Perilaku Konsumen berdasarkan Schiffman, Kanuk (2004, p. 8) ialah sikap yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penerapan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang dibutuhkan sanggup memuaskan kebutuhan konsumen.
Beberapa faktor yang mensugesti sikap konsumen ialah :
Faktor Sosial
a. Group
Sikap dan sikap seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai imbas pribadi disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, mencakup primary groups (keluarga, kawan, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan mempunyai interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b. Family Influence
Keluarga mempersembahkan imbas yang besar dalam sikap pembelian. Para pelaku pasar sudah menyidik tugas dan imbas suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang tidak sama. Anak-anak sebagai contoh, mempersembahkan imbas yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
c. Roles and Status
Seseorang mempunyai beberapa kelompok menyerupai keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari acara yang dibutuhkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap tugas membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang didiberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).
Faktor Personal
a. Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mensugesti pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mensugesti pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b. Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang hadir dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang tidak sama (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c. Personality and Self Concept
Personality ialah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, simpel beradaptasi, bergairah (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang mempunyai citra diri yang kompleks, dan sikap seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d. Age and Life Cycle Stage
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berafiliasi dengan umur, membeli juga dibuat oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berafiliasi dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan seni administrasi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e. Occupation
Pekerjaan seseorang mensugesti barang dan jasa yang dibeli. misalnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang hadir ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
Faktor Psychological
a. Motivation
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan insan diatur berdasarkan sebuah hierarki, dari yang paling mendesak hingga paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting diberikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
b. Perception
Persepsi ialah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan gosip untuk membentuk sebuah citra yang berarti dari dunia. Orang sanggup membentuk banyak sekali macam persepsi yang tidak sama dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c. Learning
Pembelajaran ialah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari gosip terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik gosip terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi sikap masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d. Beliefs and Attitude
Beliefs ialah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs sanggup didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan kepercayaan (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes ialah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau inspirasi (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan sikap yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan forum penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari cita-cita dan sikap seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan sikap yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
a. Subculture
Sekelompok orang yang membuatkan sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, menyerupai kebangsaan, agama, dan kawasan (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang tidak sama mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali tidak sama secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
b. Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak spesialuntuk ditentukan oleh satu faktor saja contohnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian berdasarkan Schiffman, Kanuk (2004, p.547) ialah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang sanggup membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli sanggup mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut sanggup digolongkan sebagai diberikut:
1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun sanggup juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase sanggup dialihkan dengan taktik marketing contohnya pengurangan harga, kupon, atau acara promosi lainnya.
2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda hingga dikala pembelajaran. Keputusan simpulan sanggup dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk
3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk patidakboleh sebagai pengganti daftar belanja. melaluiataubersamaini kata lain, sebuah patidakboleh sanggup mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128)
Beberapa faktor yang mensugesti sikap konsumen ialah :
Faktor Sosial
a. Group
Sikap dan sikap seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai imbas pribadi disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, mencakup primary groups (keluarga, kawan, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan mempunyai interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b. Family Influence
Keluarga mempersembahkan imbas yang besar dalam sikap pembelian. Para pelaku pasar sudah menyidik tugas dan imbas suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang tidak sama. Anak-anak sebagai contoh, mempersembahkan imbas yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
c. Roles and Status
Seseorang mempunyai beberapa kelompok menyerupai keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari acara yang dibutuhkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap tugas membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang didiberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).
Faktor Personal
a. Economic Situation
Keadaan ekonomi seseorang akan mensugesti pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mensugesti pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b. Lifestyle
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang hadir dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang tidak sama (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c. Personality and Self Concept
Personality ialah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, simpel beradaptasi, bergairah (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang mempunyai citra diri yang kompleks, dan sikap seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d. Age and Life Cycle Stage
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berafiliasi dengan umur, membeli juga dibuat oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berafiliasi dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan seni administrasi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e. Occupation
Pekerjaan seseorang mensugesti barang dan jasa yang dibeli. misalnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang hadir ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
Faktor Psychological
a. Motivation
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan insan diatur berdasarkan sebuah hierarki, dari yang paling mendesak hingga paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting diberikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
b. Perception
Persepsi ialah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan gosip untuk membentuk sebuah citra yang berarti dari dunia. Orang sanggup membentuk banyak sekali macam persepsi yang tidak sama dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c. Learning
Pembelajaran ialah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari gosip terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik gosip terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi sikap masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d. Beliefs and Attitude
Beliefs ialah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs sanggup didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan kepercayaan (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes ialah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau inspirasi (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan sikap yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan forum penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari cita-cita dan sikap seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan sikap yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
a. Subculture
Sekelompok orang yang membuatkan sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, menyerupai kebangsaan, agama, dan kawasan (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang tidak sama mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali tidak sama secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
b. Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak spesialuntuk ditentukan oleh satu faktor saja contohnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian berdasarkan Schiffman, Kanuk (2004, p.547) ialah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang sanggup membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli sanggup mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut sanggup digolongkan sebagai diberikut:
1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif) namun sanggup juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah (kebutuhan rumah tangga). Planned purchase sanggup dialihkan dengan taktik marketing contohnya pengurangan harga, kupon, atau acara promosi lainnya.
2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi pemilihan merek ditunda hingga dikala pembelajaran. Keputusan simpulan sanggup dipengaruhi oleh discount harga, atau display produk
3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan produk patidakboleh sebagai pengganti daftar belanja. melaluiataubersamaini kata lain, sebuah patidakboleh sanggup mengingatkan sesorang akan kebutuhan dan memicu pembelian (Engel, F. James, et.al , 2001, pp.127-128)