Bentuk Pengembangan Produk
Macam bentuk pengembangan produk yang perlu dikembangkan oleh perusahaan ada 3 macam Menurut Prawiramidjaya (1994:94) yaitu:
a. Initial Development
Suatu perjuangan penerapan barang sehingga memiliki tingkat penerapan yang lebih tinggi dari tingkat sebelumnya.
b. Improvement Development
Adalah setiap perubahan barang yang berakibat barang tersebut bisa memenuhi kebutuhan konsumen atau ialah perubahan suatu barang pada wujud atau bentuk yang lebih disukai konsumen.
c. New Use Application
Adalah ialah suatu penerapan barang dengan cara meningkatkan guna barang tersebut. Penggunaan barang dalam majemuk variasi yaitu ialah ciri dalam pengembangan produk.
Tahap-tahap dalam pengembangan Produk enurut Swastha (1997 : 184-186):
a. Tahap Penyaenteng
Tahap Penyaenteng dilakukan setelah banyak sekali macam wangsit wacana produk sudah tersedia. Dalam tahap ini ialah pemilihan sejumlah wangsit dari banyak sekali macam sumber. Adapun informasi atau wangsit berasal dari manager perusahaan, pesaing, para andal termasuk konsultan, para penyalur, langganan, atau forum lain.
b. Tahap Analisa Bisnis
Pada tahap ini msing-masing wangsit dianalisa dari segi bisnis untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan wangsit tersebut sanggup menghasilkan laba.
c. Tahap Pengembangan
Pada tahap ini, ide-ide yang sudah dianalisa perlu dikembangkan alasannya yaitu ide-ide tersebut dianggap lebih menguntungkan. Pengembangan ini tentunya harus sesuai dengan kemampuan perusahaan.
d. Tahap Pengujian
Tahap pengujian ialah kelanjutan dari tahap pengembangan, meliputi:
1. Pengujian wacana konsep produk
2. Pengujian terhadap kesukaan konsumen
3. Penelitian laboratorium
4. Test penerapan
5. Operasi pabrik percontohan
6. Tahap Komersialisasi
Tahap ini ialah tahap terakhir dari rangkaian pengembangan produk baru. Pada tahap ini tiruana kemudahan sudah disiapkan baik itu kemudahan produksi maupun kemudahan pemamasukan. Semua aktivitas harus saling bekerja sama meskipun memiliki tujuan tidak sama.
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan produk Menurut Swastha (1997 : 187):
1. Tidak stabilnya posisi persaingan
melaluiataubersamaini semakin banyaknya produk sejenis yang ditawarkan maka situasi persaingan semakin tajam, apalagi para pengusaha sejenis yang sudah memperbaiki produk untuk lebih disesuaikan.
2. Munculnya persaingan
Suatu barang yang terjual dengan baik di pamasukan dan sanggup menghasilkan keuntungan, akan mendorong pengusaha lain untuk memproduksi barang yang sedang laris tersebut bahkan dengan kualitas yang lebih baik.
3. Banyaknya variasi penerapan barang
melaluiataubersamaini makin banyaknya variasi penerapan suatu produk maka hal ini akan mendorong perusahaan untuk membuatkan hasil produksinya, sehingga produk tersebut akan memiliki majemuk kegunaan.
4. Pemanfaatan kapasitas produksi yang efektif
Faktor lain melaksanakan pengembangan produk yaitu memanfaatkan kapasitas produksi, alasannya yaitu pada umumnya perusahaan belum berproduksi pada kapasitas penuh.
