-->
Model Kano Dalam Pengukuran Kepuasan Konsumen
Model Kano ialah salah satu cara yang sanggup dipakai untuk mengidentifikasi kepuasan konsumen, dimana model ini bertujuan untuk mengategorikan atribut-atribut dari produk ataupun jasa jasa menurut seberapa baik produk atau jasa tersebut bisa memuaskan kebutuhan pelanggan,yang dikembangkan oleh Dr. Noriaki Kano Dalam modelnya, Kano membedakan tiga tipe produk yang diinginkan yang sanggup menghipnotis kepuasan konsumen, yaitu:

Model Kano ialah salah satu cara yang sanggup dipakai untuk mengidentifikasi kepuasan  Model Kano dalam Pengukuran Kepuasan Konsumen


1. Must-be requirements

Tipe ini ialah kriteria dasar yang harus ada pada suatu produk atau jasa. Jika persyaratan dasar ini tidak ada, tidak dipenuhi atau kurang maka konsumen akan merasa sangat tidak puas. Tetapi, jikalau kepuasan lebih kepada konsumen. Pada kenyataannya, konsumen melihat kriteria ini sebagai syarat dasar, tetapi konsumen biasanya tidak secara tegas menyatakan persyaratan ini. alasannya yaitu konsumen menganggap kategori ini sudah semestinya, maka pemenuhan kategori ini tidak akan meningkatkan kepuasan konsumen.
Must-be requirements ialah kriteria dasar dari sebuah produk ataupun jasa. Pemenuhan kategori ini spesialuntuk akan mengarah ke pernyataan tidak puas. Konsumen memandang must-be requirements sebagai syarat mutlak, mereka menganggap kategori ini sudah semestinya ada sehingga secara eksplisit tidak memuaskan mereka. Dalam banyak sekali hal, must-be requirements ialah sebuah faktor kompetitif yang pasti, dan jikalau tidak dipenuhi, maka konsumen sama sekali tidak akan tertarik kepada produk atau jasa yang ditawarkan.
Misalnya akomodasi SMS pada handphone, ialah akomodasi yang sudah seharusnya ada pada handphone keluaran sekarang. Kepuasan konsumen tidak akan meningkat alasannya yaitu pada handphone terdapat akomodasi SMS, tetapi konsumen sama sekali tidak akan tertarik membeli handphone yang tidak mempunyai akomodasi SMS.

2. One-dimensional requirements.

Pada tipe ini, kepuasan konsumen berbanding secara proportional tingkat pemenuhan kebutuhan konsumen, dimana semakin tinggi tingkat pemenuhan kebutuhan dari konsumen, maka semakin tinggi pula derajat kepuasan konsumen dan sebaliknya. One-dimensional requirements secara eksplisit selalu dituntut oleh konsumen.
Misalnya akomodasi biaya murah ketika menghubungi nomor pada provider yang sama, jikalau akomodasi ini didiberikan maka kepuasan konsumen akan eksklusif meningkat, tetapi kepuasan konsumen akan eksklusif menurun jikalau tidak ada akomodasi tsb.

3. Attractive requirements.


Persyaratan ini ialah kunci dari kepuasan konsumen. Persyaratan ini ialah

kriteria produk yang mempunyai imbas paling besar pada kepuasan konsumen jikalau didiberikan. Attractive requirements tidak dituntut harus ada dan juga tidak dibutuhkan oleh konsumen. Pemenuhan persyaratan ini akan mengakibatkan peningkatan kepuasan konsumen yang sangat tinggi. Tetapi
jikalau tidak dipenuhi, tidak akan mengakibatkan penurunan tingkat kepuasan. Peryaratan ini tidak ditetapkan secara tegas ditetapkan maupun dibutuhkan oleh konsumen.
Misalnya pada handphone didiberikan akomodasi camera, maka kepuasan konsumen akan meningkat sangat tinggi, alasannya yaitu konsumen tidak menuntut supaya akomodasi tersebut disediakan. Tetapi jikalau pada handphone tidak terdapat akomodasi tersebut, kepuasan konsumen tidak akan menurun.

Harus diperhatikan pula bahwa kategori konsumen tersebut tidak akan tetap sepanjang masa, tetapi akan berubah sesuai dengan perkembangan waktu.
Secara spesifik, atribut attractive akan menjadi one-dimensional, dan alhasil akan menjadi atribut must-be. Sebagai contoh, akomodasi camera pada handphone pada dikala pertama kali muncul ialah atribut attractive, kini sudah menjadi one-dimensional atau bahkan menjadi atribut must-be bagi sebagian pelanggan.
Implikasi lain dari Model Kano ini yaitu harapan konsumen lebih bersifat dinamis daripada statis.

LihatTutupKomentar