dibentuk perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini, hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki perusahaan sanggup diketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perusahaan perlu mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya agar
perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif. Perlu diingat bahwa bila peluang disia-siakan, sanggup saja peluang berbalik menjadi bahaya bagi perusahaan. Logikanya lantaran peluang yang disia-siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.
c. Analisis Pilihan Strategi
Pada dasarnya setiap perusahaan, dalam menjalankan usaspesialuntuk, mempunyai strategi. Namun, para pimpinan perusahaan adakala tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bentuk taktik tidak sama-beda antar-industri, antarperusahaan, dan bahkan antar-situasi. Namun adasejumlah taktik yang sudah umum diketahui, dimana strategi-strategi ini sanggup diterapkan pada banyak sekali bentuk industri dan ukuran perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan sebagai taktik generic. Dari majemuk taktik dalam kelompok taktik generic ini akan dipilih salah satu atau kombinasi beberapa taktik induk (grand strategy) dengan memakai cara-cara tertentu.
d. Samasukan Jangka Panjang
Upaya pencapaian tujuan perusahaan ialah suatu proses berkesinambungan yang memerlukan pentahapan. Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai atu belum diharapkan suatu tolak ukur, contohnya kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas, yaitu dengan angka-angka kuantitatif. Pembuatan samasukan jangka panjang ini mengacu kepada taktik induk yang sudah diputuskan sebelumnya.
e. Strategi Fungsional
Langkah penting implementasi taktik induk dilakukan dengan membagi-baginya ke dalam banyak sekali samasukan jangka pendek, contohnya dalam jangka waktu tahunan, secara berkesinambungan dengan memperhatikan skala prioritas serta sanggup diukur. Samasukan jangka pendek ini hendaknya mengacu pada taktik fungisonal yang sifatnya operasional.
Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah banyak sekali bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna taktik utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melaksanakan banyak sekali acara semoga konsisten bukan spesialuntuk dengan taktik utamanyan saja, melainkan juga dengan taktik bidang fungsional lainnya. Di dalam organisasi perusahaan yang konvesional, bidang-bidang fungsional utamanya ialah bidang keuangan, sumber daya manusia, produksi dan operasi, serta bidang pemamasukan.
f. Program, Pelaksanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Agar samasukan yang ingin diraih sanggup direalisasikan dengan taktik yang sudah diputuskan, taktik perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action).
Pelaksanaan tidak efektid bila tidak dilampaui dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta ialah cerminan dari taktik dan kebijakan perusahaan.
Perncanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibentuk dalam bentuk lebih detail, contohnya dalam bentuk program-program kerja, bila acara kerja sudah disiapkan diberikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah sanggup dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa tiruana kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada planning yang sudah disahkan, sehingga samasukan tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil penilaian pekerjaan diketahui bahwa ada faktor X yang menjadikan terjadinya penyimpangan kerja dari planning yang ada, dan memang disebabkan salah perkiraan atau oleh hal-hal lain yang sifatnya uncontrollable, maka planning perlu direvisi ulang
Menurut David (2006), proses administrasi taktik terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan penilaian strategi.
Formulasi taktik termasuk berbagi visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan bahaya eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, tetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan menentukan taktik tertentu yang akan dilaksanakan.
Implementasi taktik mensyaratkan perusahaan untuk tetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga taktik yang sudah diformulasikan sanggup dijalankan. Implementasi taktik termasuk berbagi budaya dan mendukung strategi, membuat struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan perjuangan pemamasukan, menyiapkan anggaran, berbagi dan memberdayakan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Evaluasi taktik ialah tahapan tamat dalam administrasi strategis. Manajer sangat ingin mengetahui kapan taktik tidak sanggup berjalan menyerupai yang diharapkan; penilaian taktik ialah alat utama untuk mendapat gosip ini.
Dimana tiruana taktik sanggup dimodifikasi di masa hadir lantaran faktor internal dan eksternal secara konstan berubah.
