Pada dasarnya Multiple Discriminant Analysis (MDA) sanggup dipergunakan untuk mengetahui variabel-variabel penciri yang membedakan kelompok populasi yang ada, juga sanggup dipergunakan sebagai kriteria pengelompokan. MDA dilakukan pada menurut perhitungan statistik terhadap pengelompokan yang terlebih lampau diketahui secara terperinci dan mantap
pengelompokan.
MDA secara umum ialah Z = V1(X1) + V2(X2) +.... + Vn(Xn) dimana VI dan V2 ialah parameter (weights) sedangkan XI, X2...Xn ialah rasio-rasio keuangan yang berkontribusi pada model prediksi (Harymami, 2001: 23-31).
Multiple Discriminant Analysis Altman atau yang biasa disebut Z-score Model Altman memakai rasio keuangan yang mencakup beberapa aspek rasio likuiditas perusahaan menyerupai rasio lancar, rasio leverage perusahaan menyerupai rasio pertolongan terhadap modalnya, rasio profitabilitas menyerupai rasio keuntungan membersihkan terhadap modal atau akumulasi keuntungan ditahan. melaluiataubersamaini mendasarkan rasio kepada rasio keuangan tersebut, Z-score Model Altman berhasil dipergunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan kedalam kelompok yang memiliki kemungkinan yang tinggi untuk melarat atau kelompok perusahaan yang kemungkinan mengalami melarat rendah. Z-score Model Altman memungkinkan untuk memperkirakan
kebangkrutan hingga dua tahun sebelum datang saatnya.
Menurut The Journal of Finance Altman tahun 1968, Z-score Model Altman ialah sebagai diberikut:
Z = 1.2 * Working capital/total assets + 1.4 * Retained Earnings/total assets + 3.3 * EBIT/total assets + 0.6 * Market value equity/book value of total debt +1.0* Total assets turnover
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan melarat didasarkan pada nilai Z yang diperoleh, yaitu:
• Bila Z > 2.67, maka termasuk perusahaan sehat
• Bila Z < 1.81, maka termasuk perusahaan yang bangkrut
• Bila Z berada diantara 1.81 hingga 2.67, maka termasuk grey area (tidak sanggup ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan)
Analisis Z-Score Altman, penerapan analisis rasio keuangan masih terbatas sebab dilakukan secara terpisah, artinya setiap rasio diuji secara terpisah.
Untuk mengatasi keterbatasan analisa rasio tersebut, Altman sudah mengkombinasikan beberapa rasio menjadi model prediksi dengan metode statistik yaitu analisis diskriminan yang dipakai untuk memprediksi kabangkrutan perusahaan dengan metode Altman Z-Score. Z-Score ialah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang akan mengatakan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Supardi, 2003:73).
Berdasarkan penelitian lebih lanjut diketahui bahwa persamaan Z-Score Model Altman tahun 1968 spesialuntuk memiliki keakuratan 30 %. Untuk itu pada tahun 1983 Altman merevisinya dengan persamaan yang baru:
Z' = 0.7 * Working capital/total assets + 0.847 * Retained earnings/total assets + 3.107 * EBIT/total assets + 0.420 * Market value equity/book value of total debt + 0.998 * Total assets turnover
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan melarat didasarkan pada nilai Z yang diperoleh, yaitu:
• Bila Z >2.9, maka termasuk perusahaan sehat
• Bila Z <1.23, maka termasuk perusahaan yang melarat • Bila Z berada diantara 1.23 hingga 2.9, maka termasuk grey area (tidak sanggup ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan). (Edward I. Altman, www.stern.nyu.edu/ ealtman/zscorepresentation.pdf, p.22).
Menurut Fifi Swandi (2003:45) ketepatan prediksi masa depan berlaku selama emiten memiliki kondisi keuangan yang sama dengan pada dikala prediksi dilakukan. Apabila emiten melaksanakan perbaikan kerja melalui seni administrasi yang tepat, kemungkinan besar ada ketidaktepatan prediksi. Namun kelemahan apapun yang dihadapi pada kenyataannya prediksi masih selalu dipakai untuk pengambilan keputusan.