Menurut George (1993 : 11) faktor eksternal yang kemungkinan besar paling menghambat introduksi produk yaitu meningkatnya biaya modal. Sudah terang bahwa dana yang dikeluarkan untuk membiayai kegagalan yaitu uang yang lebih baik dibelanjakan untuk membuatkan dan memperkenalkan keberhasilan. Mengetahui penyebab kegagalan sanggup memmenolong menyaring perjuangan yang akan gagal sebelum terlanjur mengeluarkan terlalu banyak dana dan waktu. Hal yang sangat bermanfaa untuk melihat bagaimana administrasi menilai beberapa alasan keberhasilan dan kegagalan dalam perjuangan mencapai samasukan produk baru. Seperti sudah sanggup diperkirakan, alasannya yaitu serupa, yaitu:
a. Riset pasar yang meramal ataupun tidak.
b. Penjadwalan waktu yang baik atau buruk.
Sedangkan berdasarkan Kotler (1998 : 274) faktor-faktor yang turut dalam menghambat pengembangan produk gres adalah:
a. Kekurangan gagasan produk gres yang penting di area tertentu (mungkin spesialuntuk tersisa sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar).
b. Pasar yang terbagi-bagi (persaingan ketat menjadikan pasar terbagi-bagi).
Perusahaan harus mengarahkan produk gres mereka pada sekmen pasar yang lebih kecil, dan hal ini berarti penjualan dan keuntungan yang lebih rendah untuk tiap produk.
c. Kendala sosial dan pemerintah (produk gres harus memenuhi kriteria menyerupai keamanan dan keseimbangan lingkungan).
d. Mahalnya proses pengembangan produk gres (suatu perusahaan umumnya harus membuat banyak gagasan produk gres untuk menemukan spesialuntuk satu yang layak dikembangkan).
e. Kekurangan modal (beberapa perusahaan dengan gagasan-gagasan baik tidak sanggup mengumpulkan dana yang diharapkan untuk melaksanakan riset).
f. Waktu pengembangan yang lebih singkat (banyak pesaing mungkin mendapat gagasan yang sama pada ketika yang sama, dan kemenangan sering diraih oleh yang paling gesit).
g. Siklus produk yang lebih singkat (ketika suatu produk gres berhasil, pesaing dengan cepat menirunya).
Macam bentuk pengembangan produk yang perlu dikembangkan oleh perusahaan ada 3 macam Menurut Prawiramidjaya (1994:94) yaitu:
a. Initial Development
Suatu perjuangan penerapan barang sehingga memiliki tingkat penerapan yang lebih tinggi dari tingkat sebelumnya.
b. Improvement Development
Adalah setiap perubahan barang yang berakibat barang tersebut bisa memenuhi kebutuhan konsumen atau ialah perubahan suatu barang pada wujud atau bentuk yang lebih disukai konsumen.
c. New Use Application
Adalah ialah suatu penerapan barang dengan cara meningkatkan guna barang tersebut. Penggunaan barang dalam majemuk variasi yaitu ialah ciri dalam pengembangan produk.
Tahap-tahap dalam pengembangan Produk enurut Swastha (1997 : 184-186):
a. Tahap Penyaenteng
Tahap Penyaenteng dilakukan setelah banyak sekali macam wangsit wacana produk sudah tersedia. Dalam tahap ini ialah pemilihan sejumlah wangsit dari banyak sekali macam sumber. Adapun informasi atau wangsit berasal dari manager perusahaan, pesaing, para andal termasuk konsultan, para penyalur, langganan, atau forum lain.
b. Tahap Analisa Bisnis
Pada tahap ini msing-masing wangsit dianalisa dari segi bisnis untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan wangsit tersebut sanggup menghasilkan laba.
c. Tahap Pengembangan
Pada tahap ini, ide-ide yang sudah dianalisa perlu dikembangkan alasannya yaitu ide-ide tersebut dianggap lebih menguntungkan. Pengembangan ini tentunya harus sesuai dengan kemampuan perusahaan.
d. Tahap Pengujian
Tahap pengujian ialah kelanjutan dari tahap pengembangan, meliputi:
1. Pengujian wacana konsep produk
2. Pengujian terhadap kesukaan konsumen
3. Penelitian laboratorium
4. Test penerapan
5. Operasi pabrik percontohan
6. Tahap Komersialisasi
Tahap ini ialah tahap terakhir dari rangkaian pengembangan produk baru. Pada tahap ini tiruana kemudahan sudah disiapkan baik itu kemudahan produksi maupun kemudahan pemamasukan. Semua aktivitas harus saling bekerja sama meskipun memiliki tujuan tidak sama.