Model Manajemen Strategi
Secara umum dijelaskan dalam Umar (2005, p.23), model administrasi taktik dari Fred R. David dipaparkan menyerupai diberikut ini:
a. Visi dan Misi
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan ialah suatu impian wacana keadaan di masa dating yang diinginkan untuk terwujud wacana keadaan di masa dating yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas hingga yang paling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Berikutnya ialah Misi. Misi ialah pembagian terstruktur mengenai secara tertulis terkena visi semoga visi menjadi simpel dimengerti atau terperinci bagi seluruh staf perusahaan.
b. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
Realisasi misi perusahaan akan menjadi susah dilakukan bila perusahaan tidak diberinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh lantaran itu, tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternalnya menjadi sangat penting lantaran pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam juga perlu dilakukan. Oleh lantaran itu, taktik yang dibentuk perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini, hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki perusahaan sanggup diketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perusahaan perlu mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya agar
perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif. Perlu diingat bahwa bila peluang disia-siakan, sanggup saja peluang berbalik menjadi bahaya bagi perusahaan. Logikanya lantaran peluang yang disia-siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.
c. Analisis Pilihan Strategi
Pada dasarnya setiap perusahaan, dalam menjalankan usaspesialuntuk, mempunyai strategi. Namun, para pimpinan perusahaan adakala tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bentuk taktik tidak sama-beda antar-industri, antarperusahaan, dan bahkan antar-situasi. Namun adasejumlah taktik yang sudah umum diketahui, dimana strategi-strategi ini sanggup diterapkan pada banyak sekali bentuk industri dan ukuran perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan sebagai taktik generic. Dari majemuk taktik dalam kelompok taktik generic ini akan dipilih salah satu atau kombinasi beberapa taktik induk (grand strategy) dengan memakai cara-cara tertentu.
d. Samasukan Jangka Panjang
Upaya pencapaian tujuan perusahaan ialah suatu proses berkesinambungan yang memerlukan pentahapan. Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai atu belum diharapkan suatu tolak ukur, contohnya kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas, yaitu dengan angka-angka kuantitatif. Pembuatan samasukan jangka panjang ini mengacu kepada taktik induk yang sudah diputuskan sebelumnya.
e. Strategi Fungsional
Langkah penting implementasi taktik induk dilakukan dengan membagi-baginya ke dalam banyak sekali samasukan jangka pendek, contohnya dalam jangka waktu tahunan, secara berkesinambungan dengan memperhatikan skala prioritas serta sanggup diukur. Samasukan jangka pendek ini hendaknya mengacu pada taktik fungisonal yang sifatnya operasional.
Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah banyak sekali bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna taktik utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini menjadi penuntun dalam melaksanakan banyak sekali acara semoga konsisten bukan spesialuntuk dengan taktik utamanyan saja, melainkan juga dengan taktik bidang fungsional lainnya. Di dalam organisasi perusahaan yang konvesional, bidang-bidang fungsional utamanya ialah bidang keuangan, sumber daya manusia, produksi dan operasi, serta bidang pemamasukan.
f. Program, Pelaksanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Agar samasukan yang ingin diraih sanggup direalisasikan dengan taktik yang sudah diputuskan, taktik perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action).
Pelaksanaan tidak efektid bila tidak dilampaui dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta ialah cerminan dari taktik dan kebijakan perusahaan.
Perncanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibentuk dalam bentuk lebih detail, contohnya dalam bentuk program-program kerja, bila acara kerja sudah disiapkan diberikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah sanggup dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa tiruana kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada planning yang sudah disahkan, sehingga samasukan tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil penilaian pekerjaan diketahui bahwa ada faktor X yang menjadikan terjadinya penyimpangan kerja dari planning yang ada, dan memang disebabkan salah perkiraan atau oleh hal-hal lain yang sifatnya uncontrollable, maka planning perlu direvisi ulang