Download Skripsi Mengenai Analisis Pengaruh Kebangkrutan Bank melaluiataubersamaini Metode Altman Z-Score Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta
pengelompokan.
MDA secara umum ialah Z = V1(X1) + V2(X2) +.... + Vn(Xn) dimana VI dan V2 ialah parameter (weights) sedangkan XI, X2...Xn ialah rasio-rasio keuangan yang berkontribusi pada model prediksi (Harymami, 2001: 23-31).
Multiple Discriminant Analysis Altman atau yang biasa disebut Z-score Model Altman memakai rasio keuangan yang mencakup beberapa aspek rasio likuiditas perusahaan menyerupai rasio lancar, rasio leverage perusahaan menyerupai rasio pertolongan terhadap modalnya, rasio profitabilitas menyerupai rasio keuntungan membersihkan terhadap modal atau akumulasi keuntungan ditahan. melaluiataubersamaini mendasarkan rasio kepada rasio keuangan tersebut, Z-score Model Altman berhasil dipergunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan kedalam kelompok yang memiliki kemungkinan yang tinggi untuk melarat atau kelompok perusahaan yang kemungkinan mengalami melarat rendah. Z-score Model Altman memungkinkan untuk memperkirakan
kebangkrutan hingga dua tahun sebelum datang saatnya.
Menurut The Journal of Finance Altman tahun 1968, Z-score Model Altman ialah sebagai diberikut:
Z = 1.2 * Working capital/total assets + 1.4 * Retained Earnings/total assets + 3.3 * EBIT/total assets + 0.6 * Market value equity/book value of total debt +1.0* Total assets turnover
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan melarat didasarkan pada nilai Z yang diperoleh, yaitu:
• Bila Z > 2.67, maka termasuk perusahaan sehat
• Bila Z < 1.81, maka termasuk perusahaan yang bangkrut
• Bila Z berada diantara 1.81 hingga 2.67, maka termasuk grey area (tidak sanggup ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan)
Analisis Z-Score Altman, penerapan analisis rasio keuangan masih terbatas sebab dilakukan secara terpisah, artinya setiap rasio diuji secara terpisah.
Untuk mengatasi keterbatasan analisa rasio tersebut, Altman sudah mengkombinasikan beberapa rasio menjadi model prediksi dengan metode statistik yaitu analisis diskriminan yang dipakai untuk memprediksi kabangkrutan perusahaan dengan metode Altman Z-Score. Z-Score ialah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang akan mengatakan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Supardi, 2003:73).
Berdasarkan penelitian lebih lanjut diketahui bahwa persamaan Z-Score Model Altman tahun 1968 spesialuntuk memiliki keakuratan 30 %. Untuk itu pada tahun 1983 Altman merevisinya dengan persamaan yang baru:
Z' = 0.7 * Working capital/total assets + 0.847 * Retained earnings/total assets + 3.107 * EBIT/total assets + 0.420 * Market value equity/book value of total debt + 0.998 * Total assets turnover
Klasifikasi perusahaan yang sehat dan melarat didasarkan pada nilai Z yang diperoleh, yaitu:
• Bila Z >2.9, maka termasuk perusahaan sehat
• Bila Z <1.23, maka termasuk perusahaan yang melarat • Bila Z berada diantara 1.23 hingga 2.9, maka termasuk grey area (tidak sanggup ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan). (Edward I. Altman, www.stern.nyu.edu/ ealtman/zscorepresentation.pdf, p.22).
Menurut Fifi Swandi (2003:45) ketepatan prediksi masa depan berlaku selama emiten memiliki kondisi keuangan yang sama dengan pada dikala prediksi dilakukan. Apabila emiten melaksanakan perbaikan kerja melalui seni administrasi yang tepat, kemungkinan besar ada ketidaktepatan prediksi. Namun kelemahan apapun yang dihadapi pada kenyataannya prediksi masih selalu dipakai untuk pengambilan keputusan.
Download Skripsi Mengenai Analisis Pengaruh Kebangkrutan Bank melaluiataubersamaini Metode Altman Z-Score Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Jakarta