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan produk Menurut Swastha (1997 : 187):
1. Tidak stabilnya posisi persaingan
melaluiataubersamaini semakin banyaknya produk sejenis yang ditawarkan maka situasi persaingan semakin tajam, apalagi para pengusaha sejenis yang sudah memperbaiki produk untuk lebih disesuaikan.
2. Munculnya persaingan
Suatu barang yang terjual dengan baik di pamasukan dan sanggup menghasilkan keuntungan, akan mendorong pengusaha lain untuk memproduksi barang yang sedang laris tersebut bahkan dengan kualitas yang lebih baik.
3. Banyaknya variasi penerapan barang
melaluiataubersamaini makin banyaknya variasi penerapan suatu produk maka hal ini akan mendorong perusahaan untuk membuatkan hasil produksinya, sehingga produk tersebut akan memiliki majemuk kegunaan.
4. Pemanfaatan kapasitas produksi yang efektif
Faktor lain melaksanakan pengembangan produk yaitu memanfaatkan kapasitas produksi, alasannya yaitu pada umumnya perusahaan belum berproduksi pada kapasitas penuh.
Menurut George (1993 : 11) faktor eksternal yang kemungkinan besar paling menghambat introduksi produk yaitu meningkatnya biaya modal. Sudah terang bahwa dana yang dikeluarkan untuk membiayai kegagalan yaitu uang yang lebih baik dibelanjakan untuk membuatkan dan memperkenalkan keberhasilan. Mengetahui penyebab kegagalan sanggup memmenolong menyaring perjuangan yang akan gagal sebelum terlanjur mengeluarkan terlalu banyak dana dan waktu. Hal yang sangat bermanfaa untuk melihat bagaimana administrasi menilai beberapa alasan keberhasilan dan kegagalan dalam perjuangan mencapai samasukan produk baru. Seperti sudah sanggup diperkirakan, alasannya yaitu serupa, yaitu:
a. Riset pasar yang meramal ataupun tidak.
b. Penjadwalan waktu yang baik atau buruk.
Sedangkan berdasarkan Kotler (1998 : 274) faktor-faktor yang turut dalam menghambat pengembangan produk gres adalah:
a. Kekurangan gagasan produk gres yang penting di area tertentu (mungkin spesialuntuk tersisa sedikit cara untuk memperbaiki beberapa produk dasar).
b. Pasar yang terbagi-bagi (persaingan ketat menjadikan pasar terbagi-bagi).
Perusahaan harus mengarahkan produk gres mereka pada sekmen pasar yang lebih kecil, dan hal ini berarti penjualan dan keuntungan yang lebih rendah untuk tiap produk.
c. Kendala sosial dan pemerintah (produk gres harus memenuhi kriteria menyerupai keamanan dan keseimbangan lingkungan).
d. Mahalnya proses pengembangan produk gres (suatu perusahaan umumnya harus membuat banyak gagasan produk gres untuk menemukan spesialuntuk satu yang layak dikembangkan).
e. Kekurangan modal (beberapa perusahaan dengan gagasan-gagasan baik tidak sanggup mengumpulkan dana yang diharapkan untuk melaksanakan riset).
f. Waktu pengembangan yang lebih singkat (banyak pesaing mungkin mendapat gagasan yang sama pada ketika yang sama, dan kemenangan sering diraih oleh yang paling gesit).
g. Siklus produk yang lebih singkat (ketika suatu produk gres berhasil, pesaing dengan cepat menirunya).